Mohon tunggu...
Leonardo Juan Ruiz Febrian
Leonardo Juan Ruiz Febrian Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Manusia yang penuh mimpi. Suka memikirkan dan menulis yang penting dan tidak penting.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menemukan Keindahan di Tengah Huru-hara Kesibukan

12 April 2024   15:07 Diperbarui: 12 April 2024   15:13 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok . pribadi Nada Hambur

Dalam duka ada suka - PS. no 524

Itulah salah satu potongan kalimat lirik dalam lagu 'Kristus Bangkit' yang belakangan ini terdengar dalam lagu penutup di hari Minggu pekan Paskah. Mendengar dan membaca lirik tersebut sangat sulit untuk dipahami. Lantas terlintas dalam pikiran ku, bagaimana memahami kalimat tersebut?

Jawabannya aku temukan melalui aktivitas dan pengalaman yang dilalui belakangan ini. Pengalaman yang dihadapi ialah tidak mendapatkan jatah libur idulfitri pada tahun ini. Bagian itu menjadi konsekuensi diriku yang sedang magang di salah perusahaan media dan juga bukan seorang yang merayakan hari raya idulfitri.

Siang hari pada Senin (1/4/2024) aku membuka laptop, kemudian membuka tautan yang memuat jadwal untuk bulan April. Aku menggeser bar yang ada di google sheets dan melihat warna putih dengan keterangan 4-12 pada 10-11 April 2024. Artinya shif di tengah cuti bersama. Mataku yang melihat hal itu langsung direspon otak dengan mengirim sinyal perasaan kesal dan marah, serta bertanya-tanya 'kenapa harus masuk sih, sementara yang lain libur?'.

Aku teringat satu kutipan yang tepat untuk menggambarkan 'Libur Adalah Mitos'...  Kutipan tersebut menggambarkan mengenai orang-orang yang harus bekerja di hari libur. Tepat di tanggal 10 aku shif sesuai dengan jadwal yang tertera, penyesuaian di tanggal 11 jamnya digeser ke 8-16. Setelah menjalankan aktivitas di dua hari tersebut, ternyata bisa juga dilewati meski sambil sambat. Sepanjang dua hari itu, aku juga membuka media sosial, media online, dan TV untuk mengetahui perkembangan berita di masa libur lebaran. Perasaan bete timbul ketika melihat teman-teman mengunggah foto sedang liburan, pergi ke suatu tempat, dan status yang isinya bergembira karena dapat THR. 

Kendati demikian, aku juga melihat di mana banyak orang yang harus bekerja di tengah hari libur. Tidak hanya mereka yang bekerja di perusahaan swasta, tetapi ada juga yang di BUMN. Menilik berbagai peristiwa yang terjadi, ada perasaan kebatinan yang timbul ternyata aku tidak sendiri yang bekerja pada hari cuti bersama lebaran dan Idulfitri. Teringat dengan iklan Tehbotol Sosro tentang Ada yang tak pulang, demi pulangnya kita. Profesi pekerjaan sebagai pilot, polisi, pekerja di bandara mupun stasiun, petugas toko retail, dan masih banyak lagi. Di mana orang-orang yang masuk di hari libur sedang melaksanakan tugas panggilan dan pengabdiannya kepada masyarakat

Ternyata merayakan kesedihan bersama ternyata tidak sepenuhnya buruk. Aku bisa menemukan keindahan dalam kesedihan yang dialami ketika bekerja di tengah orang-orang berlibur dan berkumpul menikmati hangatnya kumpul keluarga. Keindahan aku temukan ketika bisa menyajikan bacaan bagi banyak orang; bisa bertemu dan berbagi cerita dengan teman-teman kuliah yang tidak mudik selepas jam magang. Mungkin rasa syukur itu yang menciptakan dan membentuk keindahan terhadap kesedihan. 

Menyadari bahwa pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan serta mengambil keputusan hari-hari ini atas dasar kesadaran penuh diri sendiri. Menemukan harapan dalam kegelisahan terhadap keputusan yang diambil. Belajar untuk membentuk pikiran positif terhadap keadaan sulit. Tidak mudah, tetapi bukan sesuatu yang mustahil.

Kesulitan dan tantangan yang telah dilewati menjadi bekal perjalanan menuju hal-hal besar selanjutnya. Di tengah meriah dan semaraknya peringatan lebaran, turut berdukacita atas berpulangnya 12 korban pada kecelakaan mobil Grand Max dan 7 orang wafat pada kecelakaan tunggal bis Rosalia Indah. Bagi para pemudik: hati-hati di jalan, keluarga menunggu di rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun