Mohon tunggu...
Leo Kennedy
Leo Kennedy Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menanti Langkah Kuda Dedi Mulyadi di Jawa Barat

3 Desember 2017   06:44 Diperbarui: 3 Desember 2017   08:35 2104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


SANGAT menarik untuk menyimak langkah para calon kandidat yang akan berlaga di ajang Pilkada Jawa Barat. Sejauh ini ada tiga nama unggulan yang melekat di masyarakat Jawa Barat yaitu Ridwan Kamil, Dedy Mizwar, dan Dedi Mulyadi. Ketiga nama itu memiliki track record kepemimpinan yang baik. Namun, dari ketiga calon itu, kemungkinan head to head paling seru adalah antara Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi.

Di beberapa lembaga survey, kedua nama itu memiliki citra yang baik dan dinilai berhasil. Ridwan Kamil sukses membuat kota Bandung menjadi lebih rapi. Sedangkan Dedi Mulyadi berhasil menata kota Purwakarta menjadi lebih artistik. Maka tak mengherankan jika keduanya selalu bersaing di berbagai lembaga survey.

Sebut saja survey yang dilakukan oleh Index Politica. Sentimen pembicaraan di media sosial, Dedi Mulyadi mengungguli pesaing utamanya Ridwan Kamil dengan angka 30,18;7.62. Sedangkan Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, mendapatkan angka 15.47;5.12. Analisa Index Politica itu dilakukan pada bulan Maret 2017.

Berikutnya pada survey Indobarometer yang dilakukan oleh beberapa bulan lalu, Ridwan Kamil berhasil meraih posisi pertama dari sisi elektabilitas. Dedi Mulyadi berada di peringkat keempat dalam survey tersebut. Padahal sebenarnya kans Dedi untuk menempel ketat Ridwan Kamil masih sangat terbuka.

Mengapa demikian? Bila dibandingkan dengan Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi terlambat panas. Sejak awal publik Jawa barat lebih dulu mengenal Ridwan Kamil yang sukses besar menggelar Konfrensi Asia Afrika tahun 2015. Akibat gelaran itu, jumlah liker facebook Ridwan Kamil langsung meroket jauh meninggalkan jumlah liker facebook Dedi Mulyadi yang masih belum beranjak di angka 60 ribuan. Ridwan Kamil agaknya sangat paham betul untuk tetap mempertahankan popularitasnya tersebut. Dia makin sering muncul di media TV dan online sejak kesuksesan itu.

Tapi waktu terus bergulir. Perhatian publik kemudian teralihkan ke kabupaten kabupaten terkecil di Jawa Barat setelah Pangandaran bernama Purwakarta. Di kabupaten tersebut muncul sosok bernama Dedi Mulyadi. Dia terpilih menjadi Bupati Purwakarta periode 2008-2013 berpasangan dengan Dudung B Supardi. Periode berikutnya 2013-2018, Kang Dedi kembali terpilih menjadi bupati dan berpasangan dengan Dadan Koswara.

Selama menjabat Bupati Purwakarta, Kang Dedi membuat sejumlah kebijakan yang kotroversial. Di antaranya, larangan berpacaran atau bertamu di atas jam 9 malam. Bagi pelanggar atau masyarakat yang tidak patuh terhadap aturan tersebut, akan dihukum secara adat. Misalnya dengan diusir dari desanya dalam beberapa bulan, atau membayar denda dengan nominal yang ditentukan. Untuk itu, akan dipasang kamera pengintai CCTV di setiap perbatasan desa.

Popularitasnya makin menanjak saat Kang Dedi mencuri perhatian publik nasional dengan membuat tagline Purwakarta Istimewa. Tampaknya Kang Dedi cerdas memainkan narasi budaya secara konsisten, spektakuler dan mendunia. Salam sampurasun berhasil dikumandangkan dalam acara resmi PBB di atas podium PBB di New York tahun 2015.

Publik makin ternganga ketika Kang Dedi berhasil membuka bisnis sate maranggi di AS, dengan nama OMG (Original Maranggi Drill), menyelenggarakan beberapa festival budaya dan seni tingkat dunia di Purwakarta, membangun taman air mancur menari kelas dunia di Taman Sri Baduga, membangun banyak infrastruktur, dan lain sebagainya. 

Beberapa kebijakan dan gebrakan soft developmentnya makin membuatnya berkibar dan sohor. Media TV juga sudah sering mengundangnya dalam berbagai acara. Kemampuannya menjelaskan dan mencontohkan keunggulan budaya secara nyata baik secara lisan maupun dalam kebijakan publik makin diakui secara nasional.

Kang Dedi kemudian pintar memainkan peran sebagai orang yang teraniaya sehingga berhasil meraih simpati publik di Jawa Barat. Ini bisa terlihat dari keengganan Golkar untuk mengusungnya sebagai calon gubernur di Pilkada 2018 mendatang. Golkar  rupanya lebih kepincut dengan sosok Ridwan Kamil. Tentunya ini menutup peluang Kang Dedi maju di Pilgub Jabar nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun