Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Abdul Azis, adalah seorang penikmat seni, dari seni sastra, teater, hingga tarian daerah terkhusus kuda lumping. Berasal dari kota Kediri

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Gunung Kelud, Wisata Ikon Kediri Lagi

3 September 2020   15:00 Diperbarui: 3 September 2020   17:14 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


"Jangan sebut nama Kediri, kalau kita belum menemukan jati diri"

Ya mungkin kalimat ini yang sering diucapkan kakek nenek kita sebagai orang Kediri. Kediri mempunyai dua suku kata dari Ke= menuju, dan Diri= tubuh kita (hati, pikiran, perbuatan, dsb). Maka Kediri sendiri berarti Menuju diri sendiri yang bermaksud dengan kita sebagai orang Kediri harus bisa menemukan jati diri kita dengan prilaku yang sopan santun, lemah lembut, tapi berwibawa. 

Maka tak hayal pula jika kita bertemu dengan orang Kediri kita merasa nyaman untuk berbincang karena kelembutan tutur sapa meskipun dia bertato atau terlihat garang sekalipun seperti saya ini. Hehehehe eits saya tidak bertato yaa cuma garang saja tapi juga kadang mrlancolis

Selain kutipan diatas, ada juga yang seperti ini

"Jangan berkunjung ke Kediri, kalau belum bisa mengagumi"

Saya sebagai bocah Kediri ini sering kali merasa sombong jika habis mendengar kutipan tersebut. Gimana tidak, saya orang Kediri harus dikagumi bray. Waah kereen saya ini. Hahahah

Docpri: Abdul Azis le putra marsyah
Docpri: Abdul Azis le putra marsyah
Tapi kesombongan tersebut sirna setelah tau maksud dari kutipan diatas tersebut. Bahwa orang yang berkunjung ke Kediri entah itu berwisata atau menjalankan tugas pekerjaannya harus siap mengagumi keindahan Kota Kediri yang harmoni ini. Kenapa harus kagum? 

Gimana lagi kalau gak kagum, semua di Kediri ini ada, dari kota santri sampai berbagai kuliner tersaji di sini.Dan yang paling penting adalah Wisata, satu ini adalah yang wajib kita datangi jika berkunjung ke Kediri, kalau tidak sempat aduuuh bakalan nyesel deh. Hehehe. Wisata apa itu?. Ya Wisata Alam Gunung Kelud. 

Dari saya SD umur sekitar Tahun 2004, Gunung Kelud ini sudah  menjadi objek wisata dengan mengunggulkan kawah biru yang sangat indah, banyak wisatawan yang ingin berendam di sana. "Wih udaranya sejuk, ditambah berendam di kawah yang indah, serasa surga dunia kalia ya, hehhehe".

Kelud.com
Kelud.com
Kawah Gunung Kelud

Namun, keindahan tersebut menjadi suram karena adanya pergerakan-pergerakan dalam bumi (apa ya bahasa Pengetahuannya, kurang tau saya hehehe) yang memang bersumber dari Gunung Kelud pada tahun 2006. Kejadian tersebut membuat geger penduduk sekitar yang berjarak radius 20km dari Gunung Kelud. 

Ya karena di isukan akan adanya Letusan dari Gunung Kelud. Tapi setelah keadaan membaik karena tidak ada letusan yang membahayakn maka penduduk sekitar dipulangkan ke rumah masing-masing. 

Namun warga se Kediri raya dikejutkan atas munculnya gundukan Batu yang semakin lama semakin meninggi di Kawah Gunung Kelud, yang akhirnya warga sekitar menyebutnya Anak Gunung Kelud.

Kelud.com
Kelud.com
Anak Gunung Kelud

"Wah, jadi tidak indah lagi dong Gunung Keludnya?"

Salah, jika ada orang yang beranggapan Gunung Kelud tidak indah lagi setelah adanya Anak Gunung Kelud. Memang ini di luar dugaan warga sekitar yang mencari penghasilan dari berdagang di Wisata Gunung Kelud. Karena Anak Gunung Kelud ini menarik perhatian Wisatawan dari Kediri sendiri maupun luar kota.

"Saya jauh-jauh dari Ngawi mas, penasaran Seperti apa yang di maksud Anak Gunung Kelud sampai menggegerkan media berita, dan ternyata sangat bagus, saya dan keluarga sempat foto-foto di sana". 

Jelas wisatawan dari ngawi saat berbincang di rest area. Memang Anak Gunung Kelud malah menjadi salah satu objek untuk berfoto ria untuk kenang-kenangan.

Setelah beberapa tahun kemudian tepatnya Tahun 2014, Gunung Kelud ini benar-benar memuntahkan magma dari dalam perut bumi, ledakan cukup besar, sehingga abu vulkanik teresebar ke beberapa kota sekitar, malah saya dengar dari teman saya yang di Jogjakarta abunya sampai kesana setlah melewati 6 jam dari letusan. Pasca letusan tersebut akhirnya warga sekitar hampir putus asa karena sudah tidak ada lagi sumber ekonomi darinya.

"Dah gak tau mau gimana lagi mas, Tempat saya berjualan sudah tertimbun pasir semua, wisatawan paling-paling bakal sepi karena hawa yang panas ini". Keluh salah satu pedagang di Gunung Kelud.

KediriNews.com
KediriNews.com
Padang Pasir Gunung Kelud

Mendengar hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Kediri segera bertindak cepat. Yang akhirnya diadakan penanaman 1000 pohon dengan peserta dari beberapa kalangan. 

Belum beberapa lama penanaman pohon diadakan diluar dugaan juga wisatawan berduyun-duyun datang untuk alasan melihat kondisi Gunung yang sudah sempat masuk 10 Keajaiban Dunia ini. Dan reponya adalah Gunung Kelud semakin bagus, seperti padang pasir. "Ini sangat indah, saya belum pernah melihat pemandangan seindah ini"

Dari situ warga sekitar bangkit kembali dan bekerja sama dengan Pemerintah Kediri untuk terus membangun Wisata terbaiknya ini. Dan alhasil banyak objek wisata yang dibangun sepanjang perjalanan dari pintu masuk sampai puncak.

Docpri: Abdul Azis le putra marsyah
Docpri: Abdul Azis le putra marsyah
Kampung Anggrek

Kelud.com
Kelud.com
Wisata Berkuda

Docpri: Abdul Azis le putra marsyah
Docpri: Abdul Azis le putra marsyah
Jalan misteri

Gimana? Tertarik untuk berkunjung? Ayo silahkan berkunjung mumpung 3 bulan lagi ada libur panjangkan? Hehehe sambil ngumpulin biaya ya. Eh iya satu lagi, kalau mau berkunjung kabar-kabar saya, rumah saya selalu dilewati para wisatawan yang berkunjung ke Gunung Kelud. Siapa tau kita bisa akrab. Hehehe

Sekian,
Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun