Mimpiku semalam berlayar di malam saat laut ketiduran
Air legam tiarap damai dalam elus angin tenggara
Sore kita berceloteh tentang ikan di laut kita yang migrasi ke laut Filipin
Semalaman ku gemetar mendekap tiang perahumu yang rapuh
Tak juga ada goropah yang pak tua janjikan,tak juga tongkol Maluku
" Ini cuma anak hiu lepaskan saja..." teriakan nelayan tua disergap hempasan air hujan tiba-tiba
Nelayan tua menatap sisa bintang di langit pudar
"Kita jangan pulang hampa. Laut Halmahera terkadang  diam hilang peduli..."
Nelayan tua mengembus asap rokok yang membuat batuk kronisnya berirama aneh
*
Aku mulai gentar pak tua !
Kilau laut berkelebat menampakkan gigi culunnya yang perkasa
"Kamu takut karena kamu datang dari daratan. Kami takut meninggalkan laut karena di darat kami tak lagi siapa-siapa"
Perahu bergerak sendiri menjauh entah kemana
Ikan gorapah mungil menari-nari di permukaan terekam kilau bintang
*
Pada tengah malam begini pak tua menyandar ketiduran dekat mesin yang lama mati
Kami bermimpi diterkam seekor hiu raksasa bersirip kapak
Tapi aku justru bersorak berani
Pak tua tersenyum lepas
"Tak perlu takut, moyangnya hiu lagi bercanda"
*
Fajar mengantar kami menggapai pantai lovraÂ
Kami tak mengusung apapun yang kami mau kemarin sore
Tapi aku bahagia mengenang sosok seorang nelayan tua milik Hemingway di lautan Kuba
Namanya The Old Man and The Sea
*
Pak tua menjulurkan telunjuk ke pantai
" Itu putraku Lovragia sudah menunggu..."
Menunggu papanya tak bawa apa-apa
Seraut wajah ibu renta melongok sekejap sebelum mengatup jendela di gubuk tak berserambi
Air laut mulai mengejar bibir pantai mencumbu tak jemu,tak jemu
( Kao Halmahera Utara ujung Februari 2018)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H