Mohon tunggu...
Money

Aramco dan Hegemoni Dolar

28 Februari 2017   14:28 Diperbarui: 28 Februari 2017   14:36 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.finance.am/am/news/34576

By: Dasa Novi Gultom

Aramco Saudi, perusahaan minyak milik Arab Saudi. Dari namanya Aramco, Arabian American Oil Company, dapat dengan mudah ditebak sejarah dan kepentingan Aramco.

Simple-nya, Aramco didirikan Amerika Serikat untuk kepentingan minyak Saudi, saat ini dipegang Saudi dengan pengaruh maha besar dari Amerika Serikat.

Yup, melalui Aramco, Saudi dan USA sedang melakukan manuver dalam rentetan perang ekonomi global.

Kampanye perang yang semakin jelas, saat Al Saud bersama rekan teluk serta Amerika Serikat, sengaja membuat harga komoditas energi jatuh.

Harapannya, kampanye ini melemahkan Rusia, China, Iran, serta negara manapun yang dianggap musuh.

Sebelum menilik langkah go public perusahaan Aramco dan dampaknya, sebaiknya kilas balik sedikit sekuel perang ekonomi global dan hubungan antara Saudi dan USA.

PERANG EKONOMI

Amerika Serikat membanjiri dunia dengan produksi energinya seperti minyak bumi, gas alam, dan lainnya. Padahal sejak 1975 USA mengeluar kebijakan tidak mengekspor energi, administrasi Obama mencabut larangan tersebut. Alhasil, dunia kebanjiran minyak, hargapun turun, Amerika didaulat sebagai eksportir energi terbesar di dunia.

Awalnya, banyak yang tak menyadari perang ekonomi tersebut, organisasi penghasil minyak dunia (OPEC) sangat kelimpungan.

Namun yang membuat mereka terkejut adalah Saudi Arabia bersama Uni Emirat Arab dan Kwait tidak memotong kuota produksi untuk menggenjot harga minyak dunia.

Dampaknya pun segera dirasakan, Rusia mengalami krisis ekonomi, nilai mata uang Rubel jatuh sangat jauh dibandingkan Euro. Negara tersebut kehilangan sekitar 38 miliar dolar dari pendapatan energi akibat gelombang pertama perang ekonomi ini. Putin Dipaksa memotong anggaran belanja Rusia sekitar 10 persen.

Kajatuhan harga minyak sungguh dramatis, tidak sampai setahun komoditas ini nilainya telah turun lebih dari 50 persen. Ketika kejadian yg sama terjadi di era 1980-an, imperium Uni Soviet pun runtuh.

Sementara bagi China, semuanya sulit untuk diantisipasi, sebagian besar hasil lonjakan ekonomi China diinvestasikan untuk pembangunan ladang energi di hampir seluruh Afrika, beberapa negara arab,perairan internasional (Laut China Selatan termasuk dalam peta energi China) dan lainnya. Tentu saja nilai serta hasil investasi energi China juga ikut turun. Tiongkok jatuh dalam perlambatan ekonomi.

China harus terpuruk, pertumbuhan ekonominya saat ini terburuk dalam 25 tahun terakhir, setelah kehancuran pasca gagalnya reformasi Tian Nan Men 1990 lalu, yg berujung pada embargo barat.

Sekutu Rusia-China yang paling berdampak adalah Venezuela, yang hancur, inflasi akut, dan masuk kategori negara gagal, ini karena minyak adalah 96 persen penghasilan ekspor Venezuela.

PEMBALASAN RUSIA, CHINA, IRAN

Tentu saja perang kobaran Saudi-Amrik segera dijawab oleh blok Rusia, Iran, dan China. Mereka secara frontal akan membuat lawannya merasakan derita yang sama.

Saudi dan USA bagai disambar petir saat Rusia secara terbuka mempertahankan Assad Suriah. Bantuan armada tempur, pesawat, asistensi militer, dana, logistik dan sebagainya.

Perang semakin berat, biaya semakin bengkak, belum lagi Saudi yang membuka front tempur dengan tetangganya Yaman. Energi Al Saud terkuras, Saudi terpaksa memotong banyak anggaran demi menggemukkan postur militer.

Penghematan Saudi dan sekutu teluk dilakukan, Al Saud terpaksa menggunakan cadangan devisanya, bahkan melakukan hutang luar negeri.

PEMBALASAN MONETER

Tak sampai di situ, Rusia dan rekannya Tiongkok serta Teheran melakukan manuver moneter yang mengancam USA dan status quo kejayaan minyak Saudi.

No Dolar..!!! Ya, strateginya adalah menghancurkan penguasaan global oleh mata uang Dolar.

Mereka tidak akan menggunakan mata uang dolar amerika Serikat untuk transaksi minyaknya, yang dapat saja berimbas pada semua transaksi.

Aksi balasan tampak jelas, Iran meminta sisa hutang minyak beberapa negara dibayar menggunakan Euro, sebelum terkena embargo negara seperti Yunani, Itali, Belanda dan Jepang, belum sempat melunasi pembayaran minyak.

Yunani dan Itali, akan membayarkan sisa hutang sebesar 4 miliar dolar dengan menggunakan euro, Belanda dan Jepang juga telah sepakat untuk membayar menggunakan matauang Uni Eropa.

Tak berbeda, Rusia, dengan lantang juga meminta penggunaan mata uang Rubel dalam transaksi minyak di pasar internasional ICE London.

Belum cukup tekanan, Rusia telah meneken kesepakatan untuk menjual minyak kepada China, dengan menerima pembayaran dalam bentuk mata uang Yuan. Sebagai kunsumen energi terbesar di dunia, China, dapat menekan suplaier minyak yang lain untuk menerima Yuan sebagai pembayaran.

PETRO DOLAR

Mendunianya mata uang Dolar USA merupakan buah kerjasama antara Saudi dan amerika Serikat. Menunjukkan betapa keduanya merupakan sekutu terdekat.

Petrodolar merupakan kebijakan pembayaran transaksi minyak dunia dengan menggunakan dolar, diperkenalkan oleh penghasil minyak utama dunia, Arab Saudi.

Semuanya kembali sekitar Desember 1974, dalam pemerintahan Richard Nixon, Perbendaharaan Negara USA dan Perbendaharaan Negara Arab Saudi, menandatangani kesepakatan antara keduanya.

Dalam kesepakatan ini, Saudi akan membeli sekuritas atau surat utang negara yang diterbitkan oleh pemerintah USA. Dalam makna singkat, pemerintah USA tidak memiliki ketakutan akan defisit karena Saudi akan membeli surat hutang serta menerapkan Petrodolar.

Jadi penerbitan matauang dolar tidak hanya berdasarkan kekuatan cadangan emas USA namun juga berdasarkan besarnya kemampuan cadangan minyak Arab Saudi.

Setelah semua kesepakatan itu Arab Saudi meminta anggota OPEC menerapkan Petrodolar, setiap transaksi minyak dibayarkan menggunakan matauang dolar.

Sebagai balasannya, USA juga akan menyuplai senjata kepada Arab Saudi, tanpa menilai kebutuhan maupun penggunaannya. Bahasa mudahnya, Amerika Serikat akan mempertahankan rejim Al Saud apapun resikonya.

YUAN GUGAT DOLAR

China menyatakan nilai mata uang mereka Yuan, tidak lagi didasari dari Dolar Amerika, namun berdasarkan komoditas riil, emas.

Suatu manuver yang membuat merinding para taipan pengepul Dolar. Yuan baru pun digelontorkan pada 19 April tahun lalu, berdasarkan kemampuan emas China.

Suatu langkah nyata menghadapi perang ekonomi melalui kejatuhan harga minyak mentah global yang digaungkan USA - Saudi Cs terhadap Rusia - China Cs.

Dengan mata uang Yuan berbasis logam emas yang stabil, jelas memporak porandakan sistem penggunaan Dolar yang mendunia.

Bisa pilih sendiri Yuan dari emas atau Dolar yang berbasis minyak Saudi dan kertas kosong rating AAA plus.

Sesuatu yang lucu dan ironi, perang kejatuhan harga minyak untuk melumpuhkan China dan Rusia, namun kebalikannya membuat Petro-Dolar hilang kemampuan daya saing melawan strategi Yuan China yang didasari emas.

Tiongkok pun bertitah, bahwa Yuan baru tersebut tidak dapat ditukar dengan Dolar USA. Sadis-sadis empuk! Sadis bagi para taipan maupun negara pemegang Dolar, empuk bagi pembalasan Tiongkok.

Seluruh muka bumi saat ini dihadapkan dengan pilihan, menggunakan Dolar USA yang didukung minyak Saudi yang nyaris tak berharga lagi, atau Yuan China dengan kekuatan emas. Silahkan pilih!

Menyakitkan lagi, dengan Yuan baru, semua negara mempunyai opsi baru, namun segunung Dolar USA cadangan mereka tidak bisa diubah menjadi Yuan, karena jelas Tiongkok menolak, tak ingin Yuan emas mereka berubah menjadi gepukan Dolar kosong, apalagi China sendiri memiliki beberapa triliun cadangan dolar, ia sendiri ingin mengenyahkannya juga.

Seberapa besar keinginan berburu Yuan China? Tentu bergantung pada kapasitas transaksi dan perdagangan negara-negara dengan Tiongkok. Hakul yakin, dengan potensi pasar 2 miliar populasi, 1/3 penduduk muka bumi, menempatkan China dalam posisi teratas kepentingan ekonomi bilateral banyak negara. Jadi, Yuan Tiongkok adalah suatu yang tak terelakkan.

ARAMCO STRATEGI KESAKTIAN DOLAR

Tentu saja secara kasat mata, upaya Saudi memprivatisasi Aramco merupakan upaya memperoleh dana segar.

Namun dari rangkaian perseteruan di atas, dapat dengan mudah disimpulkan bahwa Aramco go public adalah siasat agar Dolar semakin sakti.

Dengan membeli saham Aramco, negara-negara dunia terikat dengan status quo petro dolar. Satu langkah bagi mengamankan Dolar dari serangan Rusia dan China.

Saat Dolar unggul maka USA jaya, demikian pula Arab Saudi, hegemoninya dibekingi oleh negara-negara yang kelak memiliki saham Aramco.

Efeknya, negara pemilik saham Aramco akan selalu berharap perusahaan tersebut stabil, mereka akan mendukung langsung dan tak langsung semua kebijakan Al Saud.

Termasuk kampanye perang yang menghancurkan Suriah dan Yaman. Ini menjadi ironi tragis, pundi keuntungan Aramco dipertahankan dengan mengorbankan ratusan ribu jiwa dari negara lainnya.

Di sisi lain, USA dan Saudi menawarkan semacam diplomasi pada rival mereka, Rusia dan Tiongkok. Jadilah bagian dari Aramco, nikmatilah kekayaan alam dunia, sepanjang jaga status quo.

Demikianlah kekuasaan dunia, yang rengkuh keuntungan dari bangsa-bangsa yang tak mampu melawan.

 

 

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun