Demensia adalah kondisi di mana seseorang mengalami kehilangan fungsi kognitif untuk berpikir, mengingat, dan menalar yang mengganggu berbagai aktivitas penderitanya karena faktor penambahan usia. Beberapa penderita demensia juga tidak mampu mengendalikan emosinya dan mengalami perubahan kepribadian.
Tingkat keparahannya mulai dari yang paling ringan, memengaruhi fungsi, hingga paling parah ketika seseorang tidak mampu beraktivitas sepenuhnya dan harus tergantung dengan orang lain. Demensia dapat memberikan pengaruh yang serius bagi penderitanya.
Berdasarkan laporan dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2021, diperkirakan akan terjadi pertumbuhan penderita demensia dari tahun 2019 hingga 2050 secara global. Pada tahun 2019, tercatat sekitar 55,2 juta penderita demensia yang lebih dari 60% merupakan warga negara dengan pendapatan menengah ke bawah.
Pada tahun 2030, penderita demensia diperkirakan akan meningkat menjadi 78 juta dan pada tahun 2050 akan mencapai 139 juta. Setiap tiga detik, satu orang di dunia mengalami demensia.
Perkiraan peningkatan penderita demensia yang terjadi dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa isu demensia menjadi salah satu isu yang perlu menjadi perhatian. Demensia yang jelas memiliki pengaruh pada fungsi kognitif tidak dapat disembuhkan.
Sebagai upaya untuk mengurangi dampak demensia, banyak peneliti yang berusaha mempelajari gaya hidup untuk mengurangi kemungkinan atau tingkat keparahan demensia. Secara mengejutkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa anjing juga dapat berperan dalam upaya ini.
Interaksi Jangka Panjang dengan Anjing Peliharaan
Interaksi seorang lanjut usia dengan anjing peliharaan merupakan aspek penting dari gaya hidup yang dimiliki. Interaksi tersebut dapat memengaruhi kesehatan fungsi kognitifnya.
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa hidup dengan hewan peliharaan dapat memberikan pengaruh positif terhadap berbagai aspek kesehatan fisik maupun psikologi seseorang. Penelitian yang dilakukan oleh Grajfoner, Ke, dan Wong (2021) menunjukkan bahwa hewan peliharaan dapat memberikan dampak positif pada beberapa aspek kesejahteraan dan kesehatan mental di masa-masa yang sulit.
Memiliki anjing peliharaan dapat dikaitkan dengan kesehatan jantung yang lebih baik, penurunan rasa kesepian, dan penurunan potensi depresi. Anjing merupakan salah satu hewan peliharaan yang mampu memberikan dukungan emosional untuk melindungi pemiliknya dari pengaruh stres.
Penelitian yang dilakukan oleh McDonough, dkk. (2022) menjelaskan bahwa memiliki hewan peliharaan, khususnya anjing kemungkinan berperan dalam meningkatkan kinerja fungsi kognitif yang dapat menurun karena faktor usia. Hal tersebut menunjukkan bahwa anjing memang menjadi hewan yang memiliki pengaruh yang cukup penting pada fungsi kognitif seseorang.
Sekedar memelihara seekor anjing atau mengelusnya sebelum pergi beraktivitas, seharusnya tidak memberikan manfaat kognitif yang nyata. Bukan interaksi jangka pendek dengan seekor anjing yang dapat memberikan manfaat kognitif, melainkan efek kumulatif dari interaksi sehari-hari dengan anjing peliharaan selama periode waktu yang berkelanjutan.
Penelitian yang dilakukan oleh Applebaum, dkk. (2022) mencoba membagi data dalam beberapa kelompok analisis, di mana kategorisasi yang pertama adalah individu berusia 65 tahun ke atas dibandingkan dengan individu berusia kurang dari 65 tahun. Kategorisasi kedua adalah membagi kelompok individu yang memelihara anjing selama lima tahun atau lebih, individu yang memelihara anjing kurang dari lima tahun, dan individu yang tidak memelihara anjing.
Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa kelompok individu berusia 65 tahun ke atas yang memelihara anjing lebih dari 5 tahun memiliki skor kognitif gabungan yang cenderung lebih tinggi dari kelompok individu berusia 65 tahun ke atas yang lainnya. Hal ini menjadi sebuah hasil yang cukup mengejutkan bagi para peneliti.
Oksitosin dan Fungsi Otak
Memang belum ada alasan yang jelas mengenai manfaat memelihara anjing terhadap seseorang. Namun, banyak peneliti yang berspekulasi bahwa salah satu faktor yang berpotensi menjadi alasan adalah peran pengaruh oksitosin pada fungsi otak.
Istilah oksitosin mungkin lebih dikenal sebagai “hormon cinta” yang dilepaskan ketika seseorang melakukan berbagai interaksi sosial yang menyenangkan, termasuk interaksi seseorang dengan anjing peliharaannya. Oksitosin diproduksi oleh otak, tepatnya di bagian hipotalamus.
Dalam beberapa penelitian terbaru, ditunjukkan bahwa oksitosin tidak hanya memengaruhi sisi emosional yang terkait dengan interaksi atau ikatan manusia dengan anjing peliharaannya. Namun, oksitosin juga mampu memengaruhi kognisi sosial dan pemrosesan ingatan seseorang.
Tingkat kadar oksitosin yang tinggi dalam jangka waktu yang lama dapat memberikan manfaat kognitif bagi seorang lanjut usia. Jadi, apa pun alasannya, berdasarkan data yang diperoleh oleh para peneliti, temuan tersebut menjadi bukti awal atau dasar yang menunjukkan bahwa memelihara hewan peliharaan dalam jangka panjang dapat memberikan manfaat kognitif bagi seorang lanjut usia.
Referensi
Applebaum, J. W., Shieu, M. M., McDonald, S. E., Dunietz, G. L., & Braley, T. J. (2022). The impact of sustained ownership of a pet on cognitive health: A population-based study. Journal of Aging and Health, 35(3-4), 230-241. https://doi.org/10.1177/08982643221122641
Coren, S. (2023, September 12). Owning a dog may help prevent dementia in seniors. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/intl/blog/canine-corner/202309/ownership-of-a-dog-may-help-prevent-dementia-in-seniors
Global status report on the public health response to dementia. (2021, September 1). World Health Organization. https://www.who.int/publications/i/item/9789240033245
Grajfoner, D., Ke, G. N., & Wong, R. M. (2021). The effect of pets on human mental health and wellbeing during COVID-19 lockdown in Malaysia. Animals, 11(9), 2689. https://doi.org/10.3390/ani11092689
McDonough, I. M., Erwin, H. B., Sin, N. L., & Allen, R. S. (2022). Pet ownership is associated with greater cognitive and brain health in a cross-sectional sample across the adult lifespan. Frontiers in Aging Neuroscience, 14.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H