Mohon tunggu...
Leonardo Praktowioto
Leonardo Praktowioto Mohon Tunggu... Penulis - freelance

penulis merupakan freelance yang sering menulis beberapa artikel dan cerpen termasuk novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Sepaket Cinta untuk Lili

24 September 2023   10:40 Diperbarui: 24 September 2023   10:46 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

“Halo?”

“Halo Li, ini gue Ida”

“Iya Da, ada apa?”

“Elo sekarang ada dimana?”

“Dimobil nih, lagi mau berangkat ke kantor, Tapi kayaknya gue bakal telat deh, soalnya jalanan padat merayap nih” kata Lili sambil menatap antrian mobil yang ada didepannya, Jakarta mana pernah enggak macet? Malah ajaib kalau di sini nggak pernah terjadi macet satu hari saja.

“Buru-buru nggak Li? Soalnya ada klien lo yang udah nunggu di sini dari tadi dan kayaknya bakalan pergi kalau elo enggak datang bentar lagi” kata Ida berapi-api

“Nah, gimana kalau cepat-cepat, macet!”

“Emang berapa jauh lagi sih? Kalau cuma tinggal beberapa ratus meter lagi, mending jalan deh, Soalnya ini klien besar! Sayang kalau sampe di lewatkan!”

“Oke,oke gue kesana sekarang” kata Lili mengakhiri pembicaraan “Pak, saya turun di sini saja, sudah telat” katanya sambil membuka pintu dan berlari membelah kemacetan sebelum supirnya sempat menjawab.

Ida adalah sekretarisnya yang juga merangkap sebagai teman dekatnya, Mereka bersahabat sejak di bangku kuliah tapi karena merasa tidak mampu, Ida akhirnya memutuskan keluar dari jurusan hukum dan mengambil jurusan sekretaris yang ternyata sangat cocok untuknya, Sementara Lili meneruskan kuliahnya di jurusan hukum sampai tamat dan meraih gelar lulusan terbaik.

Beberapa bulan kemudian, Lili diterima bekerja di sebuah biro hukum yang cukup ternama di Jakarta, dan dia bertemu dengan Ida di sana, Dengan kecerdasan yang di milikinya dalam memenangkan sebuah kasus yang ditanganinya, dengan cepat karir Lili meningkat, dan sekarang dia dan Ida dapat bekerja bersama-sama.

BRUKK!!

“Aduhh!” pekik Lili sambil meraba pantatnya yang sakit karena cukup keras membentur lantai.

“Maaf saya tidak sengaja” kata sebuah suara baritone yang berdiri di hadapannya, Pria itu lalu mengulurkan tangannya membantu Lili berdiri, Saat Lili mengangkat wajahnya dan menatap wajah pria tersebut,dia sempat terperangah. Wajahnya sepertinya sangat akrab dengannya, tapi siapa ya? Lili berusaha mengingat-ingat..

“Lili?” pria dihadapannya menyapa.

“Iya. Apa saya mengenal Anda?” kata Lili.

“Kamu Putri Liliana,kan?” tanyanya lagi.

“Iya”

“Kamu sudah lupa ya sama aku? Aku Devan?” katanya mengingatkan “Ingat?”

Lili mencoba mengingat-ingat di mana dia pernah mengenal nama itu “Oh, Devan? Teman SMA itu,kan?” katanya mencoba menebak.

“Ya, Tapi juga pernah lebih dari pada teman” jawab Devan sambil tersenyum.

“Ya” kata Lili sambil tersenyum tipis. Matanya menerawang ke masa lalu, Tiba-tiba HP nya berbunyi, cepat-cepat diangkatnya.

“Halo?”

“Lili, dimana elo sih? Kok lama banget?”

“Oh, iya, gue udah nyampe di bawah kok, Bentar lagi ke atas,da…” Lili menutup HP nya.

“Kamu nampaknya sedang buru-buru,ya?”

“Iya. Kalau gitu, aku pergi dulu ya, Oh ya, senang bertemu lagi denganmu, da ….” Kata Lili sambil melambaikan tangan dan cepat-cepat memasuki lift yang kosong.

Devan duduk di belakang meja kerjanya, Kebetulan hari ini dia tidak banyak pekerjaan, Semua surat-surat yang harus dia tanda tangani sudah dikerjakan semua dan tadi pagi dia sendiri yang turun sendiri langsung ke lapangan untuk melihat proyek yang sedang dia tangani, Sekarang dia duduk termenung menatap album foto yang terbuka di hadapannya, Di sana ada foto-foto Lili yang pernah diambilnya saat study tour sekolah ke Bali. Dia membalik lembaran-lembaran berikutnya dan ingatannya pun kembali ke masa yang paling berharga dalam hidupnya.

Di tempat lain, ternyata keadaan Lili tidak jauh beda dengan Devan. Setelah bertemu dengan kliennya tadi pagi,dia memilih duduk di kursinya. Dihadapannya ada setumpuk berkas-berkas kasus yang harus dia pelajari, Beberapa kali ia mencoba berkonsentrasi pada pekerjaan, tetapi nampaknya pertemuan sesaat dengan seseorang yang pernah muncul di masa remajanya lebih mendominan dan menarik daripada tumpukan kasus-kasus yang harus dia bela di pengadilan nanti. Ingatannya mulai berkelana ke masa lalu, dimana dia pernah mengenal seseorang bernama Devan Aswanta.

Ingatannya pun berkelana di masa lalu dimana dari awal, Lili hanya mencintai satu cowok, yaitu Leon, Ia merasa sangat bahagia akhirnya bisa ngumpul satu sekolah dengan Leon, meski untuk itu dia harus pindah kota, Tapi tanpa kabar apa-apa,secara tiba-tiba Leon mengirimkan surat undangan pernikahan kepada Lili. Belum hilang sakit hatinya,Lili malah di sibukkan dengan cowok lain bernama Devan. Dimata Lili,Devan merupakan seorang cowok yang sempurna, Sayangnya, Devan merupakan anak yang manja dan tergantung dengan orang tua. Lili pun tidak jadi menyukai Devan.Antara keluarga Lili dan keluarga Devan telah sepakat mengadakan pertunangan untuk mereka berdua.  Lili pun mulai stress berat dan mulai merancang strategi agar Devan mulai membenci dirinya, tapi sayangnya Devan malah enjoy aja sama permainan yang di lakukan Lili, akhirnya demi keluarganya, Lili pun dengan berat hati menerima pertunangan itu,

Di saat yang sama, Lili mendengar kabar kalau Leon kini cacat akibat kecelakaan dan di tinggal oleh istrinya, Lili yang masih mencintai Leon itu kembali berusaha mendekati dan meraih cinta Leon. Sehingga membuat Devan merasa terpukul ketika mengetahui hal itu. Dia pun memutuskan tali pertunangan dan minggat keluar negeri untuk mengubur kenangannya bersama LIli,

Namun takdir berkata lain, setelah 10 tahun berlalu, Lili dan Devan kembali bertemu di tempat kerja yang sama, Kebetulan juga, Lili dan Devan sama-sama masih single, Keduanya masih menyimpan perasaan yang masih tersimpan di masa lalu yang panjang dan berliku, termasuk hubungan mesra mereka berdua, Devan merasa telah menemukan kembali hati Lili yang pernah hilang, Tapi apakah perasaan yang sama juga berpijar di hati Lili?

Lili, seorang gadis cantik yang berusia 25 tahun yang telah menyelesaikan pendidikan SI hukum di salah satu universitas yang cukup popular.

Tok tok tok

Suara ketukan di pintu ruang kerjanya membuat Lili tersadar dari lamunannya,

“Masuk” ujar Lili

Nampak Ida yang masuk kedalam ruang kerja Lili, dan wanita itu datang sambil memperhatikan ditangan Lili ada berkas kasus yang hendak dipelajari tapi nampaknya Lili tidak bisa berkonsentrasi sehingga membuat Ida memanggil namanya,

“Li, kenapa elo? Dari tadi gue perhatiin elo, nggak konsen. Apa ada masalah,Li?”

“Ahh, nggak Da. Gue baru aja bertemu dengan seseorang yang pernah hinggap di hati gue di masa lalu”

“Wah..lagi jatuh cinta elo,Li? Awas ntar nggak konsen elo sama kasus yang elo tangani”

Mendengar kata berkas kasus yang hendak dipelajari, tiba-tiba saja Lili mendadak teringat dengan suatu berkas kasus yang hendak dia pelajari untuk dipersidangan beberapa hari lagi,

“Wah, kawan gue kayaknya lagi jatuh cinta, teringat dengan masa lalunya” goda Ida.

Wajah Lili pun memerah mendengar kata-kata dari Ida.

Bagaimanakah keseruan ceritanya? Apakah Lili akan memilih Leon atau Devan?

Nantikan di bab selanjutnya….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun