NB :
Q : Apa itu “Jalan layang khusus motor dan sepeda”?
A : Pernahkah para pejabat berpikir, jumlah motor yang hampir mencapai 11 juta di Jabodetabek, mempunyai daya angkut setara dengan 11,000 bus. kalau bus hanya mengangkut dari terminal ke terminal, sebelum dan setelah tiba di terminal, kita harus jalan kaki atau naik kendaraan penghubung, sehingga total biayanya bisa hampir 15,000 rupiah per orang. Jika menggunakan kendaraan motor pribadi, maka biayanya tidak lebih dari 5,000 rupiah untuk dua orang, dan bisa dari rumah sampai tujuan (Originate to Destination, O to D). kalau berdua bisa hemat 25,000 sekali jalan, 50,000 sehari, 1,250,000 per bulan. menanggulangi kemacetan, harus menanggulangi kendaraan yang jumlahnya paling banyak, yaitu dengan jalan layang khusus untuk motor dan sepeda.
Q : Mengapa para pejabat tidak antusias dengan “Jalan Layang untuk motor dan sepeda”?
A : pada umumnya, pejabat menikmati mobil dinas, dan mereka ada rasa benci dan sentimen terhadap motor. Mereka tidak paham kalangan orang miskin, motor itu sangat penting. Bayangkan Wagub dan Deputy Gub ingin menghapus motor.
Q : Apakah dengan sistim Jalan Layang kusus untuk motor dan sepeda, pasti bebas macet?
A : coba bayangkan, jika di jalan raya tidak ada motor yang berkeliaran, apakah jalanan masih macet? paling sedikit, kemacetan akan berkurang 50%. tentu anda akan nanya, lalu motornya kemana, ya, motor jalan di jalan layang khusus motor dan sepeda.
Q : Investasinya berapa besar?
A : diperkirakan 10% s/d 15% dari Jalan layang untuk mobil/truk per lajur.
Q : Butuh lahan banyak tidak?