Mohon tunggu...
Leny Yunita
Leny Yunita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Tugas UAS Islam dan Ilmu Sosial Humaniora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Paradigma Integrasi Islam dan Ilmu Sosial Humaniora di Bidang Geologi

16 Desember 2024   05:35 Diperbarui: 16 Desember 2024   05:31 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Geologi adalah cabang ilmu kebumian yang mempelajari Bumi beserta isinya, termasuk material, struktur, kerak bumi, serta sejarah dan evolusinya. Paradigma integrasi Islam dan ilmu sosial humaniora dalam geologi bertujuan mengharmonikan nilai-nilai keislaman dengan studi geologi sebagai ilmu alam. Hal ini diwujudkan dengan memahami geologi tidak hanya secara ilmiah, tetapi juga melalui perspektif spiritual, sosial, dan etika. Dalam konteks ini, geologi menjadi lebih dari sekadar pengetahuan teknis, melainkan juga sarana untuk memperdalam pemahaman tentang kebesaran Allah, menjaga keseimbangan ekologis, serta memberikan manfaat sosial yang berkelanjutan bagi umat manusia. Pendekatan epistemologi dalam geologi mencakup tiga aspek utama, yaitu bayani, burhani, dan irfani, yang menjelaskan hubungan antara ilmu, akal, dan keimanan:

Pendekatan Bayani

Dalam Islam, Al-Qur'an mengandung beberapa ayat yang berkaitan dengan ilmu geologi, yang sering menyinggung tentang penciptaan bumi, gunung, lapisan tanah, dan siklus alam. Beberapa di antaranya adalah: (QS. An-Naba': 6-7).

“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan, dan gunung-gunung sebagai pasak?”

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah menjadikan bumi sebagai tempat yang stabil dan gunung-gunung sebagai “pasak” atau penstabil bumi, yang dapat dihubungkan dengan konsep geologi mengenai peran gunung dalam menjaga kestabilan kerak bumi.

Pendekatan Burhani

Penerapan QS. An-Naba': 6-7 dalam kehidupan sehari-hari dapat dijelaskan melalui pendekatan burhani (rasional), yang menghubungkan kandungan ayat dengan ilmu pengetahuan dan praktik nyata:

a. Kesadaran akan Stabilitas Bumi

Gunung disebut sebagai "pasak" yang menstabilkan bumi. Dalam geologi, ini sesuai dengan peran gunung dalam menjaga keseimbangan lempeng tektonik dan mencegah pergeseran besar yang bisa menyebabkan gempa besar. Ayat ini mengajarkan manusia untuk menjaga lingkungan sekitar gunung agar tetap lestari.

b. Konservasi Lingkungan Gunung

Gunung memiliki fungsi ekologis, seperti sebagai daerah resapan air, habitat ekosistem, dan penjaga kestabilan tanah. Manusia diingatkan untuk tidak merusak gunung melalui deforestasi, penambangan ilegal, atau eksploitasi berlebihan, yang dapat memicu longsor, banjir, atau bencana lainnya.

c. Pengelolaan Risiko Bencana

Memahami fungsi gunung dan dinamika geologi membantu manusia dalam mitigasi bencana, seperti gunung berapi dan gempa bumi. Pengetahuan ini mendukung upaya mengurangi dampak bencana terhadap masyarakat, misalnya melalui pembangunan yang tahan gempa di sekitar daerah rawan.

d. Kesadaran Spiritual

Ayat ini juga mengingatkan manusia untuk merenungkan kebesaran Allah melalui penciptaan bumi dan gunung. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran untuk menjaga harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.

Penerapan nilai-nilai ini membantu menjaga keseimbangan ekologis sekaligus memanfaatkan ilmu geologi untuk kemaslahatan manusia.

Pendekatan Irfani

QS. An-Naba’: 6-7 dalam konteks geologi melibatkan pemaknaan mendalam tentang hubungan antara manusia, alam, dan Allah. Berikut manfaatnya:

a. Kesadaran akan Keagungan Allah

Gunung sebagai “pasak bumi” menggambarkan kekuasaan Allah yang menciptakan alam dengan keseimbangan sempurna. Ini mendorong rasa takjub, syukur, dan kerendahan hati terhadap kebesaran-Nya.

b. Refleksi Spiritual

Melalui pengamatan geologi, manusia diajak untuk merenungkan bahwa keberadaan gunung dan bumi bukan sekadar fenomena ilmiah, tetapi tanda kebijaksanaan Allah dalam mengatur alam semesta.

c. Harmoni dengan Alam

Pendekatan irfani mengajarkan manusia untuk tidak hanya memahami alam secara ilmiah, tetapi juga menghormatinya sebagai amanah Allah. Gunung bukan sekadar objek eksploitasi, tetapi bagian dari keseimbangan kehidupan yang harus dijaga.

d. Pengingat Keterbatasan Manusia

Studi geologi dengan pendekatan spiritual mengingatkan bahwa manusia hanyalah makhluk kecil dalam sistem alam yang besar, sehingga harus bertindak bijak dalam memanfaatkan dan menjaga bumi.

Pendekatan ini menanamkan kesadaran bahwa ilmu geologi tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga sarana mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun