Mohon tunggu...
Leony Chrysant
Leony Chrysant Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pelajar SMA Santa Ursula BSD

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Menunggu Lebaran Apabila Gak Ada Lebaran

24 Maret 2024   21:45 Diperbarui: 24 Maret 2024   21:47 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Identitas Film

Judul : Kalo Gak Ada Ramadhan

Penulis: Umank Ady, Iqbal Kurniawan, Ummu Amalia Misbah

Sutradara: Umank Ady

Rumah Produksi: Beda Sinema Pictures, Size Entertainment

Tanggal Rilis: 18 April 2021

Durasi: 128 menit

Pemeran: Dallas Pratama, Muzakki Ramdhan, Arief Didu

Setiap tahunnya bulan Ramadhan menjadi waktu yang ditunggu masyarakat Indonesia untuk menjalani masa puasa. Rasa antusias bertumbuh semakin mendekatnya hari Lebaran untuk menikmati hikmah dan memaknai arti syukur dan kebersamaan. Namun apakah pemaknaan dari keberadaan hari Lebaran akan tetap sama apabila tidak ada Ramadhan?

Film bergenre drama ini pertama kali menyambut penonton secara eksklusif di Silent Cinema D'Kandang Amazing Farm, Depok dalam rangka merayakan Ramadhan sejak tahun 2021. Tayangan film sepanjang 128 menit memuat 6 episode pendek berdurasi 10-15 menit yang bertema bulan suci Ramadhan. Setiap episode mengisahkan sudut pandang tokoh yang berbeda-beda tentang tantangan, pengalaman, dan perasaan menjelang bulan Ramadhan.

Tidak lagi eksklusif, kini Kalo Gak Ada Ramadhan dapat ditonton oleh publik secara online melalui situs bioskoponline.com seharga Rp10.000,00. Terdapat perubahan signifikan dalam rilis tayangan online dimana durasi film telah dipendekkan menjadi 105 menit setelah dihapuskannya 1 episode. Meskipun dihapus, penonton tetap dapat menikmati 5 episode lainnya yang tidak kalah menarik.

Kalo Gak Ada Ramadhan menceritakan perubahan hati para tokoh yang pada awalnya menyepelekan kehadiran bulan Ramadhan hingga mampu memaknai arti keberadaan bulan suci tersebut. Pada awal setiap episode, beberapa tokoh memiliki isi pemikiran sendiri tentang Ramadhan yang cenderung egois. Mursali (Arief Didu) merupakan seorang tukang bangunan yang seringkali membatalkan dan menunda puasa. Ia mengabaikan permintaan anaknya untuk pulang, mengingatkan bahwa Ramadhan hanya terjadi setahun sekali dan menjadi kesempatan berharga untuk meluangkan waktu bersama keluarga. Hingga suatu saat sebuah kecelakaan menimpa keluarganya, Mursali menyesal telah menghirau nasihat yang telah diingatkan oleh anak sendiri.

Berbeda dengan keluarga Mpok Kokom (Nuyang Jaimee) yang memaknai bulan Ramadhan sebagai bulan berkah dan rezeki. Usai menjual takjil kepada warga bersama keluarga, pada malam hari dalam kamar tidur mereka mengungkapkan syukur atas penghasilan lebih yang diraih. Ada pula Hilal (Wisnu Aryan) yang belajar dari Geby (Annette Edoarda) bahwa berbagi di bulan Ramadhan alangkah lebih baiknya jika berasal dari hati yang ikhlas. Baik di perkotaan atau di pedesaan, tokoh-tokoh dalam film yang mengalami konflik batin mendapat pelajaran penting dengan datangnya Ramadhan.

Sepanjang film teknis perekaman dilakukan secara sederhana. Dimulai dari segi sudut pandang, pewarnaan, musik, hingga dialog menggambarkan peristiwa-peristiwa yang dapat ditemukan setiap hari. Properti kostum hingga latar tempat pula tertata menarik dan mendukung performa aktor. Setiap episode diakhiri oleh iringan lagu "Tertipu Waktu," yang dinyanyikan oleh Nia Fadhian dan Gusfari. Lirik dari lagu tersebut memiliki ikatan dengan tema film yang sama-sama menyampaikan pesan berharganya waktu bersama dalam bulan Ramadhan.

Setiap tokoh, baik utama maupun samping, mampu diperagakan karakter mereka secara mendalam oleh aktor dan aktris terpilih. Episode "Bacaan Qur'an Untuk Ibu," menjelajah konflik batin Hafis (Dallas Pratama) yang sudah lama tidak menjenguk keluarga dan ingin berupaya membahagiakan sang Ibu (Ayu Saphira). Suasana mencekam di dapur dimana Hafis berusaha membaca Al Qur'an diiringi cegukan tangisan Bu Siti yang dalam hati merasa gagal berperan sebagai ibu. Performa akting yang luar biasa tersebut mampu menyentuh hati para penonton dan membantu memahami isi hati setiap tokoh. 

Film drama ini tentunya juga dipenuhi dengan lelucon lucu di setiap episodenya. Dalam episode "Tertipu Waktu," Lidya (Aliza Kamila) dikagetkan oleh Kang Kurir (Amien Rice) yang amat berpenampilan centil. Selama adegan di kantor pos itu berlangsung, Kang Kurir bersedia melayani kiriman Lidya tanpa melupakan karakter kegenitannya. Berbagai macam humor yang terletak dalam film ini mengingatkan kembali penonton untuk menjalani masa puasa dengan santai dan hati yang gembira.

Saat pertama kali ditonton, penonton kemungkinan besar akan bingung atas penyajian cerita yang berbentuk episode. Plot cerita yang dipecah menjadi beberapa episode jarang ditemukan dalam film berdurasi satu jam. Bentuk penyajian cerita ini lebih cocok digunakan sebagai sinetron dibandingkan film yang lebih berfokus pada satu alur cerita dengan durasi panjang.

Meski film ini penuh dengan cerita yang bervariasi dan mengandung amanat yang berbeda-beda, pergantian plot cerita yang cepat menyulitkan penonton untuk mendalami suasana, penokohan karakter dan makna dari amanat yang disajikan. Akhir dari episode "Tertimpa Uzur," Mursali menangis atas bencana yang ditimpa istri dan anaknya, menggambarkan suasana yang sedih dan berduka. Kemudian film dengan cepat berlanjut ke episode berikutnya, "Ramadhan Pertama," yang diawali dengan suasana yang lucu dan bahagia. Pergantian cepat tersebut menyebabkan penonton kurang memiliki waktu untuk bersimpati atas permasalahan dan duka yang dialami Mursali serta amanat yang dapat diambil dari peristiwa tersebut.

Bagi yang sedang menjalani bulan puasa dan menunggu hari raya Lebaran nanti, Kalo Gak Ada Ramadhan menjadi film yang wajib ditonton bersama keluarga dan teman-teman terdekat. Kisah perjuangan para tokoh memuat banyak pengalaman dan perasaan yang dapat dialami dalam dunia nyata selama bulan Ramadhan. Film ini menjadi cocok bagi keluarga untuk mendalami rasa syukur dan kebersamaan sembari berbuka puasa di meja makan bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun