Riko baru tersadar. "Oh ya kau benar Nika, aku ingat sekarang. Tapi tak apa, tenang aja." Riko teringat ketiga pria yang mengancamnya tiga hari lalu. Apakah itu Fortuner yang mereka pakai?
Feeling memang harus direspon.
Ketika sudah tiba dekat Inova, Riko langsung  memencet remote control, membuka pintu, menyuruh Nika masuk di jok depan.
Mobil dihidupkan. Tapi saat kopling dilepas perlahan, Riko sadar ada yang tak beres. Ia melongok melihat ban belakang. Bah, kempesnya sampai kandas. Wajah Riko merah padam. Diliriknya ke arah Fortuner, melihat tiga pria itu mendekat sambil senyum lebar.
Riko turun dari mobil memeriksa ban belakang. Ia terpana. Kedua ban belakang kempes total.
" Kenapa bannya lae, kena paku kali," kata Ramli yang berjambanh lebat tergelak.
Riko tak menjawab. Matanya terpaku melihat bekas sayatan memanjang pada ban. Jelas ada yang mengempesi.
"Puas kalian ya," kata Riko berdiri menghadap ketiga pria itu.
"Puas? ha ha ha...kalian yang puas bercinta, kok dibilang kita yang puas. Ini namanya ngeledek, Bos," kata Ramli menoleh pada Tonny.
" Kalian kempesi ban ini, kenapa?" Riko bersikap tenanng.
Salah seoran bernama Dirgo mendekati pntu samping Inova, berkata pada Nik: "Hallo nona manis, selamat sore sayang..."