Kabupaten Karo di Sumatera Utara tak hanya terkenal karena Gunung Sinabung yang  kerap erupsi .Panorama alam Karo dengan bukit Gundalingnya di Brastagi, juga menjadi satu alasan wisatawan  datang ke daerah ini.Â
Nah, selain itu saat berwisata menikmati udara sejuk Tanah Karo, banyak wisatawan domestik mau pun mancanegara  yang menyempatkan diri seperti kami berkunjung ke satu tempat yang dinamakan Taman Lumbini.Â
Di sana sebuah pagoda berdiri megah di area taman Lumbini yang terletak di Desa Tongkoh, Kecamatan Dolat Rayat, Kabupaten Karo. Pagoda yang diberi nama Lumbini ini berfungsi sebagai tempat ibadah bagi umat Buddha, tetapi juga dibolehkan sekaligus tempat wisata bagi masyarakat umum.Â
Orang punya niat berkunjung tidak harus karena anutan kepercayaan (agama), tapi lebih kepada minat menyaksikan sesuatu, melekatkan bunga traveling pada memori, keingintahuan  terutama, untuk bahan penceritaan kepada siapa saja suka, tentang makna suatu liburan.Menurut beberapa catatan,pagoda unik ini diresmikan pada Oktober tahun 2010.Â
Peresmiannya dihadiri seribu orang lebih biksu dan biarawan serta 200 an orang tamu dari berbagai penjuru dunia . Menurut kepercayaan Buddha, nama Lumbini sendiri adalah nama tempat di Nepal di mana Siddharta Gautama dilahirkan.Pagoda ini merupakan replika Pagoda Shwedagon yang berlokasi di Yangon, Myanmar, yang dikelilingi dengan taman seluas kurang lebih 3 hektar, dengan tinggi 46,8 meter, panjang 68 meter, lebar 68 meter, 30 Rupang Arahat, 2.958 Rupang Buddha, dan 108 relik suci, pagoda yang dilapis warna emas cerah itu terlihat sangat mewah dan megah, terlebih saat ditimpa cahaya mentari pagi.Â
Selain dilapisi dengan menggunakan cat warna emas cerah, pagoda ini memiliki jembatan gantung sepanjang 20 meter yang dinamai Titi Lumbini.
Meski masuk ke pagoda tidak dikenai biaya, pengunjung dapat merasakan fasilitas yang nyaman ketika mengunjunginya. Kesan bersih, asri, dan segar langsung terasa. Pagoda ini juga disebut menjadi pagoda tertinggi di Indonesia yang mendapatkan rekor MURI.Untuk mencapai Taman Lumbini, dibutuhkan waktu sekitar 2-3 jam dari Medan menuju Berastagi.Â
Kemudian, dilanjut dengan angkutan umum menuju Tugu Buah Jeruk yang berada di Simpang Dolat Rayat dan perjalanan kaki sekitar 30 menit dari Simpang. Jika ada rencana berkunjung ke Sumatera Utara, ada rekomendasi tempat yang wajib dikunjungi.
Salah satu destinasi wisata di Sumatera Utara yang  dikunjungi, ya itulah :  Taman Alam Lumbini. Taman  Lumbini  sebuah kawasan yang di dalamnya berdiri sebuah pagoda seperti yang ada di Myanmar, Tibet, atau Nepal.
