Mohon tunggu...
Leo Gunawan
Leo Gunawan Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar

Man Jadda wa Jada

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cipera dan Umbut: Mengenalkan Kuliner Halal dari Karo untuk Indonesia

6 September 2023   17:44 Diperbarui: 14 September 2023   18:06 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber : youtube - master chef indonesia)

Berbicara tentang laju modernitas, kita sudah tidak mungkin lagi menghambatnya, yang kita bisa lakukan sekarang adalah mencoba bersahabat dan sejalan dengannya, namun tanpa meninggalkan identitas kita sebagai bangsa yang berbudaya. Faktanya makanan tradisional kini mulai ditinggalkan atau tidak dikenal bahkan tidak digemari lagi, khususnya oleh para generasi muda. 

Dan ini bisa jadi menjadi permasalahan pelik dan menarik untuk diperhatikan. Pengenalan makanan tradisional kepada generasi muda diharapkan dapat menjadi penguatan identitas budaya lokal. Bisa dibayangkan jika tidak sejak dini maka  kedepan bisa jadi generasi muda lebih paham makanan Korea dari makanan Karo. Lebih mengerti Bulgogi dan Kimbap daripada makanan tradisional sendiri.

Mengenalkan makanan tradisional dalam bingkai kekinian dapat memicu ketertarikan. Dewasa ini, pengaruh modernitas makin melingkupi banyak hal dalam kehidupan. Dari mulai kita bangun tidur hingga kita tidur kembali, tidak ada hal yang tidak kita lakukan tanpa adanya pengaruh modernitas yang ada. Termasuk pula di dalam hal makanan. 

Makanan modern yang cepat dibuat dan cepat disajikan begitu banyak dan mudah kita dapatkan di banyak tempat seperti kafe, restoran, maupun di pusat perbelanjaan. Mengeja nama makanan modern saja mungkin agak sulit, namun sudah menjadi trend zaman sekarang agar dianggap kekinian oleh orang kebanyakan. 

Untuk itu kedepan semoga akan ada orang-orang yang tetap terus memberikan edukasi kepada masyarakat umum dan generasi muda agar kelak makanan tradisional dapat bersanding dengan makanan-makanan dari luar negeri, dan menjadi tren di berbagai kalangan di Indonesia, atau bahkan dunia.

Berbicara mengenai suatu daerah, pasti tidak akan lepas dari masakan khas. Begitu juga dengan Karo, Salah satu identitas Suku Karo yang belum hilang sampai saat ini dan memang tidak boleh hilang sampai kapanpun adalah kulinernya. Berbagai kuliner tradisional khas Karo masih tetap bisa kita temui diberbagai wilayah di Indonesia yang ditempati oleh orang Karo.

Kali ini penulis mengajak untuk melihat tontonan yang sudah lebih sepekan tayang di youtube kini sudah lebih sejuta kali dilihat yaitu sebuah ajang pencarian bakat bergengsi dalam bidang kuliner yaitu Master Chef Indonesia.

Kiki atau Rizky Saputra Singarimbun salah satu peserta di acara pencari bakat Master Chef Indonesia pada season 11 berhasil menuai berbagai pujian dari ketiga juri, bahkan Chef Arnold terlihat sangat menikmati makanan halal dari Karo bernama Cipera yang dipadukan dengan daging ayam dan sajian satu lagi makanan bernama Umbut. 

Karena tampilan dan rasanya yang unik dan menarik sehingga menggugah selera makan. Berkat kelezatan makanannya, Kiki berhak melaju ke babak boot camp. Tidak sampai di situ saja, kini namanya mulai dikenal oleh publik. Walau ada beberapa catatan dari para juri sebaiknya makanan tersebut lebih diberi “warna” agar lebih memanjakan mata para pencinta kuliner.

(Sumber : youtube - master chef indonesia)
(Sumber : youtube - master chef indonesia)

Cipera itu sendiri merupakan masakan khas Karo yang terbuat dari potongan ayam kampung termasuk leher, sayap, kaki, hati,ampela dan dimasak dengan tepung jagung sampai empuk dan berkuah kental. Tepung jagungnya harus dari bulir tua jagung Medan, agar menghasilkan kuah yang kental. Bulir jagungnya disangrai terlebih dulu, kemudian ditumbuk menjadi tepung. Tepung jagung inilah yang sebenarnya disebut cipera . 

Kuah kental ini bercitarasa pedas karena memakai cabe rawit, dan sedikit asam karena memakai asam cekala (dari buah kecombrang). Supaya pedasnya lebih menggigit dan mencuatkan karakter yang berbeda, ada juga yang menambahkan tuba (andaliman) sebagai bumbu. Selain ayam, juga dicampurkan jamur merang (atau jamur kuping dan jenis jamur lainnya) ke dalam kuah. Ayamnya dimasak hingga sangat lunak dan menyerap bumbu.

Menurut Kiki seorang kitchen helper di salah satu kafe di kota Medan masakan Cipera ini adalah makanan tradisional khas Karo yang hanya ada di acara-acara besar saja yang disajikan untuk bersenang-senang seperti saat acara pernikahan. Dan umbut makanan khas Karo yang selalu ada di waktu susah, seperti pada saat orang meninggal atau bencana alam karena bahannya mudah didapat.

Berbeda filosofi, Kiki kemudian menggabungkan cipera dan umbut dalam satu piring untuk dinikmati para juri. Sebuah plating yang sempurna. Makanan halal dari Karo untuk Indonesia .“Karena hidup itu penuh dengan suka dan duka". 

Semoga kuliner Indonesia semakin berjaya dan dikenal diseluruh dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun