Mohon tunggu...
Leonard Leonard
Leonard Leonard Mohon Tunggu... Dosen - Leonard Simangunsong

Dosen Program Studi Pendidikan Matematika dan Program Pascasarjana Universitas Indraprasta PGRI, sekaligus diberi kepercayaan sebagai Kepala Pusat Penelitian LPPM dan Editor in Chief Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA (Terakreditasi Sinta 2).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Strategi "Unik" untuk Membiasakan Membaca

22 Januari 2024   09:25 Diperbarui: 22 Januari 2024   09:59 1220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar PNG berasal dari id.pngtree.com

Bagian awal yang penulis lakukan untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran tugas dan paksa adalah dengan memberikan semacam "motivasi" untuk membongkar mental block yang selama ini ada dalam diri mahasiswa. Seperti yang telah dituliskan sebelumnya, hal pertama yang diberikan adalah "Gnothi Seauthon" atau Kenali Dirimu. Silakan dibaca dalam artikel sebelumnya agar dapat mendapatkan pemahaman yang lengkap mengenai itu.

Artikel ini merupakan lanjutan dari konsep Gnothi Seauthon, dimana mahasiswa yang telah sadar mengenai keterbatasan dirinya kemudian didorong untuk mencapai standar minimal kompetensi yang harus mereka miliki. 

Artinya jika mereka mahasiswa pendidikan matematika semester 6, maka mereka harus sudah memiliki semua kompetensi yang pantas dimiliki oleh seorang mahasiswa pendidikan matematika semester 6. Jika belum, maka mereka dituntut untuk menyesuaikan standar tersebut dengan berbagai cara yang bisa mereka lakukan. 

Dalam hal ini saya mendorong mereka untuk mulai membaca sebanyak mungkin buku-buku yang berhubungan dengan kompetensi yang harus mereka penuhi. Ini bagian pentingnya, bagaimana membiasakan mereka membaca dengan biaya yang murah tetapi secara kuantitas cukup banyak buku yang dibaca, sekaligus juga mendorong mereka untuk bersedekah?

Inilah konsep dasar dari strategi pembelajaran tugas dan paksa, yaitu Dipaksa, Terpaksa, Biasa, Terbiasa, Jadi Budaya, dan Jadi Bangsa yang Beradab. Penulis memulai dengan meminta mahasiswa untuk membeli 1 (satu) buku yang berhubungan dengan pendidikan. Sepertinya mudah ya? Tidak sampai di situ, penulis lalu menugaskan mereka untuk membuat resume dari buku yang mereka beli dan membawa hasil resume dan bukunya ke kelas berikutnya di minggu depan. Apa artinya resume yang dimaksud di sini? Penulis meminta mereka membaca minimal 2 kali buku yang mereka baca, lalu mulai menulis apapun yang mereka pelajari dari buku tersebut tanpa melihat kembali isi bukunya. Mungkin tidak banyak yang bisa mereka tuliskan, tetapi setidaknya mereka belajar untuk mulai membaca dan menelaah isinya.

Setelah itu? Ya, mereka datang ke kampus dengan membawa buku dan hasil resumenya, kemudian penulis meminta mereka saling bertukar buku dengan teman lainnya, kemudian kembali harus meresume buku yang baru mereka dapatkan selama 1 minggu ke depan, dan begitu seterusnya sampai perkuliahan berakhir. 

Artinya, sampai akhir perkuliahan, minimal mereka sudah membaca sebanyak 10-15 buku, dengan hanya bermodal 1 buku yang mereka beli di awal perkuliahan. Tidak sampai di situ, penulis juga mendorong mereka untuk menyumbangkan buku-buku tersebut minimal ke perpustakaan kampus atau ke tempat-tempat lain, serta mendorong mereka mengulangi pola tersebut di semester berikutnya sekalipun tidak bertemu dengan penulis di kelas sebagai pengajarnya.

Harapannya, mahasiswa memiliki wawasan yang cukup luas terkait keilmuannya dan akhirnya mereka mampu merancang penelitian yang baik untuk menunjang penyelesaian studinya di kampus.

Silakan share jika bermanfaat...

Semoga jadi berkah bagi kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun