Mohon tunggu...
Leonardo Juan Ruiz Febrian
Leonardo Juan Ruiz Febrian Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Manusia yang penuh mimpi. Suka memikirkan dan menulis yang penting dan tidak penting.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pawang Hujan MotoGp

21 Maret 2022   09:37 Diperbarui: 21 Maret 2022   09:41 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

20 Maret 2022 dihebohkan dengan kehadiran pawang hujan di race MotoGp Indonesia di sirkuit Pertamina Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kejadian ini menjadi viral ketika Rara Istiani Wulandari sang pawang hujan memasuki area pit MotoGp, disaat kondisi race tertunda akibat hujan deras.

Tentu saja ini menarik perhatian seluruh tim yang berada di area pit, penonton yang hadir di pit, dan menonton secara daring. Banyak reaksi serta tanggapan yang tampil ketika Rara hadir di area pit, termasuk raider MotoGp, yaitu Fabio Quartararo yang menarik perhatian publik karena terekam menirukan gaya dari Rara. Hal ini wajar mendapat perhatian publik karena di era modern seperti sekarang ini melihat hal seperti ini dianggap aneh dan tidak masuk akal. 

Namun apakah seperti ini merupakan suatu hal yang wajar dalam penyelenggaraan event bertaraf internasional? banyak perdebatan yang terjadi di media sosial mengenai kehadiran pawang hujan ini, ada yang memuji bahkan ada yang menghina. 

Ada yang mewajarkan hal ini terjadi dan ada yang tidak mewajarkan. Yang tidak mewajarkan beranggapan bahwa hal ini menjelekkan bangsa Indonesia, memalukan nama Indonesia di kancah internasional.

Coba pikirkan kembali dengan matang.  Apakah hal ini memalukan? apakah hal ini menjelekkan bangsa Indonesia? Justru ini menjadi marketing. Hal ini menjadi keunikan bagi bangsa Indonesia sendiri, mengangkat budaya yang berada di Indonesia. 

Setiap daerah memiliki ciri khas yang berbeda, hargailah setiap budaya yang ada. Boleh saja sebagai manusia yang sudah berpikir modern beranggapan hal ini tidak mungkin terjadi, tetapi setiap daerah masih memiliki keunikannya masing-masing. 

Bukan kah masyarakat di Indonesia juga mempercayai Tuhan yang tidak kelihatan? lalu kenapa tidak diperdebatkan juga? Manusia dan alam hidup selaras menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. 

Saya punya temen yang mempunyai kekuatan bisa meminta dan berkomunikasi dengan leluhurnya, terserah Anda boleh percaya atau tidak. Jadi cara kerjanya pawang hujan ini bukan dengan melawan kuasa Tuhan atau menggunakan kekuatan setan, jadi tetap dia di bawah Tuhan. 

Cara kerjanya memindahkan awan hujan ke daerah lain/laut, menunda hujan saat perhelatan event, atau dibuang hujannya ke laut. Jadi tidak ada yang namanya menghalangi hujan. 

BMKG sudah memperingatkan bahwa balapan MotoGp pada Minggu, 20 Maret 2022 berpotensi hujan, dan terjadi. Tetapi syukurilah balapan bisa terlaksana.

Berlangsungnya MotoGp di Indonesia setelah 25 tahun perlu kita banggakan, meskipun bangga tetap banyak catatan. Perlu pembenahan dari sisi track hingga fasilitas penunjang lainnya. 

Dengan adanya event ini, mampu mendorong perekonomian daerah, membantu UMKM lokal, serta membuka lapangan pekerjaan. Tetap berbenah demi kemajuan bangsa dan daerah, panjang umur Republik Indonesia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun