Mohon tunggu...
Leny Mufarokah
Leny Mufarokah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kurangnya Pemahaman yang Mendalam tentang Islam yang Sejalan dengan Perkembangan Zaman pada Peserta Didik

28 Mei 2023   17:45 Diperbarui: 28 Mei 2023   17:55 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam era yang semakin berkembang ini, terdapat sebuah permasalahan yang mendalam dan perlu mendapat perhatian serius, yaitu kurangnya pemahaman yang mendalam tentang Islam yang sejalan dengan perkembangan zaman pada peserta didik. Seiring dengan kemajuan teknologi dan arus informasi yang tak terbatas, peserta didik dihadapkan pada berbagai pandangan, keyakinan, dan nilai-nilai yang beragam. Namun, penting bagi mereka untuk memiliki pemahaman yang kuat tentang agama Islam yang sesuai dengan konteks zaman mereka. Kurangnya pemahaman yang mendalam tentang Islam yang sejalan dengan perkembangan zaman pada peserta didik Beberapa masalah yang terkait dengan isu tersebut, antara lain: 

1. Ketidaksesuaian dengan konteks kehidupan anak

Materi ajar agama Islam seringkali belum menggambarkan hubungan antara ajaran agama dengan konteks kehidupan sehari-hari anak-anak. Kurangnya pemahaman praktis tentang bagaimana nilai-nilai agama Islam dapat diterapkan dalam kehidupan mereka membuat mereka kurang termotivasi untuk belajar dan mengamalkannya. 

Cara mengatasinya: 

* Menyajikan materi agama Islam dengan cara yang relevan dan kontekstual dengan kehidupan anak-anak.

* Menggunakan contoh-contoh konkret dan situasi yang ditemui anak-anak sehari-hari untuk memperjelas penerapan nilai-nilai agama Islam.

* Melibatkan anak-anak dalam diskusi dan proyek yang memungkinkan mereka menghubungkan ajaran agama dengan realitas kehidupan mereka sendiri. 

Dalil yang sesuai dengan masalah di atas yaitu Q.S Al-Baqarah ayat 286

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (QS. Al-Baqarah: 286) 

Dalil ini menggarisbawahi pentingnya menyampaikan ajaran agama Islam dengan mempertimbangkan kapasitas dan kesanggupan anak-anak. Dalam mengajarkan agama Islam pada anak sekolah, pendekatan yang disesuaikan dengan kemampuan mereka akan lebih efektif dalam membangun pemahaman yang relevan dan bermanfaat bagi kehidupan mereka. 

2. Kurangnya pendekatan berbasis nilai

Pendidikan agama Islam sering kali lebih berfokus pada pemahaman konseptual, seperti hafalan ayat-ayat Al-Quran dan hadis, tanpa memberikan penekanan yang cukup pada pembentukan karakter dan moralitas anak-anak. Kurangnya penekanan pada nilai-nilai Islam yang inklusif, seperti toleransi, kasih sayang, dan keadilan, dapat menyebabkan kurangnya kesadaran moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari anak-anak. 

Cara mengatasinya: 

* Mendorong refleksi dan diskusi mengenai nilai-nilai Islam yang relevan dengan situasi dan konteks masa kini.

* Mengintegrasikan pendekatan berbasis nilai dalam seluruh kurikulum pendidikan agama Islam, dengan memberikan perhatian pada pengembangan moral dan etika anak-anak.

* Memberikan contoh-contoh konkret dari kehidupan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat yang menunjukkan penerapan nilai-nilai Islam dalam praktek sehari-hari. 

Dalil yang sesuai dengan masalah di atas yaitu Q.S Al-Ahzab ayat 21 

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. Al-Ahzab: 21) 

Dalil ini menggarisbawahi pentingnya mempelajari dan meneladani contoh Rasulullah SAW dalam mengamalkan ajaran agama Islam. Dalam pendidikan agama Islam pada anak sekolah, mengambil teladan dari Nabi Muhammad SAW akan membantu mereka memahami dan menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari mereka. 

3. Tantangan dalam teknologi dan media sosial

Anak-anak saat ini terpapar dengan teknologi dan media sosial yang cenderung mempengaruhi persepsi mereka terhadap agama Islam. Informasi yang salah atau negatif dapat membingungkan dan mempengaruhi pemahaman mereka tentang agama. 

Cara mengatasinya: 

* Membekali anak-anak dengan literasi media dan kritis, agar mereka dapat menilai informasi yang mereka terima secara objektif.

* Mendorong anak-anak untuk mencari sumber informasi yang terpercaya dan menguji kebenaran informasi yang mereka temui di media sosial.

* Membangun pemahaman yang kokoh tentang ajaran agama Islam melalui pendekatan dialog dan diskusi terbuka tentang isu-isu agama yang kontroversial atau ambigu. 

Dalil yang sesuai dengan masalah di atas yaitu Q.S Al-Hujurat ayat 6

"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (QS. Al-Hujurat: 6) 

Dalil ini menekankan pentingnya kewaspadaan dan kecermatan dalam menerima informasi. Anak-anak perlu diajarkan untuk melakukan penelitian dan penilaian kritis terhadap informasi yang mereka terima, termasuk informasi tentang agama Islam, sehingga mereka tidak terjebak dalam pemahaman yang salah atau keliru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun