Mohon tunggu...
Leonardo Tolstoy Simanjuntak
Leonardo Tolstoy Simanjuntak Mohon Tunggu... Wiraswasta - freelancer

Membaca,menyimak,menulis: pewarna hidup.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Ketika Para Wartawan Rela Jadi Pemungut Sampah

11 Februari 2015   05:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:27 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wartawan tak selamanya harus menulis atau mondar-mandir memonitor peristiwa untuk dipublish lewat media yang diwakili. Ada juga saat tertentu, seorang wartawan harus rela memungut sampah di pinggir jalanan, dan masyarakat banyak pun terperangah, heran, sambil senyum menonton lakon yang belum pernah disaksikannya sebelumnya.

Setidaknya itulah pemandangan yang mewarnai pusat Kota Tarutung, ibu kota Kabupaten Tapanuli Utara pada Senin 9 Februari 2015, bertepatan dengan Hari Pers Nasional. Sekitar kurang lebih 150 orang yang menyandang profesi jurnalis se kabupaten itu, sejak pagi hari berkumpul di halaman Kantor Bupati Tapanuli Utara di kompleks tangsi kota sebelah barat. Mereka berdatangan dari jurusan berbeda dan jumlah yang bervariasi dari tempat masing-masing, titik kumpulnya di halaman kantor bupati. Tapi yang membuat banyak orang mengarahkan perhatian terutama adalah ketika para jurnalis aneka media itu tampak mengenakan baju kaos warna merah terang. Dan pada dada sebelah kanan tercetak tulisan Hari Pers 2015, dan di atasnya tertempel lambang Kabupaten Tapanuli Utara.

[caption id="attachment_396089" align="aligncenter" width="300" caption="Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan tampak ikut memungut sampah di depan sebuah toko di pusat Kota Tarutung,(By. Kompasianer)"][/caption]

Rupanya para jurnalis yang jumlahnya 150 orang lebih itu kumpul di sana tak lain terkait dengan peringatan Hari Pers 2015. Di saat peringatan Hari Pers itu terkesan biasa-biasa di banyak daerah, justru di Tapanuli Utara, ada nuansa tersendiri. Bupati Nikson Nababan yang punya visi misi bertema perubahan, melalui Bagian Humas  Keprotokolan mengajak para jurnalis se kabupaten itu, ramai-ramai menyemarakkan suasana peringatan Hari Pers itu dengan mengadakan aksi gotongroyong pungut sampah. Maka pagi itu, bupati beserta wakil bupati Mauliate Simorangkir, para asisten, pimpinan SKPD, Kabag, serta para jurnalis mengatur barisan di halaman depan kantor bupati. Sang bupati yang juga mantan wartawan itu didampingi Kabag Humas Donna Situmeang dan Kasubbag Keprotokolan Tiur Sinaga, melepas barisan menuju kota. Bupati ikut pada barisan terdepan berbaur dengan para wartawan.

[caption id="attachment_396093" align="aligncenter" width="300" caption="Para jurnalis dengan kostum kaos merah melakukan aksi kebersihan memungut sampah di pusat kota. (kompasiana)"]

1423580202483965023
1423580202483965023
[/caption]

Sejak titik start para jurnalis itu pun memungut sampah yang ditemukan di jalanan, meskipun ada juga di antaranya yang seperti "malu-malu" ikut memungut sampah. Di perempatan kota, bupati tampak memungut sampah yang berceceran di depan toko Nainggolan, begitu juga sekeliling taman kota di mana terdapat bangunan monumen pohon Natal raksasa dan menara lonceng sebagai salah satu ikon wisata rohani daerah itu. Menurut bupati aksi itu termasuk bagian dari misi perubahan yang diusungnya. "Kita rayakan Hari Pers ini secara khusus, dan saya juga ingin jurnalis di daerah ini berbeda dengan di daerah lain," ujarnya. Kondusifnya satu daerah kata bupati, juga ikut ditentukan oleh pola pemberitaan para jurnalis.

Barisan "pembersih sampah" itu selanjutnya bergerak menyusuri jalan DI Panjaitan, juga melakukan aksi yang sama disaksikan warga sekitar yang hanya menonton dengan senyuman. Aksi ini kata Nikson, sekaligus memotivasi masyarakat agar makin menghargai kebersihan.

Barisan merah itu kemudian memasuki lapangan Serbaguna. Di tribun lapangan rombongan istirahat, sekaligus ramah tamah antara jajaran Pemkab dengan para jurnalis. Jumlah wartawan yang hadir bertambah terus dengan datangnya wartawan yang terlambat atau mungkin tak mengetahui adanya aksi seperti itu. Hari Pers 2015 itu juga ditandai pembacaan singkat sejarah Hari Pers Nasional oleh Ketua PWI Bona Pasogit Marudut Nainggolan. Selanjutnya paparan program pembangunan oleh pimpinan instansi, disusul paparan panjang lebar dari bupati tentang program jangka panjang dan jangka pendek yang telah dan akan diterapkan di Tapanuli Utara.

[caption id="attachment_396094" align="aligncenter" width="300" caption="Salah seorang wartawan mengambil alih motor sampah membuat suasana makin semarak oleh tawa.(Leonardo)"]

14235810582098155332
14235810582098155332
[/caption]

Acara ramah tamah juga diwarnai tiup lilin dan pemotongan kue HUT Pers 2015 oleh Bupati Nikson dan Wabup Mauliate Simorangkir, diselingi hiburan musik keyboard, kemudian makan bersama. Bupati pada kesempatan itu mengharapkan kebersamaan antara jajaran Pemkab dengan insan pers di wilayah ini ke depan terajut makin erat. "Tolong pemberitaan yang obyektif konstruktif, bagaimana agar masyarakat di luar daerah tertarik menginvest modalnya ikut membangun daerah yang kita cintai ini," ujar Nikson. Dia juga mencetuskan obsesinya tentang pendirian universitas negeri di daerah ini. Turut hadir pada acara ini beberapa wartawan kategori senior, dan juga Leonardo Simanjuntak jurnalis Kompasiana.Com yang menulis liputan singkat ini.

[caption id="attachment_396097" align="aligncenter" width="300" caption="Bupati Nikson dan wabup Mauliate membagi kue HUT Pers 2015.(Foto: Leonardo Joentak)"]

14235816591118811374
14235816591118811374
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun