gulita ini
di sudut ruangkulihat bayangmu yang memudar
melangkah perlahan dengan enggan
hingga sirna di tepian hujan
di sudut ruang gulita ini
gema suaramu masih berdendang
melantunkan syair penuh nada
dalam ruang renungku yang durja
di sudut ruang gulita ini
terduduk lamunku dalam imaji
memutar skena yang kucipta sendiri
tentang aku, dirimu, dan musim semi
di sini indah, mengapa mesti kembali?
simpul senyum itu hanya terdiam
mengendap-endap dalam samarÂ
menjauhiku yang tersungkur
di sudut ruang gulita ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!