Dalam artikel saya kali ini bukan tentang puisi atau fiksi. Ya, melihat judul Barik'an di atas kali ini saya akan menyinggung tentang kebudayaan yang masih melekat di daerah-daerah terutama Suku Jawa. Walaupun kebanyakan anak-anak muda seumuran saya sudah dibilan generasi milenial, mungkin dengan artikel kali ini saya berharap akan mengajak anak-anak muda menimbulkan lagi wujud cinta dan sayangnya kepada Budaya kita (Indonesia) yang tidak boleh dilupakan.
Biasanya Barik'an dilakukan oleh daerah-daerah yang masih meyakini adanya roh-roh halus, leluhur, ataupun danyang yang dapat mempengaruhi kehidupannya.Â
Barikan sendiri adalah bentuk upacara untuk menolak balak dari bencana, musibah, atau wabah yang sedang terjadi di lingkungan masyarakat tersebut. Seperti halnya baru-baru ini di desa saya sendiri yaitu Dsn. Bolorejo Ds. Wonorejo Kec. Wates Kab. Kediri Jawa Timur.Â
Pada tanggal 1 Suro (Bulan Hijriyah dalam sebutan Jawa) masyarakat Dsn. Bolorejo mengadakan Upacara Barik'an yang bertujuan agar masyarakat sekitar terhindar dari mara bahaya seperti yang sedang marak saat ini Covid-19.Â
Mungkin ada beberapa orang yang menganggap upacara Barik'an ini adalah syirik untuk Agama, tapi sebenarnya tidak.
Di dalam upacara Barikan ini terdapat berbagai perpaduan unsur-unsur budaya yang berasal dari berbagai agama seperti animism, dinamisme,Â
Hindu, Budha dan Islam dalam upacara tersebut antara lain :
1. Masyarakat Dsn Bolorejo masih kuat keyakinnya terhadap roh-roh halus yang mempengaruhi kehidupan mereka. Dan tempat yang dianggap ada arwahnya yang bertempat tinggal, dengan demikian  ditegaskan dalam pelaksanaan upacara Barikan terdapat unsur animisme dan dinamisme.
2. Pada upacara Barikan unsur Hindu Nampak pada macam sesaji yang ditujukan kepada Yang Mbau Rekso desa atau Danyang, sebagai kurban dimaksud untuk mempengaruhi para dewa agar berkenan menolong manusia. Di samping itu penghormatan roh leluhur, alat-alat upcara dan mantra-mantra yang berasal dari agama Hindu, Budha, dan Islan Kejawen.
3. Upacara Barik'an biasanya dipimpin oleh duku, modin, sesepuh daerah masyarakat yang lebig mengetahui tentang roh-roh halus, leluhur hingga danyang.
4. Upacara Barikan diakhiri dengan makan bersama atau kenduren, dan do'a yang dipanjatkan yaitu ayat kursi dan do'a kubur serta waktu pelaksanaan upacara pada bulan yang dianggap banyak membawa berkah ini semua merupan ciri khas budaya atau Agama Islam.