Tangan ibu yang membuat ayunan itu
Tangan ibu juga yang menimang membuatku bobo dalam damai
Dan jemari ibu yang merenda baju lampin seindah bunga
Tangan ibu terpotret di senja kala pelangi nongol di atas bukit
Lalu bunga-bunga semampai menguntum tertiup bayu utara
Tatap mata beningnya melembuti nurani merindu
Aku belum pikun Bu, belum gagal paham arti kasih yang engkau semai, dulu
Usap jemarimu sepadan  empuk suaramu bersenandung
Mengantarku ke telaga seribu mimpi
Aku merindu dalam semilir bayu bersayap mega di cakrawala senja
Tidak rindukah ibu untuk mengelus rambutku seperti dulu?
Dalam tidurku yang nyenyak semalaman bersiram gerimis
Ibu pasti sepertiku merindu
Di celah mimpiku ibu berulang hadir beragam kebaya
Pagi mataku terjaga berlaga cahya mentari menebar pesona
Kubuka jendela menikmat fajar emas menyapa di celah pinus-pinus tua
Dan tertegun mengurai nafas takjub
Menatap tangan ibu melambai di antara semerbak bunga firdausi
Ibu... aku tak ingin hanya bermimpi
Aku mendamba tangan ibu memeluk daku
Dalam angan merindu
Setiap waktu kala aku menyuka hening
Merenda kenang dalam deras rindu tak bertepi
( Lembah Silindung kelahiran, terusik rindu ibu yang jauh di rantau/ 41121)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H