"Akhirnya..." terucap kata lembut dari mulut Riko. Dan Nika tersenyum menatapnya dengan mata berkilau oleh air mata yang menggantung.
"Akhirnya apa Rik"
"Akhirnya kita ketemu lagi."
"Memangnya Kamu tak yakin ada pertemuan lagi," bibir sensual gadis itu masih tersenyum. Ada kemanjaan menggurat pada lekuk bibir itu.
"Kek mimpi bisa ketemuan lagi, tak kusangka," kata Riko.
"Mimpi jadi kenyataan," sambung Nika.
Ada dorongan yang menggerakkan Riko bergeser mendekati Nika. Lalu jari tangannya  sudah menempel di telapak tangan halus itu, menggenggamnya erat, dan mengusapnya perlahan.
"Ya Nik, jadi kenyataan yang membuatku tersadar tak ada yang mustahil dalam hidup ini." Dan remasan pada jemari halus itu makin terasa hangat. Hidung Riko mengendus aroma khas Nika yang sangat dihapalnya.
"Kamu rindukan Nika ya," Jari tangannya ikut bermain membalas remasan Riko.
"Sangat rindu, terlalu merindukanmu," kata Riko sembari mencondongkan wajahnya mendekati wajah Nika.
Nika memaligkan muka, tersenyum, dan seakan menantikan sesuatu.Â