Mohon tunggu...
Money Pilihan

Perang Ekonomi Global, Duet USA - Saudi

3 Februari 2016   23:05 Diperbarui: 5 Februari 2016   02:34 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Opsi yang paling mungkin adalah perang sunyi yakni perang ekonomi, dan kampanye penurunan harga minyakpun dimulai.

Amerika Serikat membanjiri dunia dengan produksi energinya seperti minyak bumi, gas alam, dan lainnya. Padahal sejak 1975 USA mengeluar kebijakan tidak mengekspor energi, administrasi Obama mencabut larangan tersebut.

Alhasil, dunia kebanjiran minyak, hargapun turun, Amerika didaulat sebagai eksportir energi terbesar di dunia.

Banyak yang tak menyadari perang ekonomi tersebut, organisasi penghasil minyak dunia (OPEC) sangat kelimpungan. Namun yang membuat mereka terkejut adalah Saudi Arabia bersama Uni Emirat Arab dan Kwait tidak memotong kuota produksi untuk menggenjot harga minyak dunia.

Dampaknya pun segera dirasakan, Rusia mengalami krisis ekonomi, nilai mata uang Rubel jatuh sangat jauh dibandingkan Euro. Negara tersebut kehilangan sekitar 38 miliar dolar dari pendapatan energi akibat gelombang pertama perang ekonomi ini. Putin Dipaksa memotong anggaran belanja Rusia sekitar 10 persen.

Kajatuhan harga minyak sungguh dramatis, tidak sampai setahun komoditas ini nilainya telah turun lebih dari 50 persen. Ketika kejadian yg sama terjadi di era 1980-an, imperium Uni Soviet pun runtuh.

Mantan kepala perusahaan minyak BP, Nick Butler, menyatakan bahwa kejatuhan harga minyak dunia saat ini akan bertahan lebih lama jika dibanding era 1980-an.

Hal ini karena, lanjutnya, dalam dekade panjang harga minyak yg tinggi, hampir semua negara penghasil energi menginvestasikan keuntungannya untuk membangun ladang energi baru. Ini mengakibatkan produksi energi akan terus kontinyu dalam jumlah besar meskipun harga yg jatuh.

Pengamat lain, Leonardo Maugeri, mantan kepala perusahaan minya ENI Italia, bahkan dengan yakin menyatakan tidak ada yg dapat menghentikan fenomena terus jatuhnya harga minyak dunia.

Sebab utama terang Maugeri, karena negara kunci, Saudi Arabia, tidak berniat mengurangi produksi. Dia melanjutkan, keuangan Saudi akan sedikit berimbas, namun lawan2 Saudi akan berdampak jauh lebih buruk. Sekutu Arab USA mampu bertahan dalam kurun waktu beberapa tahun dalam harga energi yang anjlok karena kuatnya cadangan devisa luar negeri mereka.

Sementara untuk USA, Maugeri menyatakan bahwa tidak terlalu berdampak, karena Amerika menerapkan teknologi dan manajemen bisnis cerdas, untuk bermain dalam jatuhnya harga minyak dunia. Apa lagi pendapatan energi hanya berkontribusi sekitar 1 -2 persen dari pendapatan Amerika Serikat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun