Mohon tunggu...
Leonardo Tolstoy Simanjuntak
Leonardo Tolstoy Simanjuntak Mohon Tunggu... Wiraswasta - freelancer

Membaca,menyimak,menulis: pewarna hidup.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Obat Kerugian Adalah Melupakannya

18 April 2014   06:13 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:32 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin setiap orang pernah merasa rugi atau dirugikan. Kerugian, bisa disimak menurut sifat dan bentuknya. Rugi dalam bisnis, rugi karena membeli barang tak berguna, rugi membeli barang tak sesuai harga dengan manfaat atau kualitasnya, rugi karena kehilangan uang atau suatu benda. Tapi kerugian juga bisa terjadi menyangkut waktu yang tersia-siakan, pemborosan, pekerjaan yang merugikan diri sendiri ( mabuk-mabukan, berjudi, berfoya-foya ke sarang PSK). Sementara dari aspek lain, seseorang juga bisa menderita kerugian, saat seseorang yang awalnya rajin beribadah ke gereja atau sholat ke masjid, karena sesuatu hal jadi lalai mengunjunginya seperti biasa.
Kerugian juga bisa dibagi tiga. Pertama, kerugian yang timbul diakibatkan perbuatan diri sendiri. Sudah tahu main togel itu lebih banyak ruginya dari pada untung, toh masih dilakukan juga. Sudah tahu main perempuan itu menguras isi dompet, masih dilakukan juga. Di sisi lain, ada kerugian disebabkan orang lain. Entah kita kena tipu, kena gombal, kena rayu iming-iming, seperti banyak terjadi melalui sms dan internet. Dan, ada pula kerugian yang kita tanggung secara alami. Gara-gara hujan berkepanjangan barang dagangan tak laku, gara-gara kemarau berkepanjangan hasil pertanian tak seperti biasa, atau saat kemarau dagangan penjual es jadi sepi, dan sebagainya, dan sebagainya.
Setiap orang pernah mengalaminya, karena hidup ini seperti dua sisi uang logam. Ada keberuntungan ada kerugian. Ada hoki ada apesnya. Dan manusia yang bijak pasti sigap dan arif menyikapinya.
Kalau hal ini dideskripsikan pada konteks politik, kerugian atau perasaan rugi selalu muncul ketika apa yang diharapkan tak teruwjud. Calon bupati yang telah menghamburkan miliaran rupiah untuk merebut jabatan bergengsi itu atau untuk mempertahankan kedudukan untuk kedua kalinya, pasti merasa rugi besar ketika kegagalan lah yang telah dibeli. Para caleg yang gagal karena perolehan suara yang minim pada hal sudah mengeluarkan banyak uang menyogok rakyat. Para tim sukses yang telah mengimpikan balas jasa sekiranya figur yang dijagokan menang, tentu diterpa perasaan rugi besar ketika impian itu kandas oleh kegagalan.
Lantas, mana kala kerugian itu menimpa seseorang, apa yang terjadi? Banyak yang stres, bisa sinting, stroke. Kalau kerugian terus menghiasi hari-hari yang dijalani tanpa mampu melupakan atau mengabaikan, akhirnya penyakit juga yang mampir ke pikiran dan jasmani. Makin diingat-ingat bermacam faktor yang menyebabkan kerugian, makin aktif penyakit menerkam dan mengancam jiwa. Solusinya tak begitu rumit sebenarnya. Bertahan dengan kesadaran total bahwa kerugian mengandung khidmat apa bila itu disikapi secara filosofit. Penyerahan diri terhadap rasa kecewa, penyesalan, atau berandai-andai akan menghancurkan setiap orang, karena itulah cikal bakal mendekatnya hantu-hantu depresi yang bisa berakibat fatal.
Bagi seorang filsuf dan moralis kedengarannya klise, ketika nasehatnya terkesan murahan," jangan kamu menyerah diperdayakan perasaan yang merugikan diri sendiri."
Lebih sederhana adalah peribahasa Inggeris ini: The remedy of injures is not to remember death. Kira-kira bila diterjemahkan dengan kalimat simpel adalah " OBAT KERUGIAN ADALAH DENGAN MELUPAKANNYA. Dan untuk melupakan sesuatu yang merugikan, pikirkan saja hal-hal yang menguntungkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun