Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Propaganda Demonisasi Senjata Para Pembantai

4 Februari 2016   16:33 Diperbarui: 5 Februari 2016   02:08 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pol Pot mengkampanyekan demonisasi terhadap pengetahuan, budaya, serta agama asing, ratusan ribu kaum terpelajar ditangkap, diperintahkan kerja paksa, dan kemudian dieksekusi. Upaya rejim Khmer Merah ini dikenal dengan sebutan "Killing Fields" atau ladang pembantaian. Sepanjang berkuasa Khmer Merah membantai sekitar 1,5 juta manusia yg dianggap tidak murni.

Pada abad 21 ini, pembantaian pada kelompok tertentu sedang terjadi. ISIS yang mendemonisasi etnik Yazidi sebagai penyembah setan, terus melakukan pembantaian pada kaum Yazidi. Diestimasi sekitar 5.000 Yazidi telah dieksekusi pasukan ISIS, aksi ini terus berjalan, ratusan ribu Yazidi melarikan diri dari tanah kelahiran mereka.

Dalam Demonisasi, aksi brutal bahkan menjadi sah, perempuan2 Yazidi diperjual belikan, dijadikan budak seks bagi pasukan ISIS. Organisasi teroris ini bahkan mengubur hidup2, memenggal, serta membakar warga Yazidi. Puluhan kubur massal terus ditemukan.

Demonisasi hanyalah menyebar kebencian, tidak ada kebaikan dalam propaganda yang sarat kebohongan. Begitu banyak nyawa tak berdosa dilenyapkan oleh doktrin ini.

Bagaimana dengan Indonesia? Sebaiknya kita membangun bangsa dan negara itikad baik, saling menghargai, hilangkan kebencian, terima perbedaan. Mendapat legitimasi atau tidak, sejarah dunia mencatat pernah terjadi penghilangan nyawa sekitar 500 ribu - 2 juta orang pada era 1960-an.

Secara sistematis, negara membuat keluarga dan keturunan dari golongan tertentu mendapat sejenis stigma, "Dosa Turunan". Demonisasi terjadi melalui berbagai corong, media massa, publikasi, film, musik, bahkan di Rumah Tuhan sekalipun.

Sebagai bangsa, sebaiknya kita saling memafkan, baik korban dan pelaku, bangunlah hari depan yg lebih baik. Semuanya tetap menjadi sejarah, cerminan bagi kita saat ini untuk membangun Indonesia. Kebencian dan kebohongan hanya merendahkan martabat manusia sebagai mahluk mulia.

Menjadi cerdas, berkemanusiaan, menuntun pada kata dan perbuatan yang bermanfaat. Begitu banyak demonisasi yang sedang terjadi pada kelompok/ golongan minoritas, janganlah menjadi bagian sejarah sebagai pembantai kemanusiaan, namun berbuatlah sesuatu agar dunia ini menjadi tempat yang aman dan lebih baik untuk ditempati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun