Ma, sepertinya aku sudah makin dewasa
diriku kini bak dilumuri jutaan asa
kuhembuskan dalam tiap nafas yang makin menyiksa
entah besok atau lusa, rasanya tak pernah kadaluarsa
Ma, sepertinya aku sudah jadi manusia
banyak kerikil tajam di gelapnya perjalananku sejak belia
jatuh tersungkur, tapi kaki kecilku mampu pijaki dunia
sayangnya, tak kusadari kau kini bertambah tua
Ma, apa kau bahagia?
meski hidup bagai menabuh genderang perang
dirimu menerjang ombak layaknya sebongkah karang
satu harap yang selalu kuteriakkan lantang
semoga jalanmu selalu terang
Ma, anakmu kini makin bertumbuh
maafkan dirinya yang terkadang angkuh
maafkan lisannya yang begitu gaduh
maafkan raganya yang tak pernah bersimpuh
tak kunjung bersauh, justru semakin menjauh
Ma, apa kau dengar?
kini, raya terasa begitu riuh
ruangku yang hampa justru makin mengeruh
namun, menuliskan ini rasanya teduh
meski seduh tak kunjung berhenti membasuh
Selamat Hari Ibu
Surga yang tak pernah bosan kucumbu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H