Liga tertinggi Jerman atau Bundesliga musim 2023/24 ini menyajikan kompetisi yang sangat menarik, setidaknya hingga 8 pekan yang sudah berlangsung ini. Bayern Munchen yang biasanya mendominasi kini berada di peringkat 3. Hal ini tidak terlepas karena ada 2 tim lain yang juga tengah on fire di kompetisi Bundesliga ini. Salah satunya adalah Vfb Stuttgart yang jelas mengejutkan karena musim lalu tim satu ini adalah tim yang harus berkompetisi di play-off degradasi.
Pergantian Pelatih dan Kebangkitan Tim
Musim 2022/23 menjadi musim yang tidak menyenangkan untuk Stuttgart. Tim berjuluk Die Schwaben ini menunjukkan performa yang tidak meyakinkan bahkan harus beberapa kali berganti pelatih. Korban pemecatan pertama dari Stuttgart adalah pelatih yang sudah menangani tim selama hampir 4 musim yaitu Pellegrino Matarazzo. Matarazzo ini adalah pelatih yang berperan membawa Stuttgart kembali ke Bundesliga pasca promosi dari divisi kedua pada musim 2019/20.
Performa buruk di bawah asuhan Matarazzo ini pun membawa Stuttgart menunjuk pelatih interim yaitu Michael Wimmer. Di bawah asuhan Wimmer, performa Stuttgart cukup membaik dan bisa naik ke posisi playoff zona degradasi yaitu posisi 16. 2 bulan berselang, Stuttgart pun menunjuk seorang pelatih baru. Pelatih yang ditunjuk adalah Bruno Labbadia yang pernah menangani Stuttgart pada tahun 2010-2013 sekaligus mengakhiri masa Michael Wimmer sebagai pelatih kepala sementara.
Sayangnya, performa Die Schwaben di bawah Labbadia malah memburuk. Tim satu ini harus terjerembab ke dasar klasemen Bundesliga dengan catatan 6 poin dari 11 laga yang ditangani olehnya. Hal ini pun membawa Labbadia harus kehilangan posisinya sebagai pelatih kepala Stuttgart sekaligus menjadi pelatih kedua yang dipecat dalam 1 musim yang sama.
Untuk menggantikan Bruno Labbadia, Stuttgart pun menunjuk Sebastian Hoeness yang sebelumnya lebih banyak bekerja dengan tim junior di RB Leipzig dan Bayern Munchen. Tim senior yang pernah ditangani Hoeness hanyalah tim Hoffenheim. Namun, di bawah asuhan Sebastian Hoeness, performa Stuttgart pun mulai meningkat dan ia sukses mengangkat Stuttgart lolos dari zona degradasi langsung dan sukses mengakhiri musim di zona play-off degradasi.
Di babak play-off, Stuttgart harus berhadapan dengan salah satu tim klasik asal Jerman yaitu Hamburger SV. Hoeness pun membawa Stuttgart melewati babak ini dengan meyakinkan setelah 2 kali menaklukan Hamburg baik di kandang maupun saat laga tandang. Hasil ini membuat Stuttgart dapat menghabiskan musim 2023/24 di Bundesliga.
Agresivitas Stuttgart dan Buah Manis Rekrutmen Cerdas
Stuttgart di bawah asuhan Sebastian Hoeness memang menampilkan sepakbola yang apik. Bermodalkan pemain lini sayap yang memang trengginas, Stuttgart pun bertranfromasi menjadi tim dengan serangan yang sangat agresif. Terbukti mereka sudah mencetak 22 gol dari 7 laga yang dijalankan. Jumlah ini hanya berselisih 1 gol dari tim dengan gol terbanyak yaitu Bayer Leverkusen dan Bayern Munchen.
Salah satu pemain yang menjadi sorotan adalah penyerang mereka yaitu Serhou Guirassy. Penyerang asal Mali ini sudah mencetak 13 gol dari 7 laga yang dilakoni sekaligus menjadi pencetak gol terbanyak di antara seluruh pemain di 5 liga top Eropa. Guirassy sendiri dipermanenkan oleh Stuttgart pasca dipinjam dari Rennes pada musim 2022/23. Pada masa peminjaman ini, Guirassy mampu mencetak total 14 gol dari seluruh pertandingan yang dimainkan oleh Guirassy.
Namun, performa Guirassy betul-betul melesat pada musim ini. Musim di mana ia dipermanenkan dari klub sebelumnya Stade Rennais dengan harga "hanya" 9 juta Euro. Harga yang sangat murah untuk ukuran seorang striker apalagi dengan kontribusi sebesar Guirassy. Tentu tidak ada yang menyangka bahwa Guirassy akan mengalami lonjakan performa seperti saat ini. Tidak heran kini beberapa klub mengincar jasanya, seperti AC Milan dan Juventus.
Selain Guirassy, terdapat nama lain yang patut diberikan kredit atas pencapaian Stuttgart yang luar biasa ini. Lini permainan di area kiri Stuttgart patut diberikan apresiasi tersendiri karena dua pemain yang menyisir sisi tersebut menjadi pemain yang mampu mengobrak-abrik pertahanan lawan. Kedua nama ini adalah sayap kiri asal Jerman Chris Fuhrich dan bek kiri asal Jepang yaitu Hiroki Ito. Ito sendiri berposisi asli sebagai bek tengah namun ternyata performanya di posisi bek kiri meyakinkan sehingga ia pun dipercaya oleh Hoeness untuk mendampingi Fuhrich menyisir sisi kiri Stuttgart.