Mohon tunggu...
Leonardo Tolstoy Simanjuntak
Leonardo Tolstoy Simanjuntak Mohon Tunggu... Wiraswasta - freelancer

Membaca,menyimak,menulis: pewarna hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Presiden SBY Tetapkan Geopark Kaldera Danau Toba

2 Agustus 2014   21:20 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:35 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_350629" align="aligncenter" width="300" caption="Lomba Solu Bolon (perahu besar) yang digelar baru-baru ini di Danau Toba Muara. Atraksi klasik yang masih dipertahankan.(By.Leonardo)"][/caption]

Danau Toba tak henti-hentinya mengundang ulasan, analisis, dan ide-ide baru pembaruan. Dari dulu entah sudah berapa banyak lembaran kertas yang dihabiskan pemerintah dan para ahli lingkungan, untuk mengupas kondisi, problema, dan prospek Danau Toba ke depan. Seminar tingkat lokal, regional, nasional, bahkan internasional bukan hal yang asing lagi digelar seputar danau terbesar di Indonesia ini.

Kini, muncul lagi Program Geopark atau Taman Bumi Kaldera Toba yang ditetapkan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono  Maret 2014 yang diharapkan akan menjadi sebuah gagasan baru yang lebih efektif untuk mendongkrak pariwisata di wilayah Sumatera Utara , khususnya wilayah sekitar Danau Toba dan Kabupaten Tapanuli Utara dengan andalan pantai Muaranya yang indah.Sementara untuk Kabupaten Samosir, tak pelak lagi view Tuktuk yang kesohor dari waktu ke waktu terkesan masih monoton, belum menimbulkan kesan spektakuler, meski dari waktu ke waktu di sana berbagai event telah digelar, termasuk Pesta Danau Toba.

Dalam konteks mendukung pembangunan wisata nasional di kawasan Danau Toba, pemerintah telah menetapkan manajemen sumber daya keragaman bumi (Geodiversity) sebagai daya tarik wisata yang mencakup Geologi, Biologi,Sosial, Budaya dan Pariwisata di kawasan Danau yang menjadi destinasi wisata bertaraf internasional itu.”Kita sangat harapkan program ini mewujudkan sesuatu yang baru, sesuatu yang spesialis nantinya,” kata Kabag Humas Pemkab Tapanuli Bagian Utara Pahala Lumbantobing SE saat berbincang dengan kompasianer Leonardo Simanjuntak di Medan belum lama ini.

Bupati Tapanuli Utara Drs Nikson Nababan sendiri menegaskan pihaknya akan menyebarluaskan informasi keberadaan Geopark ini bersama enam kabupaten lainnya yakni Samosir, Humbanghasundutan, Tobasa, Simalungun, Dairi dan Tanah Karo, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata beserta Dinas Pertambangan Energi Provinsi Sumut telah menggelar pelaksanaan agenda sosialisasi, untuk mengimplementasikan program tersebut.

Sosialisasi ‘Geopark Kaldera Toba’ turut diikuti Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Eddy S Salim, dan Kasubbag program Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara, Dra Debbie R Panjaitan, yang keduanya merupakan perwakilan Pemerintah Provinsi Sumut, serta Kadis Pariwisata Taput Joskar Limbong, Camat Muara, juga para Kepala Desa, tokoh masyarakat, pengusaha hotel dan  kepala sekolah se-Kecamatan Muara.

“Program dari UNESCO yang menjadikan kawasan Danau Toba menjadi sebuah konsep yang disebut Geopark Kaldera Toba harus kita dukung dan sukeskan bersama. Sebab, keberadaan Geopark ini nantinya adalah untuk mendongkrak sisi pariwisata daerah kita,” kata Nikson Nababan yang baru tiga bulan dilantik menjadi orang nomor satu pemerintahan di wilayah itu..

“UNESCO datang untuk peningkatan pariswisata di Muara, nantinya, jika ada sesuatu yang diperlukan demi realisasi program dimaksud, masyarakat jangan mengharapkan ganti rugi,” katanya seperti dikutip Pahala Lumbantobing dalam bincang-bincang dengan kompasianer.

Menurut Nikson, kedepan, sebagai keuntungan atas keberadaan Geopark tersebut, wilayah Muara akan dikelola lebih serius menjadi destinasi wisata berkelas serta menjadi sorotan Internasional yang imbasnya tentu akan dirasakan masyarakat Muara dan masyarakat Sumatera Utara secara umum dalam peningkatan taraf perekonomian masyarakat.

Pantai Muara yang berhadapan sangat dekat dengan Pulau Sibandang pernah membuat Mbak Tutut putrinya Soeharto (Presiden RI ketika itu), sangat terkesan dan berkeinginan membangun sesuatu yang berkelas di sana, tapi karena gelombang reformasi ketika itu (1998), gagasan itu terganjal situasi yang labil. Setelah pemekaran, Pemkab Tapanuli Utara kini hanya mengandalkan Muara sebagai destinasi area wisata, namun pengelolaannya selama ini terkesan masih jalan di tempat. Masyarakat Muara berharap, dengan pergantian kepemimpinan daerah wisata itu bisa dibangkitkan dari ketertinggalannya.

[caption id="attachment_350623" align="aligncenter" width="300" caption="Mauliate Simorangkir Wabup Tapanuli Utara membuka Lomba Solu Bolon di Muara baru-baru ini.(Foto: Humas Pemkab Taput)"]

14069634601284168482
14069634601284168482
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun