Puisi Paragraf
Ini keroncong kemerdekaan, murni tanpa irama syhadu mendayu. Katakan kepada kaum revolusioner muda di seantero negeri, rapatkan barisan, perkokoh simpul gerakan. Bersiaplah untuk bergerak serentak menjemput momentum revolusi. Buat apa negeri kaya energi dan sumber daya alam, jikalau rakyatnya tetap tidur menggelandang di trotoar jalan atau di kolong jembatan, menempati gubuk-gubuk reyot di sepanjang bantaran kali kumuh,
"mak, putra kalau sudah besar pengen jadi orang sukses, biar kita tidak tidur kedinginan lagi".
 Oceh anak 4 tahun dirangkulan ibunya menuju tidur
Buat apa negeri dengan tanah yang subur, jikalau masih kita dapati rakyat di pedesaan makan nasi aking, bergizi buruk, atau terpaksa antri menadah tangan mengharapkan sokongan BLT.
"Aku dapat ya alhamdulillah, kalo gak dapet ya biarlah" ketus ibu-ibu desa dengan kaki ungkang-ungkang
Buat apa makna tumpah darah jutaan nyawa pejuang merebut kemerdekaan, jikalau kehidupan para veteran pejuang bangsa, tetap saja masih terabaikan, atau sering kita jumpai rakyat menjerit histeris dan lari tunggang-langgang karena lapak dagangannya diobrak-abrik satpol pp menjelang lebaran. Dan yang ironisnya nasib mereka sama-sama miskin hidupnya.
Kediri, 16 Agustus 2020
Buah Karya: Abdul Azis (Le Putra Marsyah)