Menurut beberapa keterangan diperoleh penulis, Taman Alam Lumbini mulai dibangun dari pagodanya. Replika Pagoda Shwedagon ini mulai dibangun pada 2007 dan selesai pada 2010 silam. Pada saat peresmian, acaranya dihadiri oleh 1.300 Â anggota Sangha yang terdiri dari 100 orang bhiksu dari Indonesia dan 650 anggota yang berasal dari Burma Myanmar serta 400 anggota dari Thailand. Nama Taman Alam Lumbini sendiri diambil dari nama sebuah tempat yang berada di kaki Gunung Himalaya, Nepal.Â
Tempat tersebut adalah tempat yang bernama 'Lumbini' yang merupakan tempat Siddharta Gautama dilahirkan dan menjadi Buddha. Taman Lumbini memiliki luas sekitar 3 hektar dan dikelola oleh manajemen profesional.Â
Seperti yang dilansir dari beberapa laman media online, berkunjung ke Taman Alam Lumbini, selain melihat pagodanya yang megah, juga bisa menikmati taman alamnya yang tidak kalah menawan.Â
Aneka bunga mengembang di sekitar, diantara patung-patung yang dibangun di beberapa sudut bangunan pagoda. Taman bunga-bungaan letaknya ada di belakang bangunan utama dan dipisahkan oleh sebuah jembatan gantung yang di bawahnya ada lembah bunga. Di taman ini kami bisa melihat berbagai macam bunga semerbak dan pepohonan hijau yang mempercantik taman. Kami juga bisa memanfaatkan beberapa permainan dan fasilitas yang ada di taman ini. Misalnya menikmati fasilitas seperti area fitness, ayunan, perosotan dan masih banyak lagi.
PAGODA TERTINGGI DI INDONESIA
Banyak yang menyebut pagoda ini dengan nama pagoda emas, karena hampir keseluruhan bangunan pagoda ini bernuansa keemasan. Pagoda ini termasuk pagoda tertinggi yang ada di dunia dan tertinggi di Indonesia dan sudah masuk ke dalam rekor MURI, selain merupakan replika tertinggi nomor 2 se-Asia Tenggara.Â
Selain menikmati keindahan alamnya, Taman Alam Lumbini ini juga terkenal karena banyak dijadikan destinasi wisata religi oleh pengunjung. Tidak hanya dikunjungi orang beragama Budha, orang Nasrani dan Hindu juga sering berkunjung untuk melihat dari dekat. Di pagoda ini tersimpan kurang lebih 2.930 Rupang Buddha serta 30 Rupang Arahat dan 108 relik suci.Â
Menariknya, hampir keseluruhan barang-barang ini dibawa langsung dari Myanmar. Kemudian di bagian dalam pagoda ada sebuah pohon yang dinamakan pohon permohonan.
Pohon ini cukup besar. Pohon ini berisi berbagai macam doa dan harapan yang ditulis oleh pengujung dengan menggunakan kertas kemudian digantung. Hanya saja, untuk menulis di pohon permohonan ini harus menunggu saat perayaan Gong Xi Fat Cai ( Imlek) tiba.
Selama mengunjungi Taman Alam Lumbini dan pagodanya, ada beberapa larangan serta pantangan yang harus dipatuhi. Wisatawan disebutkan tidak boleh mengambil foto dengan menggunakan kamera smartphone. Saat memasuki area pagoda, wisatawan wajib melepas alas kaki serta dilarang membawa makan dan minum atau makan dan minum kedalam.Â
Saat tidak ada jadwal ibadah, pengunjung diperbolehkan masuk ke dalam kubah emas tetapi wajib menggunakan pakaian sopan dan rapi. Serta harus menjaga ketertiban dan tidak boleh membuat gaduh.Â
Sebelum masuk halaman pagoda,saya diingatkan seorang kerabat jangan mengantongi rokok dan mancis,termasuk mengikuti prokes Covid, pakai masker dan cuci tangan di tempat yang tersedia.Di halaman depan ada pula tersedia pakaian khas seperti baju samurai, bisa disewa untuk berfoto. Banyak pengunjung yang memanfaatkannya untuk dipakai berfoto sebagai kenangan.
Hujan gerimis membasahi area pagoda saat saya berkeliling melintasi taman bunga dan patung-patung yang diletakkan di beberapa sudut.Â
Terasa suasana sakral tatkala melihat dan mendekati patung bercat putih, sesaat melambungkan imajinasi seakan berada pada masa silam yang digambarkan film-film Jepang atau Cina. Pada momen perayaan Imlek seperti tahun 2022 ini, seperti biasa Taman Lumbini dengan pagodanya, ramai didatangi pengunjung dari luar Tanah Karo.
Sejarah jaman kuno dengan nuansa sakral religius, tertera di hati saat beranjak meninggalkan Lumbini, masih dalam cuaca mendung bergerimis. ( leonardo tsm )
Gong Xi Fat Cai...!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H