Umat Katolik sedang menjalani masa Tri Hari Suci, dan pada 14 April 2022 telah dimulai dengan Kamis Putih. Tri Hari Suci ini juga merupakan rangkaian peristiwa dari Rabu-abu kemudian puasa dan berpantang selama 40 hari, Minggu Palma, dan Tri Hari Suci hingga akhirnya Paskah.
Untuk tulisan ini tidak akan membahas prosesi mengenai makna dari rangkaian prapaskah sampai paskah, melainkan akan membahas keunikan umat Katolik di Tri Hari Suci. Mengapa bukan mengenai ibadahnya? Karena untuk membahas itu bagian para Romo dan Suster yang lebih mengerti.
Setiap menjelang Paskah melalui tradisi Tri Hari Suci. Dan saat Tri Hari Suci, umat Katolik memiliki keunikan. Keunikan apa saja itu?
Umat datang lebih cepat
Ketika Tri Hari Suci, Gereja sudah terisi penuh 45 menit-30 menit sebelum misa dimulai. Pemandangan yang berbeda dibandingkan perayaan misa di Minggu biasa. Ketika ditanya alasannya, umat menjawab perayaan ini hanya satu tahun sekali, takut kehabisan tempat duduk, takut kena macet di jalan, malas duduk di luar. Terkadang Romo paroki (wilayah) bingung dengan kehadiran umat yang begitu cepat, karena berbanding terbalik dengan keadaan mingguan.
Dresscode disesuaikan harinya
Kalau diperhatikan umat sering menyamakan bajunya sesuai harinya. Jika Kamis Putih baju yang digunakan warnanya putih, Jumat Agung bajunya yang digunakan warnanya hitam karena sedang berduka, dan Sabtu Suci atau Malam Vigili Paskah baju yang digunakan warnanya putih karena menggambarkan keceriaan Paskah. Sedangkan jika Minggu biasa yang digunakan bajunya santai, memang luar biasa kebiasaan umat.
Posting ke media sosial adalah kewajiban
Karena hanya terjadi setahun sekali, posting ke media sosial sudah seperti kewajiban. Mulai dari yang muda sampai yang tua pasti posting (mengunggah). Entah apa alasan, mungkin ingin menunjukkan bahwa sedang ke Gereja, turut memperingati sengsara Tuhan, atau buat kesenangan diri saja.
Hari Minggu Paskah yang ke Gereja sedikit
Ini tidak bisa dibohongi, ketika selesai Tri Hari Suci, Gereja akan kembali ke setelan awalnya. Terpenuhi oleh umat tetapi tidak seramai saat Tri Hari Suci. Mungkin Gereja Katolik harus mengubah dari Tri Hari Suci menjadi Empat Hari Suci, sehingga umat tetap ke Gereja di hari Minggunya. Umat sering beranggapan kalau sudah misa di Sabtu tidak perlu lagi mengikuti ibadah di hari Minggunya.
Ini adalah keunikan umat Katolik yang ditemui, berdasarkan pengalaman mengikuti Tri Hari Suci dari tahun ke tahun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H