Mohon tunggu...
Leonard Pravasandani
Leonard Pravasandani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Indonesia

Gerilyawan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Batch 2

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hambatan Pengembangan Target Bauran PLTS KESDM di COP26 Glasgow

5 Maret 2022   20:55 Diperbarui: 5 Maret 2022   21:10 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta Jalan Transisi Energi Menuju Net Zero Emission (Sumber: Dewan Energi Nasional)

Profil Beban Pembangkit Indonesia (Sumber: Gerilya KESDM)
Profil Beban Pembangkit Indonesia (Sumber: Gerilya KESDM)

Saat ini PLTS digunakan sebagai pemenuhan beban puncak harian. Utilisasi tersebut disebabkan kecepatan yang dimiliki PLTS untuk dapat menyalurkan energi ke jaringan. Justifikasi tersebut dikarenakan nilai dari kapasitas faktor yang dimiliki PLTS sebesar 20-30% saja, sehingga hal tersebut menandakan bahwa pembangkit ini tidak konstan. Problema tersebut merupakan salah satu hal saja, hal lain yang mempengaruhi yaitu sistem PLTS bersifat asinkron, tidak pasti, dan dapat berubah. Sehingga hal-hal tersebut berdampak pada perencanaan dari operasi jaringan untuk memastikan keamanan pasokan energi dan pembangkitan yang memadai kebutuhan.

Terdapat beberapa langkah strategis untuk memitigasikan berbagai macam penetrasi PLTS pada bauran energi nasional. Untuk saat ini PLTS menduduki nilai penetrasi dibawah 15% sehingga tidak perlu memerlukan adanya mitigasi yang diimplementasikan pada sistem. Namun jika sistem PLTS sudah mencapai kedudukan 15% sampai 50% maka dibutuhkan sebuah manajemen daya. Umumnya manajemen day aini bisa dalam bentuk melimitasi daya yang dihasilkan PLTS, pengurangan beban, pencampuran PLTS dengan pembangkit lain, serta memastikan spinning reserve sistem. Sedangkan jika penetrasi dari PLTS melebihi 50% maka diperlukan langkah yang lebih canggih. Hal yang diimplementasikan sama dengan penetrasi medium namun dengan tambahan baterai untuk menstabilisasikan jaringan, maupun pengadaan jaringan cerdas sebagai manajemen sisi beban.

Sedangkan pada ranah smart grid yaitu terletak pada komitmen pemerintah dalam memasangkan meter pascabayar dengan smart meter sebanyak satu juta pelanggan pada tahun 2022. Hal tersebut merupakan pemenuhan skema advance metering infrastructure yang merupakan inovasi yang dibutuhkan untuk menyokong inovasi smart grid. Proyeksi tersebut diutarakan oleh Sugeng Prahoro sebagai Koordinator Perlindungan Konsumen Ketenagalistrikan. Sehingga diperlukan pengawasan yang ketat terkait perkembangan PLTS sesuai target yang telah ditentukan oleh KESDM kedepannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun