Rencana tata kota Tarutung dan Aek Sigeaon, didesain sedemikian rupa, menghubungkan satu lokasi dengan lokasi lainnya saling bertautan ( mixing use). Nantinya bakal ada penataan kawasan stadion mini diprogram menjadi "Alun-Alun Rura Silindung", yang terdiri dari lapangan upacara, kegiatan olah raga, pedagang UMKM, dan Ruang Terbuka Hijau ( RTH).
Selain itu nantinya bakal ada Jembatan Pandang, Panggung, Wisata Air, Area Kuliner, Sopo Batak, Tugu Dalihan Natolu, Kios Pedagang Kaki Lima. Dan yang pasti lebih menarik adanya wisata air Aek Sigeaon lengkap dengan dermaga. Diprogramkan ada angkutan air ( perahu/boat) menuju lokasi Air Soda Parbubu, dan menuju Hot Spring Sipoholon.Â
Kehadiran perahu wisata di Sungai Sigeaon menjadi sesuatu yang baru, something new, menyemarakkan panorama Silindung seperti kota yang ada di Eropa. Terkait itu, bakal ada pembukaan akses jalan baru misalnya menuju Alun-Alun Rura Silindung, jalan baru menuju pusat pasar Tarutung, dan jalan baru Alun-Alun menjadi satu sumbu dengan Kantor Bupati.
Sigeaon River Park (taman Aek Sigeaon) diproyeksikan menjadi hubungan pariwisata Kota Tarutung, terintegrasi dengan destinasi lainnya: pemandian air panas Sipoholon, airsoda Parbubu, OnanTarutung, Alun-Alun Rura Silindung, dan wisata Salib Kasih yang akan dikembangkan menjadi "Little Bethlehem" (Bethlehem Kecil), serta wisata petualangan lainnya seperti arung jeram Hasak di Aek Situmandi.
Lalu bagaimana dengan kondisi debit air Sigeaon yang diragukan segelintir orang terkait rencana wisata air tersebut.
Debit air di kawasan Sigeaon River Park perlu distabilkan dengan membangun bendungan di wilayah hulu dan hilir dari kawasan penataan, untuk mengontrol debit air sungai.Â
Pembangunan bendungan ini, papar Budiman Gultom lebih lanjut, akan dimanfaatkan sebagai destinasi baru sekaligus berfungsi sebagai pelabuhan untuk perahu wisata.
Bupati Taput Nikson Nababan dalam bincang terpisah, menyebut rencana itu bisa saja menuai prokontra, dan mungkin orang menganggap itu sebagai "mimpi". Namun Nikson tidak menutup kemungkinan rencana indah tersebut terealisasi, dengan lobbi  yang terus dilakukan menggedor pengambil keputusan di pusat. "Â
Kita tak boleh berdiri menunggu seperti kiper, bila perlu kiper juga bisa berlari ke garis depan menggiring bola mencetak goal, ujarnya berilustrasi. ( Leonardo Ts Simanjuntak )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H