Mohon tunggu...
Leony Pramono
Leony Pramono Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ternyata Inilah Hadiah Paling Istimewa dari Ibu Kita

25 Agustus 2017   22:31 Diperbarui: 26 Agustus 2017   00:42 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

alam proses pembentukan Spermatosit Sekunder saat Spermatosit Primer menjauhi lamina basalis, maka sitoplasma makin banyak dan terjadilah meiosis pertama yang membentuk dua spermatosit sekunder yang masing-masing memiliki kromosom haploid (1n). Dalam proses meiosis pertama ini langsung diikuti dengan pembelahan meiosis kedua yang membentuk 4 spermatid, masing-masing dengan kromosom haploid. Akhirnya spermatid akan bertransformasi membentuk spermatozoa. Dalam proses spermatogenesis ini terjadi pada suhu normal tetapi lebih rendah dari pada suhu tubuh dan proses ini juga dipengaruhi oleh sel-sel sertoli. Untuk perlu dikatahui bahwa mulai dari masa pubertas, pada pria akan menghasilkan jutaan sperma setiap hari selama sisa hidupnya.

Sedangkan proses pembentukan sel telur melalui proses yang dinamakan proses oogenesis. Oogenesis melibatkan pembentukan sel-sel haploid dari diploid sel asli yang disebut dengan oosit primer, melalui proses pembelahan meiosis. Oogenesis hanya mengarah ke produksi satu ovum akhir atau sel telur dari masing-masing oosit primer. Dalam prosesnya, oosit primer akan menghasilkan 4 sel anak, namun 3 sel anak akan keluar dengan bentuk yang jauh lebih kecil yang disebut sebagai badan kutub. Sel-sel yang lebih kecil ini akhirnya hancur dan tersisa hanya 1 sel telur yang lebih besar sebagai proses akhir dari Oogenesis.

Seperti yang kita ketahui bahwa mitokondria memiliki DNA sendiri yang disebut DNA mitokondria atau biasa disebut dengan istilah mtDNA. Materi genetik yang berada pada mitokondria memiliki karakteristik sendiri yang tentunya berbeda dengan materi genetik atau DNA yang berada pada bagian inti sel. DNA pada mitokondria memiliki sejumlah karakteristik yang berbeda dari DNA yang berada pada inti sel ditinjau dari ciri -- ciri, jumlah gen, dan juga bentuknya. Laju mutasi DNA yang berada pada mitokondria lebih cepat. DNA pada mitokondria juga memiliki jumlah yang lebih banyak daripada DNA yang berada di inti sel. Selain itu, perbedaan inilah yang mengungkapkan apakah mitokondria yang ada pada diri kita, manusia seluruhnya berasal dari sel sperma atau sel ovum. Perbedaan yang paling mencolok adalah DNA yang ada pada inti sel diwariskan dari hasil rekombinasi DNA sel ovum dan sel sperma dari kedua orang tua kita sedangkan DNA yang ada pada mitokondria sepenuhnya diwariskan oleh sel telur. Mitokondria sepenuhnya berasal dari ibu kita atau disebut dengan (maternally inherited).

DNA mitokondria atau biasa disebut dengan istilah mtDNA diwariskan secara maternal. Sel telur memiliki jumlah mitokondria yang lebih banyak daripada sel sperma yaitu sekitar seratus ribu molekul, sedangkan sel sperma hanya memiliki jumlah molekul mitokondria sekitar seribu hingga seratus kali lebih sedikit daripada mitokondria yang terdapat pada sel telur yaitu sekitar seratus hingga seribu lima ratus molekul saja. Pada sel sperma, mitokondria banyak terdapat pada bagian ekor sperma karena ekor sperma memiliki pergerakan yang banyak. Otomatis ekor sperma membutuhkan banyak mitokondria untuk proses respirasi yang dapat menghasilkan energi ATP, sehingga mitokondria dengan jumlah terbanyak ada pada bagian ekor sperma. Sel sperma hanya memiliki satu tujuan saja dalam benaknya, yakni untuk mengirimkan paket -- paket kromosom kepada sel telur. Sel sperma hanya memiliki sedikit mitokondria dan pada akhirnya akan terbuang seperti daun yang pasti berjatuhan saat musim gugur.

Beginilah penjelasan mengapa DNA mitokondria yang ada pada diri kita sepenuhnya berasal dari sel telur ibu kita dan bukan seperti DNA yang ada pada inti sel yang diwariskan dari hasil rekombinasi antara sel telur dan sel sperma yang berasal dari kedua orang tua kita. Pada saat proses pembuahan, sel sperma akan berenang -- renang mencari sel telur yang siap untuk dibuahi. Sel sperma pertama yang bertemu sel telur yang siap dibuahi akan mencari jalan untuk menembus pembungkus sel telur agar dapat terjadi pembuahan. Saat sel sperma berhasil menembus pembungkus atau cangkang sel telur, bagian pada ekor pada sel sperma akan dilepaskan. 

Padahal bagian ekor sperma memiliki jumlah mitokodria terbanyak pada sel sperma. Maka dari itu, hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali mtDNA dari sel sperma yang masuk ke dalam sel telur. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diartikan bahwa sumbangan secara paternal dari sel sperma hanya berjumlah kurang lebih seratus mitokondria. Apalagi, pada proses pertumbuhan selnya nanti, jumlah mtDNA yang disumbangkan secara paternal dari sel sperma akan semakin berkurang. Maka, apabila dibandingkan dengan jumlah sumbangan mitokondria secara maternal, yaitu seratus ribu mitokondria, sumbangan secara paternal hanya satu per seratus persen dari keseluruhan mitokondria yang ada pada tubuh manusia. 

Oleh karena itu, kita dapat beranggapan bahwa tidak terjadi rekombinasi mitokondria sama sekali. Sehingga, dapat dikatakan bahwa DNA pada mitokondria bersifat haploid, yaitu sepenuhnya diturunkan dari sel ovum ibu. Haploid adalah istilah yang digunakan ketika suatu sel hanya memiliki setengah dari jumlah kromosom pada umumnya.  Faktanya, ada sekitar tiga miliar manusia di dunia ini bahkan bisa lebih, dan semua mitokondria yang ada pada tiga miliar manusia tersebut sepenuhnya berasal dari sel telur ibu kita. Kaum adam maupun hawa semuanya pasti memiliki mitokondria yang berasal dari sel telur. 

Bayangkan saja, apa yang akan terjadi apabila generasi perempuan dahulu kala yang ada di dunia ini, generasi -- generasi jauh sebelum ibu kita melahirkan kita ke dunia hilang dari peradaban. Pada jaman itu, tidak semua memiliki anak, mungkin ada yang hanya memiliki anak laki -- laki, dan berbagai kondisi lainnya. Maka kita akan terlahir ke dunia ini tanpa adanya mitokondria dalam sel -- sel kita. Padahal, mitokondria adalah bagian organel sel yang sangat penting untuk seluruh aktivitas kita. Mitokondria menyediakan energi (ATP) yang siap untuk dapat dipakai untuk segala aktivitas -- aktivitas sel yang akan dilakukan. 

Apabila terjadi kelainan atau disfungsi pada mitokondria, kita dapat terserang berbagai penyakit - penyakit yang berbahaya contohnya adalah katarak dan diabetes melitus tipe II.

Maka dari itu kita harus mencintai dan menghargai jasa -- jasa yang telah ibu berikan kepada kita.

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun