Mohon tunggu...
GENTRUDIS PURBA
GENTRUDIS PURBA Mohon Tunggu... Novelis - Pencari suaka di kala sunyi

Penyair dengan lisan yang hangat mampu bercerita menyampaikan kata kata hati

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kepadamu yang Sudah Tiada (Ayah)

12 Oktober 2020   07:26 Diperbarui: 12 Oktober 2020   07:28 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Boleh kah aku bertanya pada mu ayah?
Gak tau kenapa malam ini juga malam sebelum nya hati ku serasa sunyi
Disini tidak ada orang selain aku yang larut dalam tangisan

Ijin kan lah aku bertanya sekalipun ayah sudah tiada
Sekalipun ayah tidak menjawab pertanyaan ku
Aku rindu ayah,
Yah,apa yang yang ayah terima sewaktu dulu?
Sewaktu aku dalam kandungan ibu

Tolong kasi tau aku ayah,
Bukan nya aku mengeluh,atau menyesali atas kehidupan yang pahit ini
Tapi sepertinya untuk senyum aja aku enggan saat ini
Saat kata yang tidak kata yang selalu di sampaikan orang pada ku
Juga cerita selalu cerita di sampaikan tetangga

Aku hampir melupakan masa itu yah
Saat usia tiga tahun,bencana itu datang pada ku
Di usia itu aku tidak tau bahaya atau kehilangan,tapi seperti itu bencana menghampiri ku
Tapi sekarang aku menyadari nya yah,
Jika takdir sial itu akan datang pada ku,tidak akan bisa aku menolak nya
Apapun yang ku buat untuk menghalanginya,pasti ia akan datang juga pada ku

Tapi tuhan itu baik yah,
Ia memberiku ketabahan,hingga mampu membuat ku bertahan sampai saat ini
Ayah tau?
Walaupun setinggi tinggi nya gunung itu harus lah ku daki
Dan sedalam apapun lautan itu harus ku sebrangi
Hujan yang lebat,badai hingga petir mengancam sekalipun yah
Namun tetap lah harus ku jalani,karena kehidupan ku,bukan kehidupan raja

Kadang aku menangis memohon sama allah
Saat hati ini melihat arah sebelah kanan
Tapi saat aku menoleh sebelah kiri,air mata ku tak hentinya menetes
Disitu ada kehidupan yang selalu dalam ke sedihan
Seperti buah yang jatuh sebelum tiba masak nya
Ia terpisah dari pohon nya,hingga busuk sekalipun tidak ada yang peduli
Ayah,jangan marah yah atas pertanyaan ku
Jujur yah,
Sepahit apapun kehidupan ini,tidak mengurangi banggaku terlahir di bumi ini

Bangga menjadi anak dari ibu dan ayah,
Walau terkadang hati ini slalu ingat pada mu yah
Ia,di saat usia orang dewasa memanggil ayah,saat itu batin ku selalu menangis
Sedih rasanya yah,sampai saat ini masih aja aku ingin menangis menyebut ayah
Mereka sangat beruntung dan sangat beryukur kan yah?.
Di saat usia mereka sudah dewasa,mereka masih punya panutan seorang ayah
Sementara aku ?di usia dini,yang tidak tau apa apa,
Aku sudah kehilangan mu,ayah,
Ya allah,ya robb..
Berilah di sisi mu tempat yang terbaik,
Untuk ayah ku,Rahimahullah,
Aamiin.!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun