Hal ini disebabkan oleh kebiasaan yang sudah dipelajari sejak kecil mengenai unsur-unsur interaksi non-verbal seperti gerak tubuh, ekspresi wajah, intonasi, dan irama percakapan, sebagian besar hilang ketika berinteraksi dengan zoom dan kawan-kawannya.Â
Otak akan merespon lebih sering terhadap unsur-unsur yang hilang itu untuk menyesuaikan interaksi dan itu menimbulkan rasa lelah pada otak yang berpengaruh pada psikis seseorang.
Sebagai penanganannya, bisa dengan melakukan aktivitas fisik yang ringan saat ada waktu istirahat, minum air putih agar konsentrasi tetap stabil, dan mematikan kamera jika memang tidak terlalu diperlukan.Â
Saran terakhir memang terkadang menimbulkan kesan kurang baik. Namun dengan mematikan kamera dapat mengurangi respon otak agar terhindar dari rasa lelah.
Dari semua pembahasan kelebihan dan kekurangan penerapan kampus pintar ini. Tidak dapat dipungkiri konsep smart campus merupakan keputusan baik dan berjasa terhadap kelancaran aktivitas belajar dan mengajar masyarakat kampus.
Bersamaan dengan digunakannya konsep smart campus di berbagai perguruan tinggi. Ada satu konsep yang juga ramai diterapkan, yaitu konsep green campus.Â
Program kampus hijau merupakan salah satu upaya dalam pelestarian lingkungan. Agar lingkungan kampus bersih, nyaman, dan asri.Â
Bukan sekedar penanaman pohon. Namun juga sejauh mana masyarakat kampus dapat memanfaatkan sumber daya alam yang ada.Â
Seperti pengelolaan sampah, peningkatan kualitas air dan efisiensi listrik, juga pemberlakuan sarana transportasi internal kampus yang ramah lingkungan.
Banyak perguruan tinggi yang menggunakan konsep ini secara bersamaan. Smart and Green Campus. Jika smart campus diwujudkan dengan penerapan teknologi dalam segala aktivitas perkuliahan. Namun pernahkah kalian bertanya-tanya bagaimana konsep green campus dijalankan pada saat pandemi berlangsung?Â
Secara pandemi menjadi penghalang untuk kegiatan terjun langsung ke lapangan untuk menanam pohon beramai-ramai dan kegiatan lainnya oleh masyarakat kampus.