Saya ingin awali tulisan kali ini dengan sebuah fakta unik...
Jika lampu lalu lintas menyala dan aktif (artinya lampu merah, kuning, dan hijau secara berkala aktif), maka kondisi lalu lintas akan cenderung macet dan berantakan. Sebaliknya,
Jika lampu lalu lintas tidak menyala atau tidak aktif (hanya lampu kuning yang menyala), maka kondisi lalu lintas akan cenderung lancar.
Mengapa hal ini terjadi?
Dimana kondisi ini terjadi?
Kondisi ini terjadi di depan Monumen Lubang Buaya, Jakarta Timur. Hal ini terjadi setiap hari, terutama di pagi hari saat anak-anak sekolah berangkat menuju sekolah masing-masing. Kebetulan secara rutin saya mengantar anak saya ke sekolah di daerah Lubang Buaya dan setiap hari memperhatikan anomali tersebut. Memang faktanya ada cukup banyak jalur kendaraan masuk ke daerah tersebut, sehingga setiap pagi pasti akan sangat overload kendaraan dengan kepentingan masing-masing.
Saya menangkap kesan yang unik.
Awalnya memang di lokasi tersebut tidak ada lampu lalu lintas dan kemudian terjadi kemacetan. Lalu, untuk mengatasi kemacetan yang tiba-tiba terjadi, maka diadakanlah lampu lalu lintas, dengan harapan untuk mengurangi kemacetan. Tetapi, ternyata malah semakin parah. Mengapa hal ini terjadi?
Dari hasil pemikiran saya, ternyata penyebabnya adalah perasaan tidak adil yang dimiliki oleh setiap pengendara, padahal durasi sudah diatur sedemikian rupa agar tiap lajur diakomodasi kebutuhannya sesuai banyaknya kendaraan.
Lalu, alasan yang kedua adalah rasa marah ketika ada pengendara lain yang tiba-tiba "nyelonong" padahal kondisinya sedang lampu merah. Hal ini memicu keinginan untuk melakukan hal serupa dan akhirnya berdampak pada seluruh jalur ingin maju secepat mungkin. Hasilnya, macet total yang berasal dari bagian tengah.