Sore itu langit menjadi gelap. Mendung pun kian menebal...
Pada petang yang bergemuruh deru ombak menerpa pantai. Ketika pelangi dikalahkan mega kelabu berarak dari utara ke selatan. Irama musik itu berulang dan berulang mengumandang dari salah satu kapal yang sandar dekat pantai reklamasi Ternate.
Dan perempuan muda yang duduk di tembok pantai masih ada di sana. Tak hirau langit makin kelam legam.Â
- Terdengar tetesan air hujan. Semua menambah kesedihan...
***
Aku menatapnya sekian lama dari jauh. Kuharap ia pernah berpaling, sekedar ingin melihat parasnya. Tak sabar aku mengayun langkah mendekat dari belakang.
- Senang dengar D'Lloyd  juga?
Kusapa sekedar berbasa-basi. Perempuan berkerudung itu tak juga berpaling. Aku lebih mendekat ke sisinya. Melihat sekilas wajah ayu berkacamata.Â
-D'Lloyd selalu menggugah hati banyak orang...
Pertama kalinya ia menggerakkan wajah berpaling padaku. Aku tersadar telah mengusik seseorang yang sedang menikmati suasana dengan kesedihan. Perempuan itu membuka kacamata lalu mengusap mata dengan ujung kerudung putihnya. Dan mata indah itu sembab oleh airmata yang terlalu lama dibiarkan tercurah.
-Maaf dik. Aku telah mengusik kesendirianmu. Ini sudah jelang maghrib, tak lama lagi hujan akan turun.
Ia meluruskan pandang ke laut dan deretan kapal lego jangkar di sekitar.