Mohon tunggu...
Money Artikel Utama

Wabah Zombie Ekonomi Tiongkok

4 Maret 2016   15:39 Diperbarui: 4 Maret 2016   19:16 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semuanya berawal saat Tiongkok mengeluarkan kebijakan untuk mengantisipasi krisis keuangan 2008, pemerintah berupaya mempertahankan perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur dan industri berat, dengan memberikan stimulus sekitar $ 568 miliar saat itu.

Ternyata, akibat kelebihan produksi industri membuat Tiongkok masuk dalam kesulitan baru. Sejujurnya, langkah Tiongkok ini juga menyulitkan dunia, terutama negara yang berpegang pada industri dan pertambangan. Otomatis harga komoditas akan terus jatuh, realitas hukum supply-demand, dengan fakta komoditas tersebut tumpah ruah di Tiongkok dibanding permintaan dunia.

Bayangkan saja, sejak kejatuhan komoditas energi, banyak negara yang bergantung pada penghasilan minyak telah jatuh dalam petaka ekonomi, terutama Amerika Selatan. Yang teranyar adalah bangkrutnya Venezuela.

Apa lagi jika komoditas industri dan tambang menjadi murah, maka dunia akan berada dalam resesi global. Banyak sumber pendapatan negara yang akan terguncang, seperti Indonesia sektor Agroindustri Karet yang berantakan karena efek domino kebijakan ekonomi raksasa Tiongkok, ditambah hancurnya komoditas baku tambang, who knows?

Langkah Tiongkok

Menteri Sumber Daya Manusia Tiongkok, Yin Weimin, mengumumkan suatu kebijakan yang mungkin mimpi buruk bagi tenaga kerja Tiongkok. Negara tersebut akan merestrukturisasi sektor industri dan tambang, sekitar 1,8 juta tenaga kerja sektor tersebut akan dipotong. Langkah pahit bagi mengatasi zombie ekonomi.

Namun angka pemotongan tenaga kerja tersebut hanya gambaran permukaan, beberapa sumber tak resmi Tiongkok memperkirakan pemotongan tenaga kerja industri-tambang akan mencapai 6 juta orang.

Pemerintah Tirai Bambu telah menyiapkan sekitar $ 23 miliar untuk kompensasi hanya bagi tenaga kerja batu bara dan baja yang akan segera diputus hubungan kerja.

Pemotongan tersebut merefleksikan kejatuhan ekspor komoditas industri dan tambang Tiongkok untuk kebutuhan global. Secara kasar, setelah investasi berlebih pada industri-tambang, pemerintah selama ini merogoh kocek lebih dalam untuk mempertahankan sektor tersebut.

Enam juta manusia tanpa pekerjaan tentu merupakan katastropi, petaka sosial, dapat menjadi sumber instabilitas nasional Tiongkok. Apakah kita akan melihat kembali model pembenahan ala Mao? Mungkin masuk akal Tiongkok menerapkan padat karya melalui klon perusahaan negara, bahkan mengekspor tenaga kerjanya seantero Asia.

Tiongkok sendiri menyembunyikan frame waktu bagi merumahkan 6 juta tenaga kerjanya, menciptakan rasa was-was bagi banyak negara, karena jelas akan memengaruhi ekonomi global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun