Mohon tunggu...
Leonardo Tolstoy Simanjuntak
Leonardo Tolstoy Simanjuntak Mohon Tunggu... Wiraswasta - freelancer

Membaca,menyimak,menulis: pewarna hidup.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Healing di Kebon Raya Seraya Mengintip Istana Bogor

11 Januari 2023   18:39 Diperbarui: 11 Januari 2023   18:56 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati makan minum dibawa dari rumah untuk efisiensi wisata (dok. Pribadi Leonardo) 

 Healing di Kebon Raya Seraya Mengintip Istana Bogor  

Mengunjungi Kebon Raya Bogor, Minggu ( 8/1) merupakan salah satu agenda menarik dari trip liburan kami bersama anak menantu dan besan  ke kawasan Jawa Barat. 

Kesan pertama yang muncul adalah ' wah ', tak menyangka kebon ini begitu luasnya, nyaris tak mungkin dijelajahi dengan jalan kaki dalam tempo singkat. Untung ada moda tranportasi khusus yang bisa dicarter per jam, untuk mengitarinya. Suasana mulai pagi hingga jam tutup sore, ramai pengunjung dari berbagai penjuru. 

Secara kelompok mau pun pribadi. Mereka punya pilihan aktivitas, sesuai fasilitas yang tersedia maupun yang disediakan pengunjung. Main skuter matik misalnya, main sepeda, atau sekadar jalan berkeliling menikmati panorama pepohonan, atau hanya nongkrong doang di sana-sini. 

Menatap Istana Bogor walau dari jarak masih jauh (dok. pribadi) 
Menatap Istana Bogor walau dari jarak masih jauh (dok. pribadi) 

Banyak juga yang menggelar tikar atau cuma nyantai di tempat duduk di pinggiran danau atau kolam. Ini mungkin yang namanya healing. Memulihkan rasa penat setelah sibuk kerja enam hari seminggu.Sebagian besar memilih untuk mendekat ke komplek istana Bogor yang memang bersebelahan dengan area kebon raya. 

Namun komplek istana hanya bisa dipandang atau difoto dari jarak terbatas sekitar 50 meter dari pinggiran Kolam Gunting yang terletak di bagian belakang istana. Maka, seperti juga kami, banyak yang asyik mengarahkan kamera hp nya ke istana atau main selfi sebagai bukti otentik sudah pernah ke sana. 

Trip wisata hari libur dari berbagai penjuru dengan ragam gaya di komplek kebon raya (dok. pribadi) 
Trip wisata hari libur dari berbagai penjuru dengan ragam gaya di komplek kebon raya (dok. pribadi) 

Sementara di luar sana, banyak warga yang hanya duduk atau jalan-jalan di sepanjang trotoar yang mengitari kebon raya dan komplek istana. Pedagang makanan ringan juga terlihat ada di trotoar. 

Sejumlah orang berdiri menatap istana di luar pagar, seraya memanfaatkan momen untuk selfi-selfi.

Saat kami sedang duduk lesehan di bawah pohon Canarius sp, rombongan presiden sedang lewat melintasi jalan kebon yang telah ramai pengunjung. Beberapa pengunjung melambaikan tangan. " Pak presiden Jokowi lewat, " cetus ibu-ibu yang sedang lesehan dekat jalan di depan kolam.
*****

Moda tranportasi khusus untuk mengelilingi kebon raya yang luas (dok. pribadi) 
Moda tranportasi khusus untuk mengelilingi kebon raya yang luas (dok. pribadi) 

Wikipedia memberitahu, Kebon Raya Bogor adalah sebuah kebun botani besar yang didesain pada masa penjajahan Belanda. Setelah kemerdekaan, Kebun ini dioperasikan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Kebun ini terletak di jalan Juanda pusat kota Bogor , bersebelahan dengan kompleks istana kepresidenan.

Luasnya juga ' wah', mencapai 87 hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Letak geografis Bogor yang kerap mengundang turun hujan hampir setiap hari bahkan di musim kemarau, menjadikan kebun ini sebagai lokasi yang menguntungkan untuk budidaya tanaman tropis.

Foto-fotoan menjadi keasyikan setiap pengunjung (dok pribadi) 
Foto-fotoan menjadi keasyikan setiap pengunjung (dok pribadi) 

Kebon raya didirikan pada tahun 1817 oleh pemerintah Hindia Belanda. Kemudian berkembang pesat di bawah kepemimpinan berbagai ahli botani terkenal termasuk Johannes Elias Teijsmann, Rudolph Herman Christiaan Carel Scheffer, dan Melchior Treub. 

Sejak didirikan, Kebun Raya  berfungsi sebagai pusat penelitian utama pertanian dan hortikultura, dan merupakan kebun raya tertua di Asia Tenggara. Setiap minggunya Kebun Raya ramai dikunjungi sebagai tempat wisata healing, terutama hari Sabtu dan Minggu. Tiket masuknya Rp 30.000. Di sekitar Kebun Raya Bogor tersebar pusat-pusat keilmuan yaitu Herbarium Bogoriense.

Bagi peminat yang mau keliling memakai moda tranportasi khusus, bisa menyewa secara lepas kunci seharga Rp 300.000; tarif per jam kapasitas 6 orang. Saking banyaknya peminat, terpaksa harus sabar antrean setelah registrasi di loket. Kami sebanyak enam orang merental sebuah mobil matik kapasitas 6 orang, setelah lebih tiga jam menunggu giliran saking banyaknya peminat antrean.

Berbagai tanaman langka bisa ditemukan di sini.

Menikmati makan minum dibawa dari rumah untuk efisiensi wisata (dok. Pribadi Leonardo) 
Menikmati makan minum dibawa dari rumah untuk efisiensi wisata (dok. Pribadi Leonardo) 

Ada teratai raksasa ( giant waterlily) mengapung di atas kolam , begitu juga kaktus ukuran super di Taman Meksiko. Pokoknya tanaman- tanaman langka bisa ditemui di sini. Tapi dari sekian banyak pohon atau bunga di sana, bunga bangkai menjadi salah satu yang istimewa dan selalu menjadi obyek pemotretan pengunjung. Sebuah kuburan kuno di area kebon juga banyak diabadikan pengunjung.

Kawasan yang kini menjadi Kebun Raya Bogor awalnya merupakan bagian dari "samida" (hutan buatan) yang kira-kira didirikan di masa Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) yang memerintah Kerajaan Sunda, sebagaimana tertulis dalam prasasti Batutulis. Hutan ini dibuat untuk melindungi bibit pohon langka.

Hutan ini terbengkalai setelah kerajaan Sunda runtuh pada abad ke-16. Pada tahun 1744, Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) mendirikan sebuah taman dan wastu di lokasi Kebun Raya yang sekarang ada di Buitenzorg (sekarang dikenal sebagai Bogor).

Setelah Britania Raya menginvasi Jawa pada tahun 1811, Thomas Stamford Raffles diangkat sebagai Letnan-Gubernur pulau itu dan dia mengambil Istana Buitenzorg sebagai kediamannya. Raffles memiliki minat besar dalam botani, tertarik mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik. 

Dengan bantuan para ahli botani, W. Kent, yang ikut membangun Kew Garden di London, Raffles menyulap halaman istana menjadi taman bergaya Inggris klasik. Inilah awal mula Kebun Raya Bogor dalam bentuknya sekarang yang selanjutnya ditata pemerintah Indonesia tanpa menghilangkan orisinalitas awal.

Pada 1814, Olivia Raffles (istri Thomas Stamford Raffles) meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan di Batavia. Sebagai pengabadian, monumen untuknya didirikan di Kebun Raya Bogor.

Karena letaknya berdekatan dengan istana yang dihuni presiden untuk istirahat dan aktivitas kenegaraan, tak heran kalau di berbagai sudut kebon raya banyak petugas dari TNI yang siaga penuh melakukan tugas pengawasan. Namun keberadaan para prajurit itu juga membuat pengunjung kebon raya merasa nyaman berwisata. Banyak yang dilihat dan bisa dinarasikan di kebon raya ini, tetapi turunnya hujan juga yang membatasi niat dan langkah lebih jauh.

Rasanya terlalu singkat keberadaan kami di sini. Hujan senja itu seperti mengisyaratkan, cukup dulu sampai di situ. Biar waktu terbatas, minimal sudah banyak yang bisa jadi narasi berharga ketika nanti saatnya pulang ke Sumatera. ( leonardo tssm ) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun