Pada tanggal 27 Juli 2024, penulis berkesempatan menyaksikan dua film bagus mengenai lingkungan hidup. Film tersebut adalah film Turki, Burning Days dan film Jepang, Evil does not exist. Kedua film ini berisikan tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup, agar hal-hal buruk tak terjadi dan menimbulkan perpecahan di antara masyarakat.Â
Burning days, film garapan Emin Alper ini diawali dengan pertemuan dua orang di ujung tebing. Film yang berlatar belakang di Turki ini menggambarkan situasi yang sangat panas, sesuai dengan judulnya di awal. Namun, bukan hanya udara panas yang menjadi masalah di film ini. Film pun dimulai dengan sekumpulan orang yang berburu babi hutan yang masuk ke dalam kota dengan dalih untuk menyelamatkan warga dan juga membuat nama Selim yang ingin maju sebagai pemimpin kota itu menjadi lebih baik.Â
Film dengan judul asli Kurak Gunler ini mengisahkan seorang jaksa penuntut muda, Emre(diperankan oleh Selahattin Pasali) yang berusaha menegakkan hukum di sebuah kota kecil, Yaniklar. Sebuah kota yang mengalami krisis air berkepanjangan, serangan hama tikus di dalam kota, dan serbuan babi hutan, bahkan sering terjadi sinkhole(lubang besar di tengah kota yang muncul karena tanah amblas).Â
Krisis ini diperparah dengan adanya oknum pemimpin yang memanfaatkan hal tersebut untuk menancapkan kekuasaannya di kota itu dengan menggunakan krisis itu sebagai alat utama kampanyenya, yaitu dengan memberikan air gratis jika mereka mau memilihnya.Â
Tentu saja hal itu mendapat dukungan besar dari para rakyat, yang tahu mereka akan menjadi lebih mudah dalam mendapatkan air, daripada sekarang yaitu mereka harus berjalan jauh untuk mendapatkan air atau bahkan mengantri berjam-jam demi segalon air. Ide tersebut ditentang oleh Emre, karena dengan memberikan air saja hal itu tidak akan mengubah kebiasaan rakyat untuk menyedot air tanah. Ia menyarankan untuk mengalirkan air dari sungai yang ada, agar semua dapat air tanpa harus mengemis dari pemimpin nantinya.Â
Selim tidak tinggal diam dan ia mengutus Sahin(Erol Babaoglu) dan Kemal(Erdem Senocak) untuk memfitnah Emre agar ia tak ikut campur dan mundur dari kasus politik air ini. Rencana Sahin dan Kemal berjalan mulus setelah mereka berhasil membuat Emre mabuk dan ia difitnah telah memperkosa seorang gadis Gypsy yang terbelakang mental, Pekmez( Eylul Ersoz). Walau awalnya berhasil membuat Sahin dan Kemal di penjara, dengan kuasanya Selim mampu membuat warga marah dan menyerang balik Emre.Â
Di saat terdesak, seorang wartawan Yaniklar, Murat(Ekin Koc) , membantunya untuk kabur dari serangan warga dan berhasil membantunya kabur dari tekanan Selim. Walau sulit, pada akhirnya Emre dan Murat berhasil kabur dan film diakhiri dengan Emre dan Murat berdiri di atas tebing sambil diamati oleh rombongan Sahin dan Kemal dari bawah tebing. Film berakhir dengan kemenangan Selim karena politik airnya tak berhasil diatasi oleh Emre pada akhirnya.Â
Film kedua, Evil does not exist, disutradarai oleh Ryusuke Hamaguchi, pada tahun 2023 ini mengisahkan tentang penebang kayu handal Takumi(Hitoshi Omika) dan anaknya, Hana(Ryo Nishikawa) yang tinggal di desa Mizubiki, yang terletak dekat Tokyo.Â
Desa yang masih asri ini kemudian mulai diganggu eksistensinya oleh developer yang ingin mengembangkan Glamping(kamping mewah) di desa itu. Tapi rencana itu ditolak oleh warga desa sana, karena dengan dibukanya  usaha itu, desa tersebut akan mengalami krisis air sekaligus kerusakan hutan di sana.Â