Mohon tunggu...
Leonardo Tolstoy Simanjuntak
Leonardo Tolstoy Simanjuntak Mohon Tunggu... Wiraswasta - freelancer

Membaca,menyimak,menulis: pewarna hidup.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menunggang Kuda, Kenangan Spesial Berwisata ke Tanah Karo

6 Februari 2022   21:27 Diperbarui: 6 Februari 2022   21:33 3204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Lain daerah lain label dan ikon wisata yang dijual untuk memikat wisatawan. Tapanuli Utara dengan obyek wisata rohani Salib Kasih di pegunungan Siatas Barita, pemandian air belerang dan air soda di Tarutung, atau panorama alam Danau Toba di Hutaginjang dan Muara. Dan beberapa obyek wisata lain yang sedang dalam proses.Tanah Karo dengan Brastagi sebagai destinasi andalannya, dari dulu hingga sekarang, boleh berbangga hati dikaruniai alamnya yang dingin sejuk dan view pegunungan yang memang mengundang decak kagum para turis. Brastagi terkini menunjukkan geliat perkembangan signifikan. Kompasianer  mencatat aneka poin keunggulan Brastagi, saat berkunjung ke daerah itu pekan ini. 

Selain view  alam yang aduhay dan fasilitas penginapan berbintang yang memadai seperti Sibayak Hotel dan Grand Mutiara yang gemerlapan, kota ini juga menawarkan pemandian Hot Spring alam Sibayak yang unik. Tetapi yang juga dimiliki Brastagi adalah pasar buah yang menawarkan ragam produk istimewa. Selain jeruk madunya yang memang kesohor dari waktu ke waktu, kini diramaikan lagi dengan buah strawberry, mangga afrikano, markisa, alpukat susu yang laris manis.Bergeser pada wisata bergerak ( move tourism ), Brastagi juga punya kuda yang eksis setiap saat memenuhi hasrat pengunjung untuk mengalami bagaimana rasanya duduk di punggung kuda tegap perkasa, atau sekalian dibawa raun-raun sesuai tarif terpasang.

Tarif naik kuda transparan, tidak ada tipu menipu ( Leonardo ) 
Tarif naik kuda transparan, tidak ada tipu menipu ( Leonardo ) 
Puluhan kuda sewaan terlihat mangkal di area pasar buah Brastagi. Setiap joki menawarkan kudanya seraya menyebut keunggulan kudanya. Yang berminat menunggang kuda siap dipandu kalau seumur-umur belum pernah naik kuda. Anak kecil pun banyak yang suka naik kuda. 

Karena itu kuda betulan merasa tertantang juga, beda saat menunggang kuda kayu di pusaran kuda pusing pasar malam.Takut menunggang kuda? Ada pilihan lain. Naik sado atau delman yang juga banyak siaga menunggu peminat, untuk dibawa keliling. 

Tarifnya bervariasi, seperti ada tertera di sana. Kami bersama famili memilih tarif yang Rp 50 ribu,sekedar uji coba.Untuk satu jam tarifnya Rp 200 ribu. Lumayan mahal bagi orang yang berdompet kempes. Tarif untuk kuda tunggang juga bervariasi. Tetapi minimal memang Rp 50 ribu.Naik sado dengan tarif Rp 50 ribu itu memang terasa terlalu singkat. Tetapi lumayan berkesan menambah pundi pengalaman rekreasi ke Tanah Karo.

Salah seorang sais sado mengatakan, panjang jalan maksimum yang dilintasi dengan sado maksimal 8 kilometer.
" Bisa berapa kali sadonya dapat penumpang. "
 " Tak tentu juga pak, tapi terkadang kalau ada rejeki bisa sampai 20 atau 30 kali", katanya polos saat ditanya Kompasianer.
Dia mengaku, kehadiran kuda tunggang dan sado, sangat berpengaruh terhadap kepariwisataan di Brastagi. Boleh dikata, rata-rata setiap harinya selalu ramai orang yang berlibur ke kota ini menggunakan kuda atau sado sebagai hiburan khusus.

Takut menunggang kuda, ada pilihan naik delman keliling sesuai tarif (Foto dok/ Leonardo) 
Takut menunggang kuda, ada pilihan naik delman keliling sesuai tarif (Foto dok/ Leonardo) 

Di Indonesia, memang daerah yang masih menggunakan kuda atau sado sebagai sarana transportasi wisata, bukan hanya Brastagi. Hal yang sama juga ada di Yogyakarta dan Ternate Maluku Utara, tapi tidak seramai di Brastagi. Kuda tidak disewakan tanpa bak sado seperti di Brastagi.

Dalam konteks kepariwisataan, tampaknya Brastagi masih akan terus menggunakan kuda dan sado sebagai ikon wisata unggulan, yang sudah cukup lama dipajang menawarkan sesuatu yang eksklusif.

Pilihan wisata lain yang kami kunjungi adalah Taman Lumbini  di Tongkoh, di pinggiran kota Brastagi. Sebuah pagoda Buddha berdiri di sana dengan warna cat kuning emas. Ternyata tempat itu juga termasuk ikon wisata di Brastagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun