Mohon tunggu...
leonas d
leonas d Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiunan PNS

Lagi senang jalan jalan..makan makan dan nikmati pensiun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perlukah Memelihara Satwa Liar

26 Maret 2017   13:35 Diperbarui: 26 Maret 2017   13:51 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Binatang peliharaan hampir ada di setiap rumah, baik di perkotaan lebih lebih di perdesaan.Mulai dari jenis unggas dengan postur yang kecil sampai dengan mamalia yang besar yang masuk kategori langka dan dilindungi.

Ini memang bukan dari hasil survey yang akurat tetapi hanya perkiraan saja dengan asumsi adanya pet shop dan kedai/kios penjual perlengkapan dan makanan burung/ ternak. Begitu pula dengan adanya pasar burung dikota yang tidak hanya menjual unggas tetapi reptil dan mamalia, seperti di pasar burung jalan Pramuka atau di pasar Jatinegara yang sering penulis kunjungi, ketika di Jakarta, menambah yakinnya akan hal tersebut.

Binatang  yang  diperjual belikan ditempat tersebut, terlihat banyak hasil tangkapan alam liar, seperti burung  dengan ciri bila hasil bredding akan terlihat dengan adanya gelang/ring pada kakinya.Untuk  mamalia seperti musang,kukang,kalong dan ular hampir dipastikan dari alam liar dan ketika penulis ingin mengambil gambar(waktu itu) dengan Hand phone memphoto  seekor Kukang di pasar Jatinegara oleh pedagangnya dilarang.

Memelihara binatang mempunyai kesenangan tersendiri, lebih lebih ketika peliharaan kita tersebut dalam kontes masuk dalam hitungan juara.Rasanya terbayar sudah repotnya memelihara. Serta  menjadi kebanggaan tersendiri dan senang ketika menjadi  topik pembicaraan  dan saling share/berbagi tips untuk cara perawatan bagi penghobi yang  lain.

Dan berangan-angan dapat mengembang biakkannya ,sebagai kelanjutan trah juara ,syukur-syukur bisa dijual belikan anakannya, sebagai umega (usaha menambah gaji). Niatan seperti ini mudah-mudahan ada pada setiap pemeliharanya,alih alih bisa menjadi mata pencaharian dan dapat melestarikan satwa dari kepunahan di alam liar.

Alam liar sebagai habitat asli dari hidup binatang peliharaan saat ini,tidak secepat pemburu/penangkap hewan untuk menyediakan pasokan dalam perdagangan hewan.Dapat kita rasakan dalam keseharian ketika di belakang rumah dalam rimbunnya pepohonan terdengar  kicauan suara burung Kacer dengan ciutannya yang keras melegking menghiasi setiap hari-hari kita. Dan  sekarang hampir tidak terdengar lagi, ketika itu terdengar lagi, nyatanya si burung Kacer, sudah ada  dalam kandang sangkar pojok rumah tetangga.

Supply dan dimand, permintaan dan penawaran itu yang membuat marak perdagangan satwa, entah bagaimana suatu saat demam kalau boleh disebut,  sedang melanda penghobi/penggemar  semisal pemelihara burung, seperti saat ini maraknya memelihara burung Pleci*, sikecil dengan lingkar putih disekitar matanya menjadi binatang peliharaan. Puluhan bahkan ratusan dalam kandang,  dikios penjual burung di perjual belikan, jelas-jelas hanya alam yang menyediakannya. Ketika burung ini dipasok dengan jumlah banyak dalam perdagangan karena besarnya minat dan  dengan harga beli/jual yang  murah, akan kah tetap ada dan bertahan  dialam liarnya nanti.

Memelihara binatang ,mungkin telah menjadi kebutuhan, menjadikan hobi menyenangkan dengan aktifitas merawatnya, menjadi sayang dan  peduli kepada hewan peliharaan itu. Pilihan bijak ketika ingin memelihara hewan, pilihlah  yang sudah ditangkar dan sudah ada/tersedia alat dan kelengkapannya, seperti makanan dan kebutuhan dari hewan yang dipelihara itu dengan adanya kedai burung atau petshop. Untuk menubuhkan kasih sayang kepada sesama mahluk ditanamkam kepada anak kita ketika ingin memiliki/merawat memelihara binatang adalah baik untuk tumbuh kembangnya diajarkan  dengan tertip dan teratur dalam memenuhi kebutuhan makanan ketika menjadi pemeliharanya.

Mengetahui sifat perilaku dan kebiasan ternak yang akan dipelihara sungguh membuat mudah dalam perawatan, sudah banyak buku atau informasi yang beredar di internet kalau hanya untuk mempelajarinya. Dan sebaiknya memang harus sudah tahu sebelum membelinya,rencanakan matang memilih menjadi peliharaan,karena bukan hanya hitungan bulan hewan tersebut hidup bersama kita.

Banyak anjuran dalam memilih binatang peliharaan,seperti ketika kita ingin memelihara burung misalnya, salah satunya carilah burung yang sudah siap dalam artian yang bukan bakalan apalagi yang baru didapat dari alam ketika membelinya.Karena bagi pemula akan membuat repot dan membutuhkan waktu dan tenaga dalam memeliharanya, akan lebih  kecewa lagi ketika, ternyata yang dirawat bakalan tersebut masih lama siap untuk tanding dalam kontes, atau semangat mengumpulkan bakalan karna harga terjangkau dan mengira dengan memelihara dari kecil akan mendapatkan burung yang  berkualitas , nyatanya....?  akhirnya hanya banyak mengumpulkan bakalan saja, kalau dihitung  jumlah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bakalan, bisa dapat membeli burung yang sudah jadi. Itu salah satu tips/saran  yang diberikan dari pemain burung dikomunitas Kicau mania, kepada pemula  penggemar burung.

Atau ingin memelihara binatang eksotis, langka dan dalam lindungan UU satwa liar, misanya Buaya, Harimau dahan/Harimau buluh/Kucing hutan, Kukang, lebih baik buang jauh-jauh niat rencana itu, atau kasihan waktu melihatnya di pasar burung lalu membelinya dengan niatnya menolong sibinatang dari perlakuan dan minimnya fasilitas di pedagang itu. Tidak salah, niat baik tersebut tetapi dari sisi perdagangan apakah kita tidak termasuk dalam  supply dan demand, adanya penawaran dan permintaan, bagian dari menyukseskan perdagangan satwa yang dilindungi,dengan tidak membeli kita telah memutus sedikit dari mata rantai perdagangan satwa itu.Dan ketika dibeli dan bawa pulang apakah layak hewan –hewan tersebut tinggal diperumahan......

Cukuplah memiliki Tiger, Bison atau Kijang dirumah yang  buatan Jepang itu (untuk alat transfortasi), dan satwa yang dilindungi undang undang tetap hidup di alamnya atau cukup hidup didalam bonbin/kebun binatang menjadi edukasi/penelitian dan sebagai penghuni tamannya kota mewakil taman dirumah dengan kelengkapannya.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun