Mohon tunggu...
Leonardo Juan Ruiz Febrian
Leonardo Juan Ruiz Febrian Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Manusia yang penuh mimpi. Suka memikirkan dan menulis yang penting dan tidak penting.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Untuk Apa PPKM Level 3 Menjelang Nataru

18 November 2021   10:40 Diperbarui: 18 November 2021   11:11 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PPKM level 3 akan kembali diberlakukan menjelang nataru (natal dan tahun baru). "Kebijakan status PPKM level 3 ini akan berlaku mulai 24 Desember 2021 sampai 2 Januari 2021," kata Muhadjir saat memimpin Rapat Koordinasi Tingkat Menteri Antisipasi Potensi Peningkatan Kasus Covid-19 pada Libur Nataru, secara daring, Rabu (17/11/2021), dikutip dari siaran pers.

Lalu pertanyaannya mengapa hal ini diberlakukan kembali? dalam pemikiran saya ini bisa berdampak postif dan negatif, positifnya adalah pemerintah mencoba untuk mengendalikan angka kenaikan kasus positif menjelang nataru dengan menekan mobilitas masyarakat. Sisi negatifnya masyarakat merasa bosan dengan pembatasan ini, hal ini disebabkan karena masyarakat ingin merayakan hari besar tapi dibuat susah. Namun bagaimana pun namanya aturan harus diikuti meskipun tidak menguntungkan.

Jika dipikir untuk beberapa daerah sudah berada di level satu dan tingkat vaksinasi juga tinggi mengapa harus dinaikan lagi levelnya. Bagi saya pribadi, orang yang sudah melakukan vaksinasi 2x dan melakukan prokes tingkat ya harusnya ok aja.

Melihat bagaimana di beberapa negara sudah melakukan konser dengan kapasitas penuh tanpa masker dan tanpa jarak, serta orang nonton bola di stadion rasanya Indonesia sudah harus melakukannya. Kenapa di Indonesia ini rasanya sulit sekali? apa ada orang yang suka dengan melakukan PPKM berkelanjutan.

Hampir 2 tahun menghadapi kondisi seperti ini, masyarakat bisa menilai bagaimana ini semua terjadi.  Masih banyak masyarakat orang yang tidak prokes, masih banyak yang berpikir kejadian ini dibuat-buat, dan banyak masyarakat yang sudah siap untuk beradaptasi dengan keadaan ini, bahkan ada yang bernanggapan bahwa virus ini tidak ada dan menjalankan kehidupan seperti biasanya. 

Jika memang harus dibuat aturan tolong dibuat aturan yang tidak mempersulit, bukan saya egois tapi menurut saya ini tinggal kuat-kuatan dalam menghadapi virus ini, jika kuat dia bertahan dan kalau tidak dia akan terkena virus ini. Tidak ada salahnya pemerintah untuk membuat konser tanpa jarak dan tanpa masker, terpenting sudah vaksin 2x, nanti dilihat apakah peserta konser ada yang terkena atau tidak sebagai bahan percobaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun