Mohon tunggu...
Leony Ashram
Leony Ashram Mohon Tunggu... Guru - Terlahir sebagai Wanita Itu Anugerah, Menjadi Pribadi Kuat Itu Berkah

“I'm selfish, impatient and a little insecure. I make mistakes, I am out of control and at times hard to handle. But if you can't handle me at my worst, then you sure as hell don't deserve me at my best.” ― Marilyn Monroe

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gemas, Mengisi Acara Webinar: AHY Menyapa Mahasiswa dengan Bahasa Jepang

6 September 2021   18:40 Diperbarui: 6 September 2021   19:48 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono hadir dalam kegiatan  4th Annual Scientific Symposium of Indonesian Collegians in Japan yang diselenggarakan oleh oleh PPI Jepang, bekerjasama dengan PPI Dunia, Merial Institute, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo (KBRI Tokyo).

Di awal pidatonya, dengan wajah yang cerah dan penuh semangat, AHY menyapa mahasiswa yang hadir dengan menggunakan Bahasa Jepang.

Konnichiwa. Watashi no namae wa Agus Harimurti Yudhoyono desu. Dozo yoroshiku onegaishimasu. Ogenki desu ka?, tutur AHY. Yang artinya (Halo. Nama saya Agus Harimurti Yudhoyono. Terima kasih atas kerja sama anda. Apa kabar?) Hal itu disambut ekspresi apresiasi dan senyuman dari para hadirin yang hadir.

Dalam menyiapkan pidatonya, ia mengaku meminta tolong istrinya untuk diajari greetings dalam Bahasa Jepang. "Tadi malam saya minta tolong kepada istri saya, Annisa, untuk mengajari saya greetings dalam Bahasa Jepang. Kebetulan waktu kecil, ia pernah tinggal dan bersekolah di Tokyo", terang AHY.

AHY bercerita sempat belajar Bahasa Jepang, namun saat ini ia sudah lupa semua pelajaran itu. "Saya sendiri, sebenarnya waktu bersekolah di SMA Taruna Nusantara, pernah mendapatkan pelajaran Nihongo, termasuk katakana dan hiragana; tapi ya sudah lupa semuanya" ujar AHY.

Ia berkelakar "Jika saja saya dulu berupaya serius menekuni dan memelihara kemampuan berbahasa Jepang (paling tidak, untuk bisa melakukan percakapan ringan), tentu akan menjadi tambahan kompetensi tersendiri buat saya pribadi. Mungkin juga, kemudian saya menjadi bagian dari keluarga besar PPI Jepang", tuturnya.

Pada kesempatan itu juga AHY mengingatkan bahwa bahasa membuka jendela dunia, dan penting untuk dikuasai. 

Ia mengatakan "Salah satu keterampilan utama di abad 21 yang harus dimiliki, adalah collaboration. Kolaborasi diawali dengan komunikasi; sedangkan komunikasi diawali dengan kompetensi menggunakan bahasa tertentu. Kita bangga berbahasa Indonesia; tapi menurut saya, penting bagi kita untuk menguasai bahasa asing, termasuk Bahasa Jepang. Dengan menguasai Bahasa Jepang, tentu akan semakin banyak hal yang bisa kita pelajari dari bangsa yang maju dan hebat tersebut".

Kegiatan ini mengangkat tema Indonesian outlook: The prospect of Indonesia to enter Society 5.0 in succeeding Indonesia Golden Era 2045. Dalam acara tersebut, AHY berbicara mengenai; Generasi Muda Menjawab Peluang dan Tantangan Abad 21 : Dari Society 4.0 Menuju 5.0

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun