Optimisasi tarif PPA PLTS berdasarkan pendekatan teknologi
Tarif yang dikenakan saat melaksanakan power purchase agreement (PPA) pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) saat ini yaitu PLTS Terapung Cirata 145MW dan PLTS Bali sebesar 2x25MW sudah mulai mendekati PPA PLTU Batubara yang berada pada 4 cUSD/kWh. PLTS Terapung Cirata 145MW yang dikembangkan oleh konsorsium Pembangkit Jawa Bali Investasi dan Masdar Solar Energy dapat memberikan tarif PPA senilai 5,8 cUSD/kWh melalui periode kontrak selama 25 tahun. Sedangkan, PLTS Kubu 2x25MW dan PLTS Jembrana 2x25MW yang terletak di Bali merupakan konsorsium dari Medco Power Indonesia dengan Solar Philipines dapat mencetak tarif PPA senilai 5,8 cUSD/kWh -- 6,2 cUSD/kWh melalui periode kontrak selama 20 tahun. Kedepannya diproyeksikan bahwa tarif PPA PLTS akan semakin murah berdasarkan perencanaan proyek PLTS Terapung Singkarak 90MW dengan proyeksi tarif PPA senilai 3,58 cUSD/kWh dan PLTS Terapung Saguling 60MW sebesar 3,88 cUSD/kWh.
Pangsa Pasar Industri Manufaktur Panel Surya (Sumber: Bloomberg NEF)
Biaya PPA yang murah tersebut disebabkan oleh kemajuan dalam berbagai aspek pengembangan PLTS dan optimisasi desain proyek PLTS di Indonesia. Saat ini China memegang posisi utama dalam industri manufaktur panel surya di Dunia. Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa negara China memegang pangsa pasar terbesar yang dapat dibilang monopolis. Namun, sebagaimana seluruh prosedur manufaktur dunia berada di China hal tersebut dapat menekan biaya produksi panel surya dengan mengutilisasikan konsep economies of scale. Konsep economies of scale menunjukkan jika membuat sebuah produk dalam jumlah yang tinggi maka dapat menghemat biaya produksi dan membuat biaya penjualan produk menjadi murah. Merujuk pada grafik bahwa hal tersebut dapat mendorong biaya PLTS yang sebelumnya berada pada harga $101,05/watt pada tahun 1975 menjadi $0,61/watt pada tahun 2015.
Penurunan Biaya PLTS Dunia (Sumber: Bloomberg NEF)
Aspek lain yang membuat tarif PPA semakin murah yaitu dari pengadaan proyek PLTS itu sendiri di Indonesia. Aspek pengadaan proyek PLTS dapat ditinjau berdasarkan tiga hal yaitu aspek teknis, ekonomis, dan kebijakan. Kombinasi dan sinkronisasi dari ketiga hal tersebutlah yang dapat menekan biaya PLTS agar dapat bersaing dengan PLTU Batubara.
Arah Penyinaran Radiasi Matahari ke Bumi (Sumber: Gerilya KESDM)