Mohon tunggu...
Muhammad Ali Al - Jabbar
Muhammad Ali Al - Jabbar Mohon Tunggu... -

Biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilkada Putaran ke-2 "Pertarungan Antar Agama?"

2 September 2012   13:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:00 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia maya (khususnya akun dgn nama2 etnis dan agama tertentu), media massa, dan aktivis sekuler/liberal serta aktivis "kiri", disetiap kesempatan selalu menyampaikan bahwa PILKADA DKI ga ada hubungan nya dengan agama. "Kita tolak "SARA", "masyarakat sudah pintar dan tidak melihat faktor agama lagi melainkan melihat kemampuan sang cagup". Itu bisa kita santap setiap kali nonton TV, baca website, dsb.

Dari sisi ilmu komunikasi sudah jelas motif nya. Label pelaku SARA, fundamental, tidak modern, dsb, diberikan kpd mereka yg masih mementingkan faktor agama. Dan Motif lainnya adalah memvonis foke dengan label GAGAL.

Di sisi lain, begitu seringnya kita dengar ulama selalu berteriak bahwa penting nya faktor agama. Setiap kesempatan disampaikan. Di masjid, tabligh, dan berbagai mimbar lainnya. Mungkin bagi mereka yg paling penting adalah akidah.

Karna saya tidak pandai dalam agama, saya tulis apa yg saya dengar dari mereka. Mereka mengaku toleransi, siap bekerjasama dengan semua aliansi bangsa, dsb, tp syarat agama bagi seorang pemimpin adalah perintah Maha Kuasa.

Saya (penulis), coba berada ditengah-tengah (walau dalam teori media massa di kalangan nonpositivisme mengatakan; tidak mungkin seorang menulis tanpa ada subjektifitas)

Sulit memang. Saya memahami apa yg di rasakan etnis Tionghoa. Karena saya juga Tionghoa. Dan saya sangat tau apa yang ada dalam benak dan hati kaum ulama. Karna saya seorang Muslim (yg selalu mencari dan berharap ridho Ilahi). Dan saya mengerti apa yang ada dalam benak kaum sekuler dan liberal. Kerena saya sudah memperhatikan mereka sejak di bangku kuliah.

Oleh karna itu, pada kesempatan ini saya tidak menulis tentang kesuksesan Jokowi, tentang kehebatan Ahok, kisah-kisah heroik mereka yg mengharukan (seperti yg banyak di kompasiana). Saya juga tidak bicara kesuksesnya Foke selama menjabat. Apa saja prestasinya? Atau kegagalan nya. Membuka fakta2 perbuatan nya yang membuat Jakarta hancur lebur, diambang kehancuran ditangannya (FOKE), atau lainnya. Yang menjadi perhatian saya adalah benarkah PILKADA DKI ada hubungan nya dengan agam dan etnis? Atau istilah saya benarkah ini "Pertarungan antar agama?"

Untuk menjawab itu, saya membagi tipe pemilih menjadi tiga kelompok sbb :

1. Kelompok pemilih Islam
2. Kelompok pemilih Tionghoa dan Kristen
3. Kelompok pemilih yg tidak melihat faktor suku, etnis, dan agama. Tetapi melihat faktor pendidikan, prestasi, kemampuan, track record, dsb.

Kelompok 1 itu memang ada. Saya dengar dari tetangga, baca pernyatanan mereka (diwebsite, blog, selebaran dan media Islam), dan dengar langsung lewat ceramah2 dan hadir dalam majelis2. Saya tidak memaparkan alasan mereka. Apa dasar mereka. Apa ayat mereka. Benarkah pendapat mereka. Untuk hal itu silahkan cari sendiri. Saya hanya memastikan bahwa kelompok 1 itu memang ada. Kelompok 1 berprinsip faktor agama di atas segala2 nya. Analogi nya; lebih baik memilih CaGub "hancur" drpd harus memilih CaGub beragama non Islam krn itu melanggar akidah.

Siapah bilang kelompok 2 tidak ada!!!??? Kelompok ini ada mulai dari yang terorganisir sampai yg lahir atas kesadaran serta solidaritas. Wajar orang Tionghoa memilih Ahok. Dan wajar pula seorang Kristiani memilih Ahok. Dan ada yg memilih Jokowi karena ia seorang Jawa. Ini adalah solidaritas. Kebetulan mayoritas tetangga saya adalah etnis Tionghoa dan mereka rata2 umat Kristiani. Puluhan kali PEMILU digelar, mereka lebih banyan memilih golput. Dan pada PILKADA sebelumnya, mereka juga memilih golput. Alasannya beragam. Mulai tidak percaya terhadap tokoh, apatis, belum melihat calon yg bisa menampung inspirasi mereka, dsb. Tp pada PILKADA DKI putaran pertama yg lalu, mereka serentak keluar. Tidak hanya orang tua nya, tapi semua anggota keluarga yang sudah memiliki hak pilih keluar untuk berpartisipasi dalam pesta demokrasi tersebut. Dan diluar dugaan, pasangan Jokowi-Ahok menang telak di tempat saya dimana disana adalah basis nya pendukung Fauzi Bowo. Bahkan saya memprediksi kan bahwa ditempat saya Foke lah yang menang dimana konsolidasi masyarakat begitu "militan" disana. Hemat saya, kelompok ini tidak jauh berbeda dengan kelompok 1. Mereka sama2 Fanatik, fundamentalis, solidaritas terhada sesama, dll. Tp sekali lagi saya tidak menyalahkan kedua kelompok ini. Ini adalah hal yang wajar dalam ilmu sosial dan yang jelas ini adalah fakta sosial.

Kelompok 3 adalah mereka yang menganut demokrasi secara totalitas. Mereka adalah selompok sekuler. Mereka tidak setuju kalau. Dicampurkan nya antara politik dengan agama. Bagi mereka, agama adalah urusan pribadi individu kepada Tuhan. Agama tidak boleh di bawa ke rana sosial, budaya, politik, dan ekonomi.

PENGAMATAN

Kelompok 1 dengan terang dan terbuka menunjukkan sikapnya dalam PILKADA dengan menolak CaGub dan CaWaGub yang berama non-Muslim.

Sementara kelompok ke-2 melakukan hal yang sama dengan kelompok 1. Tapi mereka tidak secara terbuka karna bisa memicu situasi yang lebih panas dan berpotensi mempertajam konflik. Mereka lebih memilih "berkoalisi" dengan kelompok 3 dengan menghembus isu "anti SARA".

Yang sering berseteru selama ini adalah Kelompok ke-3 dan kelompok-2. Hal ini disebabkan mereka secara terang2an dan frontal menyatakan sikap nya masing-masing.

Jadi, apakah PILKADA DKI putaran -2 adalah pertarungan anta agama????

Jawabannya adalah TIDAK!!! bagi kelomopok 3. Dan jawabannya Iya!!! Bagi kelompok 1. Bagi kelopok 3??? Silakan jawab sendiri karna jawaban Ya atau Tidak akan menuai protes

PREDIKSI pemenang PILKADA putaran ke-II.

Sulit bagi saya memprediksi siapa pemenang nya. Yang pasti, pemenang nya tergantung pada kelompok ke-4 yaitu kelompok yang tidak saya masukkan diatas. Siapakah kelompok ini? Mereka adalah masyarakat awam yg kemaren golput. Walau secara etnis dan agama mereka dekat dengan kelopok 1, tapi mereka juga berpotensi masuk kedalam kelompok ke-3. Mereka lah pada akhirnya yang menentukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun