Selain itu juga dikarenakan sebagian besar ladang masyarakat suku dayak di hutan yang menyebabkan mereka harus membentuk suatu pemukiman agar dekat dengan ladang mereka. Disisi lain, Â masyarakat Dayak memiliki tradisi berladang berpindah, sehingga dari tahun-ketahun mereka mencari hutan yang dinilai subur untuk berladang dan bercocok tanam sebagai mata pencaharian demikian seterusnya.
Mengingat suku dayak terdiri dari banyaknya suku itu sendiri sehingga kehidupan sosial budaya suku dayak juga tidak dapat kita sama ratakan setiap wilayahnya karena memiliki hal yang menjadi pembedanya sendiri. Seperti di Kalimantan Tengah memiliki etnisitas yang relatif berbeda dibandingkan dengan Kalimantan Barat dan daerah lainnya.Â
Mayoritas etnis yang mendiami Kalimantan Tengah adalah etnis suku Dayak Ngaju, Ot Danum, Maanyan, Dusun, dan lain sebagainya. Sedangkan di Kalimantan Barat juga mempunyai keunikan tersendiri terhadap proses alkurturasi cultural atau perpindahan suatu culture religius bagi masyarakat setempat. Dalam hal ini proses tersebut sangat berkaitan erat dengan tiga suku terbesar di Kalimantan Barat yaitu Tionghoa (Cina), Dayak, Melayu atau biasa disingkat dengan TIDAYU.
Kesenian suku dayak juga beraneka ragam mulai dari tari, musik, hingga pakaian adatnya. Kesenian suku dayak mengikuti dari mana etnis suku dayak tersebut karena kesenian etnis suku dayak yang satu akan berbeda dengan etnis suku dayak yang lainnya. Di dalam hal tari, gerakan yang ditampilkan berbeda-beda setiap etnis suku dayaknya, ada yang energik, keras, lemah gemulai, halus dan sebagainya.Â
Pakaian adat suku dayak tiap daerah juga memiliki perbedaan  yang seperti contohnya di Kalimantan Barat dimana pakaian adatnya dipengaruhi oleh suku dayak dan suku melayu. Pada umumnya pakaian adat suku dayak terbuat dari kulit kayu yang telah dipukul-pukul serta direndam beberapa lama.Â
Setelah itu dikeringkan dan dijahit atau anyam serta ditambahkan aksesoris seperti tulang. Namun mengikuti zaman saat ini, penggunaan kulit kayu digantikan dengan kain karena lebih mudah dan simple pengerjaannya serta juga aksesoris yang digunakan banyak memakai manik-manik. Kesenian suku dayak yang beraneka ragam tersebut hanya bisa terpengaruh dari kehidupan masyarakat pada tempat tersebut sehingga makanya tiap daerah berbeda-beda.
Namun demikian, ada satu hal sama dari setiap Sub etnis suku Dayak satu dengan lainnya yaitu memiliki senjata khas Dayak yang disebut sebagai mandau. Dalam kehidupan sehari-hari suku dayak, senjata ini tidak lepas dari pemiliknya dan akan selalu dibawa kemana pun pergi di ikat di pinggangnya.Â
Hal tersebu berarti, kemanapun masyarakat suku dayak pergi, mandau akan selalu dibawanya karena mandau juga berfungsi sebagai simbol seseorang (kehormatan) orang Dayak. Selain itu juga, Mandau yang dibawa sebagai alat pertahanan diri, karena keyakinan masyarakat bahwa Mandau memiliki kekuatan dari roh leluhur sehingga dapat bergerak dan mepertahankan diri dari serangan. Penggunaan Mandau juga bukan  dari sembarangan orang sehingga yang bisa menggunakannya berarti mempunyai ilmu atau tetinggi dalam etnis suku dayak tersebut.
Oleh karena semua hal itu, pempromosian dan pengenalan suku dayak merupakan suatu hal penting kepada semua orang. Hal tersebut dilakukan guna menunjukkan dan membangun identitas suku dayak kepada masyarakat luas agar diketahui.
Daftar Pustaka
Samovar, Larry A, Richard E. Porter, Edwin R. McDaniel, (2017). Communication Between Cultures. Boston: Cengage Learning US