Mohon tunggu...
Leony Sutanto Halim
Leony Sutanto Halim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Seorang mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Melawan Kekerasan Seksual terhadap Perempuan?

23 Juni 2022   21:12 Diperbarui: 23 Juni 2022   21:27 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Apakah kalian mengetahui bahwa kasus kekerasan seksual terhadap perempuan meningkat selama pandemi COVID-19? Hampir 50% dari semua wanita di 13 negara menyebutkan bahwa mereka atau seorang wanita yang mereka kenal mulai mengalami sebuah bentuk kekerasan yang berbasis gender selama COVID-19. Sekitar 1 dari 4 wanita juga merasa bahwa rumah mereka tidak aman karena konflik terjadi di rumah mereka. Apa alasannya dan apa yang dapat kita lakukan untuk mencegah kekerasan seksual terhadap perempuan? Di sini, saya akan menjabarkan alasan-alasan dan memberikan dua hal penting yang dapat kita lakukan untuk berpartisipasi dalam pencegahan kekerasan seksual terhadap perempuan: percaya pada korban dan bersama-sama melawan rape culture.

Berdasarkan UN Women, alasan yang paling umum mengapa mereka merasa kurang aman di rumah adalah kekerasan verbal (50%), diikuti dengan pelecehan seksual (40%), dan kekerasan fisik (36%). Sekitar 3 dari 5 wanita juga berpikir bahwa di tempat-tempat umum, pelecehan seksual telah meningkat selama pandemi COVID-19. Alasan-alasan tersebut juga turut meningkatkan tingkat stres dan kecemasan mereka, yang juga memengaruhi kemampuan mereka untuk fokus dan seluruh kehidupan mereka.

Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah kekerasan? Pertama, kita harus memperhatikan para korban dan mempercayai mereka. Bagi korban, mungkin perlu beberapa waktu dan banyak keberanian untuk dapat menyuarakan isi hati mereka. Karena itu, sewaktu mereka memutuskan untuk menaruh kepercayaan kepada kita, pastikan bahwa kita benar-benar mendengarkan mereka. Biarlah mereka mengetahui bahwa kita mendukung mereka. Kita juga harus menanamkan dalam pikiran bahwa saat kita berbicara tentang pelecehan seksual, pakaian yang dipakai korban tidak dapat dipersalahkan. Sangat penting untuk membuat mereka merasa aman dan mengetahui bahwa mereka tidak sendirian, dan bahwa itu bukanlah kesalahan mereka.

Kedua dan yang terakhir, kita harus melawan rape culture. Rape culture adalah kondisi ketika kekerasan seksual, penyerangan, dan pelecehan dianggap normal dan dimaklumi di lingkungan atau masyarakat. Ketidaksetaraan gender memiliki dampak yang cukup besar pada munculnya rape culture. Untuk melawan rape culture, kita harus memeriksa kembali definisi maskulinitas. Laki-laki tidak selalu kuat dan tidak harus selalu dominan. Dan sebaliknya, perempuan tidak selalu lemah dan perempuan itu setara dengan laki-laki. Kita juga perlu bersikap tegas terhadap segala bentuk pelecehan seksual, dan berhenti menyalahkan korban. Sekali lagi, pakaian, tempat, waktu, dan kondisi apapun tidak bisa disalahkan.

Kita semua sama, dan kita berhak untuk mendapatkan keamanan dari setiap bentuk kekerasan di manapun kita berada. Dengan hanya melakukan dua hal di atas, yaitu memercayai korban dan melawan rape culture, kita bisa membuat perbedaan. Jadi, mari bersama-sama bergerak dan membuat dunia bebas dari kekerasan.

Referensi:

UN Women. "COVID-19 and Violence Against Women: What The Data Tells Us." UN Women, 24 Nov 2021, www.unwomen.org/en/news-stories/feature-story/2021/11/covid-19-and-violence-against-women-what-the-data-tells-us. Accessed 05 Dec 2021 16.56

Anggoro, Wahyu Dwi. "Violence against Women, Girls Have Increased during COVID-19 Pandemic: UN Chief." medcom.id, 25 Nov 2021 10.50, www.medcom.id/english/world/Rb1znJ1k-violence-against-women-girls-have-increased-during-covid-19-pandemic-un-chief. Accessed 05 Dec 2021 17.01

UN Women. "Take Action: 10 Ways You Can Help End Violence Against Women, Even During A Pandemic." UN Women, 17 Nov 2020, www.unwomen.org/en/news/stories/2020/11/compilation-take-action-to-help-end-violence-against-women. Accessed 05 Dec 2021 18.09

"Tips for Youth to Stop Violence." Government of Newfoundland and Labrador, www.gov.nl.ca/vpi/tips-and-tools/tips-for-youth-to-stop-violence/. Accessed 05 Dec 2021 18.25

"10 Ways Men Can Prevent Gender-Based Violence for 16 Days of Activism." Promundo, 25 Nov 2020, promundoglobal.org/10-ways-men-can-prevent-gender-based-violence-for-16-days-of-activism/. Accessed 05 Dec 2021 18.37

"16 Ways To End Violence Towards Girls." Plan International, plan-international.org/ending-violence/16-ways-end-violence-girls. Accessed 05 Dec 2021 18.44

UN Women. "16 Ways You Can Stand Against Rape Culture." UN Women, 18 Nov 2019, www.unwomen.org/en/news/stories/2019/11/compilation-ways-you-can-stand-against-rape-culture. Accessed 05 Dec 2021 18.57

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun