Mohon tunggu...
Leony Ashram
Leony Ashram Mohon Tunggu... Guru - Terlahir sebagai Wanita Itu Anugerah, Menjadi Pribadi Kuat Itu Berkah

“I'm selfish, impatient and a little insecure. I make mistakes, I am out of control and at times hard to handle. But if you can't handle me at my worst, then you sure as hell don't deserve me at my best.” ― Marilyn Monroe

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Karpet Merah? Privilege? Ada Apa Sih?

27 Agustus 2021   10:54 Diperbarui: 27 Agustus 2021   11:02 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini soal privilege kembali ramai dibicarakan. Pidato kebangsaan yang disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada Peringatan 50 tahun CSIS tentang daya tahan dan daya saing bangsa untuk mencapai Indonesia Emas di tahun 2045, membuat politisi-politisi muda lainnya seperti Tsamara Amany salah fokus, karena malah mengomentari salah satu kalimat pada pidatonya yang berbunyi "Anak muda tidak boleh dimanja, apalagi disiapkan karpet merah. Namun, jangan pula biarkan mereka tumbuh dan berimajinasi tanpa arah."

Jika kita lihat lebih dalam, apasih sebenarnya maksud dari karpet merah/ privilege itu?

Terlahir dengan privilege adalah hal yang tidak bisa kita pilih, seperti halnya AHY yang terlahir dari ayah seorang Letnan Satu yang tinggal di asrama militer. Demikian pula Tsamara yang tidak bisa memilih lahir dari orangtua pebisnis tambang.

Jika didengarkan secara utuh, dalam pidato kebangsaan AHY tersebut justru mencoba kembali menyuarakan anak-anak muda untuk mendapatkan kesempatan yang sama. "Yang dibutuhkan oleh generasi muda adalah kesempatan. Kesempatan untuk membuktikan bahwa Muda adalah Kekuatan; kekuatan dalam pemikiran dan perbuatan. Muda adalah keberanian untuk melakukan perubahan, juga lompatan," kata AHY.

Privilege hanyalah given, yang lebih menentukan adalah bagaimana kita bisa menggunakan kesempatan yang dimiliki untuk mengembangkan kapasitas diri dan memberikan manfaat bagi orang banyak. AHY menggunakan kesempatan yang ada padanya untuk mengikuti berbagai pendidikan baik militer maupun sipil, disamping menjalankan tugas-tugas operasinya kala itu. Disisi lain, ada orang seperti Raeni putri tukang becak di Semarang yang berhasil lulus dengan ipk tertinggi dan memanfaatkan beasiswa yang diberikan oleh Presiden ke- 6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk berkuliah di luar negeri hingga program studi S3 di University of Birmingham, Inggris.

Jadi mempersoalkan privilege sama seperti mempersoalkan kenapa rumput tetangga lebih hijau, enak dibuat gosip tapi tidak ada hal konkrit yang bisa dilakukan, karena pada akhirnya semua kembali pada usaha yang berasal dari diri sendiri dan untuk sebuah kesuksesan setiap orang pasti tetap punya jalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun