Mohon tunggu...
Leonardo Andhika Bima
Leonardo Andhika Bima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Saya adalah mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang memiliki ketertarikan di bidang media digital dan juga kesenian

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengingat Kembali: "Berjuang dari Covid-19"

4 Oktober 2023   22:58 Diperbarui: 4 Oktober 2023   23:09 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa banyak sekali orang yang dirugikan pada saat pandemi COVID 19. Banyak orang-orang yang kehilangan pekerjaan, kehilangan keluarga dan orang-orang tersayang. 

Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengajak teman-teman sekalian untuk kembali mengingat momen-momen dimana kita bisa bertahan dan bangkit kembali dari COVID 19 lalu. 

Disini saya sebagai penulis ingin membagikan sedikit pengalaman penulis dalam menghadapi pandemi COVID 19 lalu. Penulis juga berharap teman-teman sekalian juga bisa berbagi pengalaman menghadapi pandemi di kolom komentar di bawah.

Saat pemerintah Republik indonesia mengumumkan bahwasannya virus COVID-19 sudah mulai menyebar di Indonesia, pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan keputusan bahwasannya seluruh masyarakat Indonesia wajib untuk melakukan karantina secara mandiri dan mengurangi interaksi fisik sampai situasi bisa kembali normal kembali. 

Pada saat pandemi COVID-19, penulis saat itu sedang menjalani pendidikan sebagai mahasiswa semester semester 4 di Sekolah Tinggi MultiMedia MMTC. Mengetahui putusan Pemerintah untuk melakukan karantina di rumah masing-masing, mau tidak mau saya harus kembali ke kota asal dan akhirnya saya dijemput oleh orang tua untuk kembali ke kota asal. pada bulan-bulan awal, penulis merasa bosan karena tidak ada hal-hal yang dapat dilakukan dan semua kegiatan harus dilakukan di rumah serta mengurangi kontak fisik dengan orang lain. 

Menghadapi kebosanan saat Pandemi COVID-19, penulis memutuskan untuk keluar rumah dan bertemu dengan kawan-kawan lama di kota asal. Pada saat penulis berkumpul dengan teman-teman, penulis melakukan diskusi bersama tentang hal apa yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu luang disaat karantina. 

Dari diskusi tersebut, muncul sebuah ide dimana penulis akhirnya memutuskan untuk membuka coffe shop dengan konsep delivery. Dengan adanya usaha kecil-kecilan ini, penulis mampu untuk mengatasi rasa bosan di rumah dan juga penulis bisa belajar bagaimana mengelola suatu usaha mulai dari awal. 

Sebagai pemilik usaha coffe shop ini, penulis melakukan riset tentang bagaimana cara untuk memperkenalkan dan mempromosikan produk-produk yang dijual, dengan tantangan dimana pada saat pandemi masyarakat di kota asal penulis dibatasi untuk melakukan kegiatan di luar rumah. 

Menanggapi permasalahan ini, penulis melakukan diskusi dengan orang orang sekitar dan menemukan suatu ide dimana akhirnya kami mempromosikan produk kami ke orang-orang terdekat serta para tenaga medis di rumah sakit terdekat. 

Usaha kami berkembang dan menghasilkan kerjasama dimana setiap pagi kami selalu mengirimkan kopi dan makanan ke rumah sakit dan juga untuk orang-orang yang sedang melakukan pekerjaan dari rumah atau yang biasa kita sebut WFH (Work From Home).

Sumber: Pribadi
Sumber: Pribadi

Disamping melakukan kuliah secara daring dan mengelola usaha, penulis juga memiliki hobi bermain musik dan menulis musik. Pada saat sebelum pandemi, biasanya setiap akhir minggu penulis biasanya mengisi musik di beberapa tempat untuk mencari penghasilan sampingan. Dengan adanya pandemi kemarin penulis tidak bisa melakukan kegiatan bermusik seperti sebelum adanya pandemi COVID. 

Melihat permasalahan ini akhirnya saya memutuskan untuk mengumpulkan beberapa teman untuk membuat konten-konten musik di rumah dan di upload di youtube. 

Dengan bermodalkan sedikit uang dari hasil penjualan di coffe shop, akhirnya memberanikan diri untuk membuka studio kecil-kecilan di rumah dan sampai saat ini masih berjalan dengan baik.

sumber: Pribadi
sumber: Pribadi

Tidak berhenti di kota asal, pada januari 2021 penulis memutuskan untuk kembali lagi ke jogja dengan tujuan ingin mengembangkan kemampuan yang sudah diperoleh dari kampus dalam hal MultiMedia. 

Dalam proses pengembangan diri, penulis melakukan sharing bersama dengan dengan orang-orang yang sudah bekerja di bidang multimedia sejak lama. Setelah beberapa bulan belajar dan sharing bersama para pelaku MultiMedia event di jogja, akhirnya pada september 2021 penulis mendapatkan kesempatan untuk membantu MultiMedia di acara vaksinasi massal bersama Bapak Presiden Joko Widodo di Magelang. 

Kesempatan ini merupakan pintu masuk awal dalam berkecimpung di dunia MultiMedia event. Setelah hampir tiga tahun berkecimpung di multimedia akhirnya pada mei 2023 penulis memutuskan untuk berkolaborasi bersama beberapa teman penggiat multimedia untuk membuat suatu vendor multimedia sendiri dengan nama "IRISH MULTIMEDIA"

Mengutip dari tulisan David Brooks bahwa pembelajaran melibatkan pengambilan resiko yang kemungkinan besar dapat menyebabkan kegagalan, penulis dalam memulai segala usaha awalnya juga bukanlah seseorang yang sangat memahami tentang bagaimana membuat kopi, bagaimana cara promosi, dan juga bagaimana masuk di dunia multimedia. Kita harus mau untuk keluar dari zona nyaman kita dan mau untuk sama-sama belajar dengan orang lain dan berdinamika bersama-sama.

Pada umumnya, setiap orang menyadari bahwa mereka memiliki asumsi yang besar tetapi mereka menerimanya sebagai kenyataan.(Keagen, Robert and Lisa Laskow Lahey, 2001). begitu juga penulis juga pada awalnya memiliki asumsi bahwa karena pandemi COVID ini penulis menjadi terhambat untuk berkembang. Tetapi kita tetap harus mampu untuk memproses asumsi-asumsi ini dan keluar dari zona nyaman kita untuk mulai belajar mengembangkan kemampuan kita.

DAFTAR PUSTAKA

David Brooks. How People Change. New York : New York Times, 2012.

Keegan, Robert and Lisa Laskow Lahey. The Real Reason People Won't Change. Cambridge : Harvard Business Review, 2001.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun