Dibawah Kepemimpinan AHY, Elektabilitas Partai Demokrat Terus Merangkak Naik
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilu Legislatif yang akan dilaksanakan secara serentak pada tahun 2024 kian dekat. Walaupun waktu masih kurang lebih 3 tahun, ini merupakan waktu yang tidak singkat bagi dunia politik, karena tahapan Pemilu akan dilaksanakan pada tahun 2022. Menurut rencana, tahapan Pemilu akan dilaksanakan tepat 25 bulan sebelum pelaksanaan pileg dan pilpres.
Walaupun saat ini partai yang ada dalam pemerintahan maupun partai oposisi sedang fokus pada penangananan pandemi covid-19, tetapi tidak dapat terbantahkan partai-partai tersebut saat ini juga tengah memulai untuk menarik simpati masyarakat dan memanaskan mesin politik partainya. Tahun politik 2024 masih jauh, namun eskalasi politik tetap menunjukkan dinamikanya. Perkembangan dan penerimaan publik berimbas pada elektabilitas partai politik
Sejumlah lembaga survei juga mulai rajin merilis hasil survei nasional kepada publik, utamanya mengenai elektabilitas Capres dan Cawapres serta elektabilitas partai politik. Baru-baru ini lembaga survei Indikator Politik Indonesia dan Voxpopuli Research Center merilis hasil surveinya. Dalam kedua survei tersebut Partai Demokrat konsisten masuk ke-peringkat 3 besar.
Pada survei nasional yang dirilis Indikator Politik Indonesia pada Rabu (25/8) Partai Demokrat dan Partai Golkar sama-sama menempati posisi ketiga dengan persentase 9 persen, dalam hal elektabilitas partai politik. Sementara itu, posisi pertama masih ditempati PDIP (24,4 persen), Gerindra (12,8 persen). PKB berada di urutan lima dengan elektabilitas (8,2 persen) disusul PKS (7 persen), PPP (3,9 persen), Partai Nasdem (3,5 persen), dan PAN (2,2 persen).
Sementara itu berdasarkan survei nasional yang dilakukan Voxpopuli Research Center elektabilitas Partai Demokrat berada diperingkat ke-3 dengan presentase sebesar 11,2 persen. PDIP kendati masih unggul, tetapi elektabilitasnya tidak terpaut jauh dengan Demokrat. PDIP berada di posisi pertama dengan memperoleh 15,8 persen dan Gerindra 13,5 persen. Demokrat juga menyalip Golkar yang biasanya berada pada posisi ketiga. Elektabilitas Golkar relatif stabil sebesar 8,8 persen. PKB memperoleh elektabilitas 6,1 persen, PSI (5,0 persen), PKS (4,9 persen), Nasdem (3,7 persen), dan PPP (2,0 persen). Demokrat kini menjadi simbol oposisi, dan setiap kritik terhadap kinerja pemerintah cenderung menguntungkan bagi kenaikan posisi Demokrat.
Jika dilihat grafik ke belakang, terutama hasil survei dari Indikator Politik Indonesia, terjadi kenaikan yang signifikan terhadap elektabilitas Partai Demokrat. Pada Februari 2020 elektabilitas Partai Demokrat sebesar 4,6%, lalu naik pada September 2020 menjadi 5,6%, sedikit turun menjadi 5,4% pada Januari 2021, kembali naik 7,5% pada April 2021 dan terakhir kembali naik menjadi 9% pada Juli 2021. Terjadi kenaikan yang signifikan sekitar 5%.
Trend kenaikan elektabilitas secara konsisten yang dicapai Partai Demokrat tak lepas dari kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum. Ini merupakan tanda bahwa AHY mampu menjalankan kepemimpinan secara efektif dan dia dapat menjaga soliditas kader dalam menghadapi berbagai terpaan badai krisis; baik eksternal maupun internal.
Capaian ini juga bentuk apresiasi publik atas peran AHY dan Partai Demokrat dalam melakukan fungsi check and balances , sebagai partai di luar pemerintahan. Partai Demokrat mencontohkan tentang bagaimana cara berpolitik dan berdemokrasi secara beradab. Kenaikan elektabilitas ini juga merupakan potret apresiasi atas kerja-kerja politik Partai Demokrat di bawah kepemimpinan AHY dalam berkontribusi melawan pandemi.
Kondisi tersebut, secara elektoral berdampak pada kenaikan elektabilitas Partai Demokrat. Bahkan kenaikan elektabilitas PD bisa disebut juga dengan istilah "AHY effect" . AHY mampu memanaskan mesin partai dengan baik serta mampu berselancar dan membawa Partai Demokrat naik kelas.
Tidak hanya bisa menaikkan elektabilitas Partai Demokrat, elektabilitas AHY pun di berbagai lembaga survei konsisten masuk 6 besar di bursa Capres dan Cawapres. Padahal AHY tidak mempunyai jabatan apapun di Pemerintahan dan merupakan Ketua Umum Partai Politik di senayan termuda.
Kenaikan signifikan elektabilitas Partai Demokrat dan AHY merupakan posisi tawar tersendiri bagi partai-partai lain untuk mempertimbangkan menjajaki kerjasama koalisi bersama dengan Partai Demokrat. Bukan tidak mungkin AHY dan Partai Demokrat mendapatkan tiket di Pilpres 2024 mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H